• Sel. Jul 15th, 2025

KowantaraNews

Kowantara News: Berita tajam, warteg jaya, UMKM tak terjajah!

Indonesia di Ambang Resesi: Keyakinan Konsumen Rontok, Ekonomi Terpuruk ?

ByAdmin

Jul 15, 2025
Gambar Ilustrasi Grafik Penurunan Ekonomi. Gambar AI Kowantaranews.com
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com – Indonesia tengah menghadapi badai ekonomi yang mengkhawatirkan. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang terus merosot menjadi sinyal kuat bahwa perekonomian nasional berada di ujung tanduk. Data terbaru menunjukkan IKK anjlok dari 126,4 pada Februari 2025 menjadi 121,1 pada Maret 2025, level terendah sejak November 2024. Meski masih di atas ambang optimisme (100), tren penurunan ini mencerminkan kekhawatiran masyarakat terhadap pendapatan, lapangan kerja, dan daya beli yang semakin tergerus. Jika tidak segera ditangani, ancaman resesi di paruh kedua 2025 kian nyata.

Kegagalan Musim Konsumsi dan Gelombang PHK

Biasanya, periode Ramadan dan Lebaran menjadi pendorong utama konsumsi domestik. Namun, pada 2025, momen ini gagal memicu pertumbuhan. Deflasi sebesar -0,76% pada Januari dan -0,02% pada Februari justru menandakan kolapsnya daya beli masyarakat. Lebih mengkhawatirkan, gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terus menghantui. Pada Februari 2025 saja, 60.000 pekerja kehilangan pekerjaan, menyusul 77.965 PHK sepanjang 2024 dan tambahan 3.325 PHK pada Januari 2025. Banyak pekerja yang terdampak terpaksa beralih ke sektor informal dengan upah rendah dan tanpa jaminan sosial, memperparah ketidakstabilan ekonomi keluarga.

Kelas menengah, yang selama ini menjadi tulang punggung konsumsi domestik, kini menyusut drastis. Proporsinya turun dari 21,45% pada 2019 menjadi hanya 17,13% pada 2024. Penurunan tabungan kelas menengah-bawah, sebagaimana dicatat Indeks Pengeluaran Mandiri (dari 84,4 pada 2024 ke 79,8 pada 2025), menunjukkan bahwa masyarakat kini terpaksa menggunakan tabungan untuk kebutuhan sehari-hari, bukan untuk investasi atau konsumsi jangka panjang.

Stagnasi Ekonomi dan Krisis Sektor Riil

Pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat signifikan. Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan I-2025 hanya tumbuh 4,87%, turun dari 5,02% pada triwulan sebelumnya. Konsumsi rumah tangga, yang menyumbang 54,53% PDB, hanya tumbuh 4,89%, angka terendah dalam lima triwulan terakhir. Sektor manufaktur, pilar penting perekonomian, mengalami kontraksi parah. Indeks Manajer Pembelian (PMI) mendekati level terburuk sejak pandemi COVID-19, tertekan oleh lesunya permintaan baru.

Sementara itu, tekanan eksternal memperburuk situasi. Tarif ekspor sebesar 32% yang dikenakan Amerika Serikat untuk produk Indonesia telah memukul neraca dagang. Pelemahan rupiah ke level Rp16.500 per dolar AS meningkatkan biaya impor, terutama untuk industri yang bergantung pada bahan baku luar negeri. Deflasi tahunan sebesar -0,09% pada Februari 2025, yang merupakan yang pertama dalam 25 tahun, menjadi indikator bahwa daya beli masyarakat telah mencapai titik terendah.

Kegagalan Stimulus dan Tantangan Kebijakan

Upaya pemerintah untuk meredam krisis belum membuahkan hasil. Bantuan sosial gagal menjangkau kelas menengah, padahal kelompok ini menyumbang 60% konsumsi nasional. Pemotongan suku bunga Bank Indonesia ke level 5,75% juga tidak cukup mendorong aktivitas ekonomi karena biaya pinjaman riil tetap tinggi. Krisis ini menuntut langkah darurat yang lebih agresif.

