• Sen. Des 29th, 2025

KowantaraNews

Kowantara News: Berita tajam, warteg jaya, UMKM tak terjajah!

Geliat Ekonomi di Wilayah Ekstrem: Sukses Hortikultura NTT dan Adaptasi Wisata Merapi

ByAdmin

Des 29, 2025
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com — Menutup tahun 2025, Indonesia menyajikan dua wajah alam yang kontras namun diikat oleh satu benang merah: ketangguhan ekonomi masyarakat dalam beradaptasi dengan lingkungan ekstrem. Di belahan selatan, para petani di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT), berhasil mengubah lahan kapur tandus menjadi lumbung hortikultura produktif. Sementara di Pulau Jawa, sektor pariwisata lereng Gunung Merapi tetap berdenyut kencang meski berdampingan langsung dengan ancaman erupsi vulkanik.

Di Desa Edalode, Kabupaten Rote Ndao, Ferdinan Tasi (57) menjadi saksi keberhasilan adaptasi agronomi tersebut. Di atas lahan berbatu karang yang kering, ia sukses memanen bawang merah dengan kualitas umbi yang padat dan aroma tajam. Meskipun akhir tahun biasanya menjadi periode rawan gagal panen akibat curah hujan tak menentu, strategi tanam di celah batuan dan pemanfaatan kotoran sapi sebagai pupuk alami terbukti ampuh. Produktivitas lahan di wilayah ini mencatatkan angka impresif, di mana satu hektar lahan cabai yang dikelola petani lain, Aren Alekson Zacharias, mampu menghasilkan hingga 7 ton dengan potensi laba bersih di atas Rp 200 juta.

Keberhasilan di tingkat tapak ini memberikan dampak makro yang signifikan. Pasokan bawang merah dan cabai dari Rote yang membanjiri Pasar Kasih di Kota Kupang pada Minggu (28/12) terbukti ampuh meredam gejolak harga jelang Tahun Baru. Harga bawang merah dilaporkan turun drastis dari Rp 50.000 menjadi Rp 40.000 per kilogram segera setelah pasokan tiba. Hal ini sejalan dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) NTT yang mencatat inflasi November 2025 terkendali di angka 2,40 persen, sebuah capaian yang didukung oleh stabilitas harga pangan lokal. Meski demikian, tantangan logistik masih membayangi; gelombang tinggi mencapai 2,5 meter di perairan Kupang-Rote kerap menghambat feri, memaksa petani bertaruh melawan waktu agar hasil panen tidak membusuk sebelum tiba di pasar.

Bergeser ke utara, ketangguhan serupa diuji oleh aktivitas geologis. Pada Sabtu siang (27/12), Gunung Merapi kembali menunjukkan aktivitasnya dengan meluncurkan Awan Panas Guguran (APG) sejauh 2 kilometer ke arah hulu Sungai Krasak dan Boyong. Kejadian pukul 11.31 WIB ini sempat memicu kepanikan wisatawan di area Bunker Kaliadem yang berada dekat dengan zona bahaya, serta menyebabkan hujan abu tipis di wilayah Cepogo, Boyolali.

Tinjauan Akhir Tahun 2025: Antara Kilau Komoditas, Belanja Cerdas AI, dan Tekanan Daya Beli

Namun, alih-alih melumpuhkan ekonomi, fenomena ini justru menunjukkan kematangan manajemen risiko bencana. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dengan cepat memastikan bahwa destinasi wisata di luar radius bahaya 5-7 kilometer tetap aman untuk dikunjungi. Para pelaku wisata jip “Lava Tour” merespons dengan disiplin tinggi, menjadikan luncuran awan panas sebagai atraksi visual yang dinikmati dari jarak aman, menjaga roda ekonomi tetap berputar di tengah status Siaga (Level III).

