Di sebuah desa kecil bernama Sukamakmur, ada organisasi legendaris bernama KOWANTARA—Konfederasi Warga Ngantuk dan Takut Rame. KOWANTARA awalnya dibentuk untuk menjaga ketenangan desa, memastikan ayam-ayam berkokok tepat waktu, dan mencegah keributan akibat karaoke tetangga yang fals. Ketua KOWANTARA, Pak Joko, dikenal sebagai sosok karismatik yang selalu membawa tongkat kayu jati sebagai simbol wibawa. Namun, belakangan, desa heboh bukan karena Pak Joko mau digulingkan, melainkan karena sebuah insiden yang bikin semua anggota lupa tujuan mulia organisasi: perebutan ayam gebrek!
Ceritanya bermula saat Bu Marni, anggota KOWANTARA yang terkenal pelit, membawa seekor ayam gebrek ke rapat bulanan. Ayam gebrek ini bukan sembarang ayam. Bulunya mengilap seperti disemir, badannya montok, dan katanya, dagingnya bisa bikin orang lupa nama sendiri saking enaknya. Bu Marni bilang, ayam ini hadiah dari keponakannya di kota, tapi semua curiga itu cuma alasan supaya dia bisa pamer. “Ini ayam spesial, cuma ada satu di dunia!” ujar Bu Marni sambil mengelus ayam itu dengan penuh cinta, seolah-olah itu trofi Oscar.
Rapat yang seharusnya membahas jadwal ronda malam dan keluhan saluran irigasi mendadak berubah jadi arena debat. Pak Slamet, bendahara KOWANTARA, tiba-tiba berdiri dan berteriak, “Ayam itu harus jadi milik bersama! Kita potong, bagi rata, satu orang satu sayap!” Sontak, ruangan gaduh. Bu RT, yang terkenal doyan kuliner, langsung menimpali, “Sayap doang? Aku mau paha!” Sementara itu, Pak Udin, yang dikenal sebagai penutup rapat paling pendiam, malah ngotot minta jeroan. “Hati sama ampela buatku, biar kuah soto!” katanya dengan mata berbinar.
Pak Joko, sang ketua, berusaha menenangkan situasi dengan memukul-mukul meja pakai tongkat jatinya. “Saudara-saudara, fokus! Kita ini KOWANTARA, bukan klub pecinta ayam goreng!” Tapi sia-sia. Sorot mata anggota sudah seperti serigala kelaparan. Bahkan Mbak Sari, sekretaris yang biasanya kalem, tiba-tiba mengeluarkan kalkulator dan menghitung berapa potong ayam gebrek itu kalau dibagi 25 anggota. “Kira-kira cuma dapet 0,04 kilogram per orang, kurang puas!” keluhnya.
Kericuhan memuncak saat Bu Marni, dengan dramatis, memeluk ayam gebrek itu dan berlari keluar ruang rapat sambil berteriak, “Kalian tak akan sentuh anakku!” Adegan ini bikin semua orang bengong sejenak, sebelum akhirnya mereka berhamburan mengejar Bu Marni ke lapangan desa. Bayangkan, puluhan anggota KOWANTARA, mulai dari yang bawa golok dapur sampai yang cuma bawa sandal jepit, berlarian mengejar ayam yang kini kabur dari pelukan Bu Marni. Ayam gebrek itu, entah karena panik atau memang berjiwa bebas, berlari zig-zag seperti pemain bola, membuat para pengejar terpeleset di lumpur sawah.
Sementara itu, warga desa yang tak tahu apa-apa ikut nimbrung menonton. Ada yang bawa popcorn, ada pula yang merekam kejadian itu untuk diunggah ke grup WhatsApp desa dengan caption, “KOWANTARA krisis ayam!” Pak Joko, yang kini kehabisan tenaga mengejar, cuma bisa berdiri di pinggir sawah sambil mengelus tongkatnya, menggumam, “Ini organisasi apa pasar malam?”
Akhirnya, ayam gebrek itu tertangkap setelah terjebak di semak-semak. Tapi, alih-alih dipotong, ayam itu malah jadi maskot baru KOWANTARA. Namanya resmi jadi “Si Gebrek,” dan rapat berikutnya cuma bahas bagaimana bikin kandang mewah untuknya. Tujuan KOWANTARA? Oh, itu sudah lupa sejak ayam itu muncul. Kini, mereka cuma sibuk berebut siapa yang boleh kasih makan Si Gebrek tiap pagi. Desa Sukamakmur pun kembali tenang, tapi dengan cerita baru: KOWANTARA, konfederasi yang jatuh cinta pada ayam gebrek!
Foto Kowantara
- Vidio Lainnya
KORAN TEMPO MENULIS ACARA GEBYAR DANGDUT WARTEG PPWJ DI KARAWANG di TAHUN 2003
WARTEG DAN PILIHAN POLITIK DI PILPRES TAHUN 2009, PASANGAN JUSUF KALLA – WIRANTO
PEMBENTUKAN KOPERASI WARTEG NUSANTARA DISINGKAT KOWANTARA TAHUN 2011
25.000 WARTEG TUTUP, KOPERASI WARTEG NUSANTARA MINTA PEMERINTAH BERI INSENTIF
Kouta 75 Sertifikat Halal Gratis dari BSI untuk anggota Kowantara #warteg #kowantara
SUARA HAJI JENDERAL P. TNI WIRANTO DI GEBYAR DANGDUT WARTEG 3 DI BREBES TAHUN 2004
Efek PPKM, Omset Anjlok & Ribuan Warteg Gulung Tikar
IKN belum menerima warteg, kenapa yaah ? warteg kumuh, jorok ? #trending #warteg
Ucapan HUT Kowantara DKI JAKARTA ke 3 dari Bapak Wakil Gubernur DKI JAKARTA Bapak Reza Patria
Seneng banget baca konten kayak gini — bermanfaat tapi tetap fun. Di Kanal.id juga banyak yang suka bahas hal-hal menarik macam ini lho.