Klaim bahwa 25.000 warteg di Jakarta tutup akibat pandemi COVID-19 tampaknya kurang akurat berdasarkan data yang ada. Pandemi memang berdampak besar pada warteg di Jakarta dan wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), namun angka 25.000 penutupan lebih merujuk pada wilayah Jabodetabek secara keseluruhan, bukan hanya Jakarta.
Poin Utama:
- Penutupan di Jabodetabek: Menurut laporan dari Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara), sekitar 25.000 warteg di Jabodetabek diperkirakan tutup atau bangkrut selama pandemi, mewakili sekitar 50% dari 50.000 warteg di wilayah tersebut sebelum pandemi.
- Data Khusus Jakarta: Di Jakarta, jumlah penutupan lebih kecil. Pada 2020, sekitar 10.000 warteg (25% dari 40.000 warteg di Jabodetabek) dilaporkan terdampak parah, banyak yang tutup atau pindah ke daerah dengan sewa lebih murah seperti Bogor, Depok, atau Bekasi. Laporan 2024 menyebut sekitar 200 warteg di Jakarta Timur saja yang bangkrut, menunjukkan skala penutupan yang lebih kecil di kota ini.
- Penyebab Penutupan:
- Penurunan Pendapatan: Pendapatan warteg turun hingga 90% karena berkurangnya pelanggan, terutama pekerja kantoran dan buruh yang terdampak PHK atau kerja dari rumah.
- Biaya Sewa Tinggi: Banyak pemilik warteg tidak mampu memperpanjang sewa, terutama di Jakarta yang biaya sewanya lebih mahal.
- Kenaikan Harga Bahan: Harga bahan pokok seperti minyak goreng, ayam, dan sayuran melonjak, menambah beban finansial.
- Pembatasan Sosial: Kebijakan PPKM dan PSBB membatasi jam operasional dan kapasitas pelanggan, memperburuk pendapatan.
- Keraguan terhadap Data: Beberapa pihak, termasuk Kementerian Koperasi dan UKM serta CEO Wahyoo Peter Shearer, mempertanyakan akurasi angka 20.000–25.000 penutupan, menyebutnya sebagai estimasi yang perlu diverifikasi untuk penyaluran bantuan yang tepat.
- Upaya Penanganan: Sejumlah warteg beradaptasi dengan menawarkan penjualan daring atau ikut program makanan gratis untuk pekerja terdampak, didukung organisasi seperti Aksi Cepat Tanggap (ACT). Ada juga yang pindah ke lokasi dengan sewa lebih murah atau pulang ke kampung halaman.
Kesimpulan:
Angka 25.000 penutupan warteg kemungkinan merujuk pada wilayah Jabodetabek, bukan hanya Jakarta. Meski warteg di Jakarta menghadapi tantangan berat seperti penurunan pendapatan, biaya sewa tinggi, dan kenaikan harga bahan, jumlah penutupan di kota ini kemungkinan lebih rendah, sekitar 10.000–20.000 di seluruh Jabodetabek hingga pertengahan 2021. Data terbaru (misalnya, 200 penutupan di Jakarta Timur pada 2024) menunjukkan dampak yang masih berlanjut namun dalam skala lebih kecil. Untuk angka pasti, verifikasi lebih lanjut diperlukan karena beberapa sumber meragukan akurasi estimasi ini.
Foto Kowantara
- Vidio Lainnya
25 Ribu Warteg di Jakarta Tutup Akibat Terdampak Pandemi COVID-19 – SIS 26/10
KORAN TEMPO MENULIS ACARA GEBYAR DANGDUT WARTEG PPWJ DI KARAWANG di TAHUN 2003
WARTEG DAN PILIHAN POLITIK DI PILPRES TAHUN 2009, PASANGAN JUSUF KALLA – WIRANTO
PEMBENTUKAN KOPERASI WARTEG NUSANTARA DISINGKAT KOWANTARA TAHUN 2011
25.000 WARTEG TUTUP, KOPERASI WARTEG NUSANTARA MINTA PEMERINTAH BERI INSENTIF
Kouta 75 Sertifikat Halal Gratis dari BSI untuk anggota Kowantara #warteg #kowantara
SUARA HAJI JENDERAL P. TNI WIRANTO DI GEBYAR DANGDUT WARTEG 3 DI BREBES TAHUN 2004
Efek PPKM, Omset Anjlok & Ribuan Warteg Gulung Tikar
IKN belum menerima warteg, kenapa yaah ? warteg kumuh, jorok ? #trending #warteg
Ucapan HUT Kowantara DKI JAKARTA ke 3 dari Bapak Wakil Gubernur DKI JAKARTA Bapak Reza Patria