Kedua fenomena di penghujung 2025 ini menegaskan bahwa baik di tanah kapur Rote maupun di lereng api Merapi, masyarakat Indonesia telah menemukan cara untuk hidup harmoni dengan risiko, mengubah tantangan alam menjadi peluang keberlanjutan ekonomi. By Mukroni

  • Berita Terkait :

Tinjauan Akhir Tahun 2025: Antara Kilau Komoditas, Belanja Cerdas AI, dan Tekanan Daya Beli

Perbankan Pastikan Ketersediaan Uang Tunai dan Layanan Digital Selama Nataru 2025

Alarm Ekonomi: Rupiah Tembus Rp 16.700, Sinyal Bahaya Berlanjut hingga 2026

Butuh Setahun untuk Pulihkan Mata Pencarian Petani Padi di Sumatra

Ironi Negeri Kelapa: Ekspor Melambung 143%, Rakyat Tercekik Kenaikan Harga dan Kelangkaan Pasokan

Pemerintah dan Swasta Bersinergi, Targetkan 1,1 Juta UMKM Naik Kelas Pasca-Kunjungan UNSGSA

Mulai Hari Ini! Kereta Petani & Pedagang Rp3.000 Bisa Bawa 2 Koli Sayur-Buah

UMKM Masih Sulit Masuk Stasiun & Bandara, Sewa Mahal Jadi Biang Kerok

Resmi: Bentuk Koperasi Merah Putih Jadi Syarat Wajib Cairkan Dana Desa Tahap II

“Malu Makan Tempe Impor!” Titiek Soeharto Sentil Ketergantungan 90% Kedelai dari AS

Indonesia Terancam Impor 2,9 Juta Ton Kedelai di 2026 gara-gara Makan Bergizi Gratis

Libur Natal & Tahun Baru Makin Hemat: Tiket Pesawat, Kereta, Kapal & Penyeberangan Didiskon Besar

UMKM Dapat Kepastian Pajak 0,5% Selamanya, Tapi Usaha Besar Tak Bisa Lagi “Ngumpet”

Warteg Online: Nasi Orek Tempe UMKM vs. Menu Impor Shopee, Lazada, dan TikTok Shop

Rupiah Goyang, Defisit Melebar: APBN 2025 Tetap Santai kayak di Warteg!

IHSG Ngebut ke 7.300: Cuan di Pasar, Makan di Warteg Tetap Enak!

Gas 3 Kg Satu Harga: Warteg Tetap Ngegas, Harga Tabung Nggak Bikin Mewek!

Impor Longgar, Waralaba Ngacir: Ekonomi RI Siap Gebrak dari Warteg!

Gig Economy: Bekerja Bebas, Tapi Jangan Sampai ‘Bebas’ dari Perlindungan Seperti Warteg Tanpa Lauk!

Indonesia-Rusia Kolplay Digital: 5G Ngegas, Warteg Go Online, Tapi Awas Jangan Kejebak Vodka Virtual!

Rupiah Goyang, Minyak Melayang: Warteg Tetap Jualan, Tapi Porsi Menciut!

Gula Manis di 2025: Warteg Senyum, Harga Tetap, Tapi Gula Ilegal Bikin Was-was!

TikTok Beli Tokopedia: KPPU Kasih PR Biar Gak Jadi ‘Raja Monopoli’ di Warteg Digital!

Dari Karyawan Kena PHK ke Ojol TikTok: Ngegas di Jalan, Ngevlog di Layar, Makan di Warteg!

Sawit Dunia Lagi Susah, Warteg Tetap Jualan Tempe dengan Percaya Diri!

Sawit Dijegal, Kedelai Meroket: Warteg Cuma Bisa Jual Telur Ceplok?

Sawit Susah Masuk Eropa, Warteg Tetap Jual Gorengan Tempe!

Warteg vs Nimbus: Orek Tempe Tetap Juara, Masker Jadi Pelengkap!

Bank Dunia Bikin Panik: 194 Juta Orang Indonesia Jadi ‘Miskin’, Warteg Jadi Penutup atau Penutup Dompet?

Beras Naik, Dompet Menjerit: Tarif AS, Krisis Jepang, dan Warteg Nusantara Ketar-Ketir!

Ekonomi RI 2025: Ngegas 5,2%, Rem Kepencet Jadi 4,7%, Warteg Tetap Jadi Penolong Daya Beli!

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *