Jakarta, Kowantaranews.com – Senin pagi, 1 Desember 2025, Stasiun Merak dan Rangkasbitung ramai luar biasa. Ribuan petani cabai, tomat, ikan asin, serta pedagang kecil berbondong-bondong mengantre sejak pukul 03.30 WIB demi menjajal layanan baru: Kereta Petani dan Pedagang yang resmi beroperasi hari ini dengan tarif flat Rp3.000 sekali jalan, termasuk angkut dua koli hasil bumi.
“Biasanya saya habis Rp120.000 sewa pikap kecil dari Merak ke Pasar Induk Rau, Serang. Sekarang cukup Rp3.000, cabainya juga tetap segar karena tidak terjemur di jalan,” ujar Maman (52), petani asal Kecamatan Cilegon yang mengangkut 2 karung cabai rawit merah dengan kereta perdana KA 1231 relasi Merak–Rangkasbitung yang berangkat pukul 05.15.
Kereta ini merupakan inovasi KAI Commuter bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan melalui skema Public Service Obligation (PSO). Satu rangkaian KRL seri 05 yang dimodifikasi khusus kini hanya memiliki 73 kursi penumpang—sisanya lantai datar seluas 60 m² untuk menampung barang dagangan.
Setiap hari tersedia 14 perjalanan penuh (7 PP) mengikuti pola Commuter Line Merak existing, mulai 04.30 hingga 20.45 WIB. Penumpang cukup membawa KTP, daftar gratis di loket, langsung dapat Kartu Petani dan Pedagang yang memungkinkan:
Booking tiket mulai H-7
Masuk ruang tunggu 2 jam sebelum keberangkatan
Prioritas tempat sampai kuota habis
Bagi yang belum punya kartu, tetap bisa beli tiket go-show di hari H selama kursi dan space barang masih tersedia.
Direktur Utama KAI Commuter, Asdo Artriviyanto, menjelaskan bahwa barang bawaan dibatasi maksimal 2 koli berukuran 100×40×30 cm per orang. “Kami larang keras benda berbau menyengat seperti durian utuh atau petis yang terlalu tajam, juga hewan hidup dan bahan berbahaya,” tegasnya saat melepas keberangkatan perdana di Stasiun Rangkasbitung.
Di hari pertama, animo melebihi ekspektasi. Hingga pukul 09.00 WIB, lebih dari 2.800 kartu telah terbit di kedua stasiun ujung. Antrean pendaftaran bahkan mengular hingga luar halte.
UMKM Masih Sulit Masuk Stasiun & Bandara, Sewa Mahal Jadi Biang Kerok
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang hadir langsung menyatakan layanan ini adalah bukti negara hadir untuk petani kecil. “PSO 2025 kami alokasikan Rp187 miliar khusus untuk kereta ini. Harapannya inflasi pangan Banten bisa turun 0,3–0,5% karena biaya logistik terpangkas drastis,” katanya.
Ke depan, rute akan diperpanjang bertahap hingga Tanah Abang pada triwulan II-2026, dengan integrasi tiket satu kali bayar. Untuk mencegah penyalahgunaan oleh calo barang besar, pemerintah mempertimbangkan batas maksimal 30 kali perjalanan PP per bulan per kartu.
Hari ini, senyum petani Banten lebih lebar dari biasanya. Dengan hanya Rp6.000 pulang-pergi, hasil bumi mereka kini bisa sampai ke pasar lebih cepat, lebih murah, dan lebih segar. Sebuah terobosan kecil yang berpotensi mengubah peta distribusi pangan di Pulau Jawa. By Mukroni
- Berita Terkait :
UMKM Masih Sulit Masuk Stasiun & Bandara, Sewa Mahal Jadi Biang Kerok
Resmi: Bentuk Koperasi Merah Putih Jadi Syarat Wajib Cairkan Dana Desa Tahap II
“Malu Makan Tempe Impor!” Titiek Soeharto Sentil Ketergantungan 90% Kedelai dari AS
Indonesia Terancam Impor 2,9 Juta Ton Kedelai di 2026 gara-gara Makan Bergizi Gratis
Libur Natal & Tahun Baru Makin Hemat: Tiket Pesawat, Kereta, Kapal & Penyeberangan Didiskon Besar
UMKM Dapat Kepastian Pajak 0,5% Selamanya, Tapi Usaha Besar Tak Bisa Lagi “Ngumpet”
Warteg Online: Nasi Orek Tempe UMKM vs. Menu Impor Shopee, Lazada, dan TikTok Shop
Rupiah Goyang, Defisit Melebar: APBN 2025 Tetap Santai kayak di Warteg!
IHSG Ngebut ke 7.300: Cuan di Pasar, Makan di Warteg Tetap Enak!
Gas 3 Kg Satu Harga: Warteg Tetap Ngegas, Harga Tabung Nggak Bikin Mewek!
Impor Longgar, Waralaba Ngacir: Ekonomi RI Siap Gebrak dari Warteg!
Gig Economy: Bekerja Bebas, Tapi Jangan Sampai ‘Bebas’ dari Perlindungan Seperti Warteg Tanpa Lauk!
Rupiah Goyang, Minyak Melayang: Warteg Tetap Jualan, Tapi Porsi Menciut!
Gula Manis di 2025: Warteg Senyum, Harga Tetap, Tapi Gula Ilegal Bikin Was-was!
TikTok Beli Tokopedia: KPPU Kasih PR Biar Gak Jadi ‘Raja Monopoli’ di Warteg Digital!
Dari Karyawan Kena PHK ke Ojol TikTok: Ngegas di Jalan, Ngevlog di Layar, Makan di Warteg!
Sawit Dunia Lagi Susah, Warteg Tetap Jualan Tempe dengan Percaya Diri!
Sawit Dijegal, Kedelai Meroket: Warteg Cuma Bisa Jual Telur Ceplok?
Sawit Susah Masuk Eropa, Warteg Tetap Jual Gorengan Tempe!
Warteg vs Nimbus: Orek Tempe Tetap Juara, Masker Jadi Pelengkap!
Beras Naik, Dompet Menjerit: Tarif AS, Krisis Jepang, dan Warteg Nusantara Ketar-Ketir!
Ekonomi RI 2025: Ngegas 5,2%, Rem Kepencet Jadi 4,7%, Warteg Tetap Jadi Penolong Daya Beli!

