• Jum. Des 6th, 2024

KowantaraNews

RINGKAS DAN TAJAM

Ternyata Pengusaha Ini ! Yang Menggeser Orang Terkaya Di Indonesia

ByAdmin

Des 26, 2022
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com  Low Tuck Kwong kini menjadi orang terkaya di Indonesia. Ia menyalip dua bersaudara bos Djarum Budi Hartono dan Michael Hartono.

Berdasarkan data Real-Time Billionaires List Forbes, Low Tuck Kwong berada di posisi teratas dalam pencarian orang terkaya di Indonesia dalam daftar tersebut. Low Tuck Kwong memiliki kekayaan US$ 25,5 miliar atau Rp 397,80 triliun (kurs Rp 15.600).

Lalu, siapa Low Tuck Kwong? Dikutip dari Forbes, Senin (26/12/2022), Low Tuck Kwong dikenal sebagai raja batu bara. Pria kelahiran Singapura ini merupakan pendiri Bayan Resources yakni perusahaan tambang Indonesia.

Selain itu, ia juga mengendalikan perusahaan yang bergerak di bidang energi baru terbarukan Singapura, Metis Energy yang sebelumnya dikenal Manhattan Resources. Low Tuck Kwong memiliki peran di The Farrer Park Company, Samindo Resources dan Voksel Electric.

Tak cuma itu, ia juga terlibat di SEAX Global yang membangun sistem kabel bawah laut untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia dan Malaysia.

Sebelum menjadi orang terkaya seperti sekarang, Low Tuck Kwong bekerja di perusahaan konstruksi ayahnya saat remaja. Kemudian, ia memutuskan untuk pindah ke Indonesia pada 1972 untuk mendapatkan kesempatan yang lebih baik.

Di Indonesia, Low mengawali bisnis sebagai kontraktor bangunan. Namun, kejayaan ia raih setelah berhasil membeli tambang pertamanya pada 1997.

Sementara, dikutip dari laman Bayan Resources, pada 1973 Low Tuck Kwong mendirikan PT Jaya Sumpiles Indonesia (JSI) yakni kontraktor pekerjaan tanah, pekerjaan sipil dan struktur kelautan. Perusahaan dengan cepat menjadi pelopor dalam pekerjaan pondasi tiang pancang yang kompleks dan kontraktor terkemuka di Indonesia pada periode 1980 dan 1990-an.

Pada 1988, JSI masuk ke kontrak tambang batu bara dan menjadi kontraktor tambang terkemuka ketika Low Tuck Kwong mengakuisisi PT Gunung Bayan Pratamacoal (GBP) dan PT Dermaga Perkasapratama (DPP) pada 1998. Pada saat GBP belum memulai penambangan dan Terminal Batubara Balikpapan di bawah DPP memiliki kapasitas 2,5 juta ton per tahun.

Di bawah Low Tuck Kwong, Bayan Group bertransformasi menjadi perusahaan tambang batu bara. Bayan Group dibentuk melalui sejumlah akuisisi strategis di sektor batu bara. ***

Foto VOI

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *