Komunitas Warteg Nusantara Cerita soal Dampak Harga Beras Naik terhadap Omzet PedagangJakarta, 6 Juli 2025 – Kenaikan harga beras yang terus terjadi dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi beban berat bagi pedagang warung tegal (warteg) di Indonesia. Komunitas Warteg Nusantara (Korwantara) mengungkapkan bahwa lonjakan harga beras, terutama kualitas medium dan premium, berdampak signifikan terhadap omzet dan keberlangsungan usaha anggotanya. Ketua Korwantara, Mukroni, mengeluhkan bahwa kenaikan harga beras tidak hanya memengaruhi biaya operasional, tetapi juga memaksa pedagang menghadapi dilema antara menaikkan harga menu atau mengurangi porsi, di tengah daya beli masyarakat yang belum pulih sepenuhnya pasca pandemi.Pada 2022, Mukroni menyatakan bahwa harga beras medium naik sekitar Rp500 per kilogram, memaksa pedagang warteg merogoh kocek lebih dalam untuk kebutuhan bahan baku. Situasi memburuk pada 2024, ketika harga beras mencapai rekor tertinggi, dengan beras medium Rp14.000 per kilogram dan premium hingga Rp18.000 per kilogram. Kenaikan ini, yang dipicu oleh faktor seperti El Nino, penurunan produksi padi, dan tantangan logistik, membuat pedagang kesulitan mempertahankan margin keuntungan. Mukroni menjelaskan, warteg dengan omzet Rp2-3 juta per hari membutuhkan sekitar 15 kilogram beras, sementara yang beromzet Rp5 juta membutuhkan 25 kilogram. Kenaikan harga beras otomatis meningkatkan biaya operasional hingga 30-40%.
Pedagang warteg menghadapi pilihan sulit. Menurut Mukroni, menaikkan harga menu berisiko mengurangi pelanggan, terutama mahasiswa dan pekerja dengan anggaran terbatas. Sebagai solusi, banyak pedagang memilih mengurangi porsi nasi, meskipun ini juga memicu keluhan pelanggan. Seorang pedagang warteg bernama Fasiha di Kemayoran, Jakarta, mengaku “puyeng” karena harga beras per 50 kilogram melonjak dari Rp550.000 menjadi Rp650.000 pada 2024. Resa, pedagang lain di Gambir, bahkan menyebut harga pernah tembus Rp850.000 saat puncak El Nino. Meski harga beras mulai turun pada Maret 2024, tetap di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), menambah tekanan pada pedagang.
Korwantara juga menyoroti minimnya solusi jangka panjang dari pemerintah. Operasi pasar dan distribusi beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) oleh Bulog dinilai hanya solusi sementara. Mukroni menyarankan agar pemerintah memperbaiki rantai pasok dan berkolaborasi dengan pemasok lokal untuk menekan harga beras. Beberapa pedagang mencoba mencari sumber beras yang lebih terjangkau atau mengukur porsi dengan lebih teliti untuk meminimalkan pemborosan, tetapi ini tidak cukup mengatasi dampak kenaikan harga.
- Vidio Lainnya
Makan 20 Menit Susah Dijalankan Malah Jadi Candaan – Ironi Hari-Hari Ini (Part 7) | Mata Najwa
Aturan Makan di Warteg 20 Menit, Korwantara: Tidak Efektif Malah Dijadikan Meme
Koordinator Warteg Nusantara Keluhkan Dampak Kenaikan BBM & Elpiji | IBF tvOne
Duh! Gas 12 Kg Naik, Pengusaha Warteg Menjerit
Soal Aturan Makan 20 Menit di Warteg, Kowantara: Itu Kebijakan Ngawur
Kowantara Bantah Harga Bahan Pangan Turun | NEWS SCREEN 19/08/2022
Warteg Terancam Gulung Tikar di Tengah Pandemi – iNews Siang 26/01
25 Ribu Warteg di Jakarta Tutup Akibat Terdampak Pandemi COVID-19 – SIS 26/10
KORAN TEMPO MENULIS ACARA GEBYAR DANGDUT WARTEG PPWJ DI KARAWANG di TAHUN 2003
WARTEG DAN PILIHAN POLITIK DI PILPRES TAHUN 2009, PASANGAN JUSUF KALLA – WIRANTO
PEMBENTUKAN KOPERASI WARTEG NUSANTARA DISINGKAT KOWANTARA TAHUN 2011
25.000 WARTEG TUTUP, KOPERASI WARTEG NUSANTARA MINTA PEMERINTAH BERI INSENTIF
Kouta 75 Sertifikat Halal Gratis dari BSI untuk anggota Kowantara #warteg #kowantara
SUARA HAJI JENDERAL P. TNI WIRANTO DI GEBYAR DANGDUT WARTEG 3 DI BREBES TAHUN 2004
Efek PPKM, Omset Anjlok & Ribuan Warteg Gulung Tikar
IKN belum menerima warteg, kenapa yaah ? warteg kumuh, jorok ? #trending #warteg
Ucapan HUT Kowantara DKI JAKARTA ke 3 dari Bapak Wakil Gubernur DKI JAKARTA Bapak Reza Patria