Solusi dan Harapan ke Depan

Pemerintah perlu segera memperluas bantuan tunai bersyarat untuk kelas menengah-bawah, misalnya melalui voucher konsumsi digital untuk kebutuhan pokok. Program padat karya, seperti proyek infrastruktur dan energi terbarukan, harus dipercepat untuk menyerap tenaga kerja yang terdampak PHK. Dalam jangka panjang, reformasi struktural seperti pengendalian impor ilegal, diversifikasi ekspor non-komoditas, dan penguatan UMKM melalui akses pembiayaan serta platform digital menjadi krusial. Bank Indonesia juga perlu memperkuat stabilisasi rupiah melalui intervensi pasar valas dan kerja sama internasional.

Kredit Perbankan Anjlok, Daya Beli Ambruk: Benarkah Masyarakat Beralih ke Gym demi Kesehatan?

Tanpa terobosan fundamental, Indonesia berisiko terjebak dalam resesi yang lebih dalam. Koordinasi antara pemerintah, Bank Indonesia, dan sektor swasta menjadi kunci untuk mengembalikan kepercayaan konsumen dan menyelamatkan ekonomi dari stagnasi. Masyarakat kini menanti langkah nyata agar Indonesia tidak hanya bertahan, tetapi bangkit kembali. By Mukroni

  • Berita Terkait :

Kredit Perbankan Anjlok, Daya Beli Ambruk: Benarkah Masyarakat Beralih ke Gym demi Kesehatan?

Optimisme Ekonomi Indonesia 2025: Masih Bertahan atau Mulai Runtuh?

Swasembada Pangan 2026: Anggaran Membengkak, Target Berantakan, Harga Pangan Masih Melambung?

Tarif AS 32% Ancam Jutaan Pekerja Indonesia: Bisakah Insentif Selamatkan Industri Padat Karya?

Tarif Trump 32%: Indonesia di Ujung Tanduk atau Peluang Emas?

8,7 Juta Pekerja Masih Menanti BSU: Verifikasi Molor, Janji Pemerintah Terhambat!

Warteg Online: Nasi Orek Tempe UMKM vs. Menu Impor Shopee, Lazada, dan TikTok Shop

Rupiah Goyang, Defisit Melebar: APBN 2025 Tetap Santai kayak di Warteg!

IHSG Ngebut ke 7.300: Cuan di Pasar, Makan di Warteg Tetap Enak!

Gas 3 Kg Satu Harga: Warteg Tetap Ngegas, Harga Tabung Nggak Bikin Mewek!

Impor Longgar, Waralaba Ngacir: Ekonomi RI Siap Gebrak dari Warteg!

Gig Economy: Bekerja Bebas, Tapi Jangan Sampai ‘Bebas’ dari Perlindungan Seperti Warteg Tanpa Lauk!

Indonesia-Rusia Kolplay Digital: 5G Ngegas, Warteg Go Online, Tapi Awas Jangan Kejebak Vodka Virtual!

Rupiah Goyang, Minyak Melayang: Warteg Tetap Jualan, Tapi Porsi Menciut!

Gula Manis di 2025: Warteg Senyum, Harga Tetap, Tapi Gula Ilegal Bikin Was-was!

TikTok Beli Tokopedia: KPPU Kasih PR Biar Gak Jadi ‘Raja Monopoli’ di Warteg Digital!

Dari Karyawan Kena PHK ke Ojol TikTok: Ngegas di Jalan, Ngevlog di Layar, Makan di Warteg!

Sawit Dunia Lagi Susah, Warteg Tetap Jualan Tempe dengan Percaya Diri!

Sawit Dijegal, Kedelai Meroket: Warteg Cuma Bisa Jual Telur Ceplok?

Sawit Susah Masuk Eropa, Warteg Tetap Jual Gorengan Tempe!

Warteg vs Nimbus: Orek Tempe Tetap Juara, Masker Jadi Pelengkap!

Bank Dunia Bikin Panik: 194 Juta Orang Indonesia Jadi ‘Miskin’, Warteg Jadi Penutup atau Penutup Dompet?

Beras Naik, Dompet Menjerit: Tarif AS, Krisis Jepang, dan Warteg Nusantara Ketar-Ketir!

Ekonomi RI 2025: Ngegas 5,2%, Rem Kepencet Jadi 4,7%, Warteg Tetap Jadi Penolong Daya Beli!

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *