• Jum. Jul 11th, 2025

KowantaraNews

Kowantara News: Berita tajam, warteg jaya, UMKM tak terjajah!

بسبب تفشي كورونا.. العديد من القطاعات الاقتصادية في إندونيسيا تشهد ركودا / Akibat wabah virus corona, banyak sektor ekonomi di Indonesia mengalami resesi.

ByAdmin

Jul 10, 2025
Mukroni Ketua Kowantara menjelaskan Akibat wabah virus corona, banyak sektor ekonomi di Indonesia mengalami resesi. Foto Al Jazeera
Sharing is caring

Resesi Ekonomi di Indonesia Akibat Wabah Virus Corona: Dampak dan Tantangan

Jakarta, 10 Juli 2025 – Wabah virus corona (COVID-19) yang melanda dunia sejak akhir 2019 telah meninggalkan jejak yang mendalam pada perekonomian global, termasuk Indonesia. Di Indonesia, pandemi ini memicu resesi ekonomi yang signifikan, dengan berbagai sektor terdampak parah akibat pembatasan aktivitas sosial, penurunan daya beli masyarakat, dan gangguan rantai pasok global. Resesi yang terjadi pada 2020 dan dampaknya yang masih terasa hingga kini menjadi tantangan besar bagi pemerintah dan pelaku usaha untuk memulihkan roda perekonomian.

Pada puncak pandemi, pemerintah Indonesia menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai daerah untuk menekan penyebaran virus. Langkah ini, meskipun krusial untuk menyelamatkan nyawa, memiliki konsekuensi ekonomi yang berat. Sektor pariwisata, salah satu penyumbang devisa terbesar, mengalami kemerosotan drastis. Destinasi wisata seperti Bali, Yogyakarta, dan Lombok kehilangan pengunjung akibat pembatasan perjalanan dan penutupan bandara. Hotel, restoran, dan usaha kecil yang bergantung pada pariwisata terpaksa tutup atau beroperasi dengan kapasitas minimal. Menurut data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kunjungan wisatawan mancanegara turun hingga 80% pada 2020, menyebabkan kerugian miliaran dolar.

Sektor ritel dan perdagangan juga tidak luput dari dampak pandemi. Penurunan daya beli masyarakat akibat kehilangan pekerjaan atau pengurangan pendapatan membuat konsumsi rumah tangga, yang merupakan tulang penyokong ekonomi Indonesia, melemah. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 mengalami kontraksi sebesar 2,07%, angka terburuk sejak krisis finansial 1998. Banyak usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang merupakan tulang punggung ekonomi lokal, terpaksa gulung tikar karena tidak mampu bertahan di tengah menurunnya permintaan dan terbatasnya akses modal.

Sektor industri dan manufaktur juga menghadapi tantangan serius. Gangguan rantai pasok global menyebabkan kelangkaan bahan baku, sementara penurunan permintaan ekspor memperparah kondisi. Industri tekstil, otomotif, dan elektronik mengalami penurunan produksi signifikan. Data Kementerian Perindustrian menunjukkan bahwa utilisasi industri manufaktur turun di bawah 60% selama pandemi, jauh dari level normal di atas 70%. Hal ini memicu gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK), dengan jutaan pekerja kehilangan mata pencaharian.

Pemerintah berupaya meredam dampak resesi melalui berbagai stimulus ekonomi, seperti bantuan sosial, subsidi gaji, dan insentif pajak untuk UMKM. Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) diluncurkan untuk menjaga likuiditas pelaku usaha dan mendorong konsumsi masyarakat. Namun, efektivitas program ini terkendala oleh birokrasi, distribusi yang tidak merata, dan keterbatasan anggaran. Hingga 2025, pemulihan ekonomi masih berlangsung bertahap, dengan pertumbuhan ekonomi yang mulai membaik namun belum mencapai level pra-pandemi secara konsisten.

Meski tantangan masih besar, ada harapan untuk pemulihan yang lebih kuat. Digitalisasi ekonomi, yang dipercepat oleh pandemi, membuka peluang baru bagi UMKM untuk beralih ke platform daring. Sektor kesehatan dan teknologi juga menunjukkan pertumbuhan, didorong oleh meningkatnya permintaan akan layanan kesehatan dan inovasi digital. Namun, untuk kembali ke jalur pertumbuhan yang stabil, Indonesia perlu mengatasi ketimpangan ekonomi, memperkuat ketahanan sektor usaha, dan terus mendorong vaksinasi serta adaptasi terhadap kondisi pasca-pandemi. Solidaritas dan kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat menjadi kunci untuk bangkit dari resesi ini.

Lihat Galeri Kowantara

Lihat Youtube Kami

  • Vidio Lainnya

Pengusaha Warteg Sambut Positif Wacana Satu Harga Nasional Gas LPG 3KG | Halo Indonesia

Warteg tidak Boleh berada di IKN Ketua Koperasi Warteg Nusantara Ir. Mukroni mengambil Sikap

Harga Beras Melonjak dan Jadi Biang Kerok Inflasi, Pedagang Warteg Kurangi Porsi Nasi

Makan 20 Menit Susah Dijalankan Malah Jadi Candaan – Ironi Hari-Hari Ini (Part 7) | Mata Najwa

Aturan Makan di Warteg 20 Menit, Korwantara: Tidak Efektif Malah Dijadikan Meme

Koordinator Warteg Nusantara Keluhkan Dampak Kenaikan BBM & Elpiji | IBF tvOne

Duh! Gas 12 Kg Naik, Pengusaha Warteg Menjerit

Soal Aturan Makan 20 Menit di Warteg, Kowantara: Itu Kebijakan Ngawur

Kowantara Bantah Harga Bahan Pangan Turun | NEWS SCREEN 19/08/2022

Warteg Terancam Gulung Tikar di Tengah Pandemi – iNews Siang 26/01

25 Ribu Warteg di Jakarta Tutup Akibat Terdampak Pandemi COVID-19 – SIS 26/10

KORAN TEMPO MENULIS ACARA GEBYAR DANGDUT WARTEG PPWJ DI KARAWANG di TAHUN 2003

WARTEG DAN PILIHAN POLITIK DI PILPRES TAHUN 2009, PASANGAN JUSUF KALLA – WIRANTO

PEMBENTUKAN KOPERASI WARTEG NUSANTARA DISINGKAT KOWANTARA TAHUN 2011

25.000 WARTEG TUTUP, KOPERASI WARTEG NUSANTARA MINTA PEMERINTAH BERI INSENTIF

Kouta 75 Sertifikat Halal Gratis dari BSI untuk anggota Kowantara #warteg #kowantara

SUARA HAJI JENDERAL P. TNI WIRANTO DI GEBYAR DANGDUT WARTEG 3 DI BREBES TAHUN 2004

Efek PPKM, Omset Anjlok & Ribuan Warteg Gulung Tikar

IKN belum menerima warteg, kenapa yaah ? warteg kumuh, jorok ? #trending #warteg

Ucapan HUT Kowantara DKI JAKARTA ke 3 dari Bapak Wakil Gubernur DKI JAKARTA Bapak Reza Patria

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *