Efek PPKM: Omzet Anjlok, Ribuan Warteg di Jakarta Gulung Tikar
Pandemi COVID-19 dan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) telah menghantam sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), termasuk warung tegal (warteg) di Jakarta. Ribuan warteg terpaksa gulung tikar akibat omzet yang anjlok drastis, biaya operasional yang membengkak, dan tekanan ekonomi yang tak tertahankan. Dampak ini tidak hanya mengguncang para pemilik warteg, tetapi juga pekerja dan rantai pasok yang bergantung pada keberlangsungan usaha kuliner tradisional ini.
Menurut laporan Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara), sekitar 25.000 warteg di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) diperkirakan tutup selama pandemi, terutama pada puncak pembatasan PPKM di tahun 2020 hingga 2021. Di Jakarta sendiri, meskipun angka pastinya lebih kecil, dampaknya tetap signifikan. Sekitar 10.000 warteg di wilayah Jabodetabek dilaporkan terdampak parah, dengan banyak yang terpaksa tutup atau pindah ke daerah dengan biaya sewa lebih rendah seperti Bogor dan Depok. Pada 2024, laporan menyebutkan sekitar 200 warteg di Jakarta Timur saja telah bangkrut, mencerminkan tantangan yang masih berlangsung.
Penurunan omzet menjadi penyebab utama. Kebijakan PPKM, termasuk pembatasan jam operasional dan kapasitas pelanggan, membuat warteg kehilangan pelanggan utama, seperti pekerja kantoran dan buruh yang terdampak PHK atau bekerja dari rumah. Banyak warteg melaporkan penurunan pendapatan hingga 90%, dari rata-rata Rp3 juta per hari menjadi hanya Rp300.000. “Pelanggan sepi, banyak yang beralih ke makanan daring atau masak sendiri,” ujar seorang pemilik warteg di Jakarta Barat.
Selain itu, biaya sewa tempat usaha di Jakarta yang tinggi menjadi beban berat. Banyak pemilik warteg tidak mampu memperpanjang kontrak sewa, terutama di lokasi strategis. Kenaikan harga bahan baku, seperti minyak goreng, ayam, dan sayuran, juga memperparah situasi. Misalnya, harga minyak goreng yang melonjak hingga Rp20.000 per liter pada puncak pandemi membuat margin keuntungan semakin tipis. “Kami terpaksa menaikkan harga makanan, tapi pelanggan malah makin kabur,” keluh seorang pengusaha warteg.
Beberapa pihak, termasuk Kementerian Koperasi dan UKM serta CEO Wahyoo Peter Shearer, mempertanyakan akurasi angka 25.000 penutupan, menyebutnya sebagai estimasi yang perlu verifikasi. Namun, mereka sepakat bahwa dampak pandemi terhadap warteg sangat nyata. Untuk bertahan, sejumlah warteg beralih ke penjualan daring melalui platform seperti GoFood atau GrabFood. Ada pula yang bergabung dalam program sosial, seperti menyalurkan makanan gratis bagi pekerja terdampak, bekerja sama dengan organisasi seperti Aksi Cepat Tanggap (ACT). Meski begitu, tidak semua mampu beradaptasi. Banyak pemilik warteg memilih pulang kampung atau beralih profesi.
Pemerintah telah mencoba membantu melalui bantuan sosial dan kredit UMKM, tetapi distribusinya sering kali tidak merata. Para pelaku usaha berharap kebijakan yang lebih tepat sasaran untuk membantu warteg bangkit. Meski pandemi telah mereda, pemulihan sektor ini masih terhambat oleh daya beli masyarakat yang lemah dan persaingan ketat dengan kuliner modern. Warteg, sebagai ikon kuliner rakyat, kini berada di persimpangan: bertahan dengan inovasi atau tergerus zama
Foto Kowantara
- Vidio Lainnya
Kowantara Bantah Harga Bahan Pangan Turun | NEWS SCREEN 19/08/2022
Warteg Terancam Gulung Tikar di Tengah Pandemi – iNews Siang 26/01
25 Ribu Warteg di Jakarta Tutup Akibat Terdampak Pandemi COVID-19 – SIS 26/10
KORAN TEMPO MENULIS ACARA GEBYAR DANGDUT WARTEG PPWJ DI KARAWANG di TAHUN 2003
WARTEG DAN PILIHAN POLITIK DI PILPRES TAHUN 2009, PASANGAN JUSUF KALLA – WIRANTO
PEMBENTUKAN KOPERASI WARTEG NUSANTARA DISINGKAT KOWANTARA TAHUN 2011
25.000 WARTEG TUTUP, KOPERASI WARTEG NUSANTARA MINTA PEMERINTAH BERI INSENTIF
Kouta 75 Sertifikat Halal Gratis dari BSI untuk anggota Kowantara #warteg #kowantara
SUARA HAJI JENDERAL P. TNI WIRANTO DI GEBYAR DANGDUT WARTEG 3 DI BREBES TAHUN 2004
Efek PPKM, Omset Anjlok & Ribuan Warteg Gulung Tikar
IKN belum menerima warteg, kenapa yaah ? warteg kumuh, jorok ? #trending #warteg
Ucapan HUT Kowantara DKI JAKARTA ke 3 dari Bapak Wakil Gubernur DKI JAKARTA Bapak Reza Patria