Bekasi, Kowantaranews.com Para Pedagang Sea Food di Ibu Kota dan sekitarnya, mengharap Pandemi Covid-19 berlalu, pandemi telah memporak porandakan usaha mereka, tidak kurang dari jumlah 50% dari total ribuan para pedagang sea food yang sebagian besar berasal dari Brebes, kampung Bulakparen dan Kluwut pulang kampung.
Para pedagang sea food yang berjualan dengan bilangan nomor sebagai identitas pemilik yang terpampang di spanduk, merasa bersukur karena pemeritah mengendurkan pembatasan social yang dulu diperketat karena wabah pandemi.
Dengan aturan pelonggaran ini, tentunya mereka berharap bisa berdagang kembali dan mendapatkan uang untuk membiayai kebutuhan sehari-hari, dimaklumi mereka hanya mengadalkan jualan see food dan jika mereka sehari tidak berjualan mereka tidak mendapat uang di hari itu, sehinga banyak dari mereka berhutang untuk menutup kebutuhan sehari-hari mereka, gali lubang tutup lobang istilah mereka.
Curhatan Pedagang Sea food
Pedagang sea food yang lokasinya di pertigaan Jalan Pramuka Pengasian Kota Bekasi, yang bernama Mas Anto panggilannnya sudah 9 bulan buka lagi sehabis lebaran setelah ada pelonggaraan aturan pengetatan berkerumun.
Ketika didatangi kowantaranews.com wajahnya masih belum 100% bersemangat, walaupun ada secercah harapan untuk bisa kembali medapatan besarnya omset seperti sebelum pandemic covid tahun lalu.
Curhatan Mas Anto kepada Kowataranews.com ketika didatangi sore-sore Selasa, 27/12/2022, tentang seputar omset jualannya yang masih belum beranjak naik, walaupun jalannya di sekitar usaha jualan sea foodnya sudah ramai orang berlalu lalang.

Ketika ditanya oleh Kowantaranews mengenai omsetnya yang belum beranjak naik, dia menjawab dengan jelas “bahwa masyarakat walaupun sudah banyak mondar-mandir keluar rumah untuk bekerja, belanja dan keperluan lainnya, tetapi mereka kelihatannya masih menghitung pengeluarnya yang perlu-perlu saja, misalnya mereka jarang untuk makan di luar rumah beserta rombonganya seperti dengan keluarga, yang dia harapkan kembali sebelum pandemi” ujarnya.
Mas Anto yang asli Sitanggal Brebes kota bawang dan telur asin, sudah puluhan tahun berjualan di tempat sekarang dia berdagang, dan tidak berpindah-pindah serta masih bersabar untuk terus menekuni usaha yag digeluti walaupun pendapatannya masih pas-pasan, tidak seperti dulu sebelum pandemi, dia bercerita “dulunya masih bisa menjual ayam perhari bisa 15 sampai 20 ekor sekarang boro-boro segitu, separo aja sudah utung”.

Dia menambahkan “sebelum pandemi dia bisa membelanjakan kebutuhan dagangannya bisa sampai satu juta, sekarang kadang di bawah lima ratus ribu, sebelumnya omset bisa dua juta perhari kemaren aja saya ngelus dada”, malu dia mengatakannya, Mas Anto yang punya anak dua anak dan 1 karyawan yang membantunya berharap pemerintah mau memperhatikan usaha kecil yang dia geluti, “agar omsetnya bisa pulih kembali, dan berharap juga bahan-bahan kebutuhan jualannya harganya stabil dan tidak naik terus, agar bisa memperpanjang sewa tempat usahannya yang mau habis” tegasnya. *
Foto Dok. Kowantaranews