Jakarta, Kowantaranews.com -Seorang jenderal Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) bintang empat telah memperingatkan tentang konflik dengan China pada awal 2025. Kemungkinan besar, perang itu akan terjadi di Taiwan.
Oleh karena itu, pihak AS mendesak komandannya untuk mendorong unit mereka mencapai kesiapan pertempuran operasional maksimum pada tahun ini.
Baca juga : Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Baca juga : Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Mengutip AFP, dalam sebuah memorandum internal yang pertama kali muncul di media sosial pada hari Jumat, dan kemudian dikonfirmasi sebagai asli oleh Pentagon, kepala Komando Mobilitas Udara, Jenderal Mike Minihan, mengatakan tujuan utamanya adalah untuk mencegah dan, jika diperlukan, mengalahkan Cina.
Baca juga : Warga China Minta Xi Jinping Mundur, Imbas Aturan Lockdown
“Saya harap saya salah. Naluri saya mengatakan kami akan bertarung pada 2025,” kata Minihan mengutip AFP, Sabtu (28/1/2023).
Minihan mengatakan pemilihan presiden Taiwan tahun depan akan memberikan alasan kepada Presiden China Xi Jinping untuk agresi militer, sementara Amerika Serikat akan terganggu oleh kontesnya sendiri untuk Gedung Putih.
“Tim, alasan, dan peluang Xi semuanya selaras untuk tahun 2025,” tambahnya.
Baca juga : Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Memorandum tersebut juga meminta semua personel Komando Bergerak untuk pergi ke jarak tembak, “tembakkan klip” ke sasaran dan “bidik kepala”.
Seorang juru bicara Pentagon menanggapi pertanyaan email AFP tentang memo itu dengan mengatakan, “Ya, itu faktual bahwa dia mengirimkannya.”
Pejabat senior AS mengatakan dalam beberapa bulan terakhir bahwa China tampaknya mempercepat jangka waktunya untuk menguasai Taiwan, sebuah demokrasi pemerintahan sendiri yang diklaim oleh Beijing.
China melakukan latihan militer besar-besaran pada Agustus tahun lalu, yang dipandang sebagai uji coba invasi setelah kunjungan solidaritas ke Taipei oleh Ketua DPR Nancy Pelosi, yang pada saat itu berada di urutan kedua setelah Gedung Putih.
Amerika Serikat mengalihkan pengakuan dari Taipei ke Beijing pada tahun 1979 tetapi menjual senjata ke Taiwan untuk pertahanan diri.
Semakin banyak anggota parlemen AS menyerukan peningkatan bantuan, termasuk pengiriman bantuan militer langsung ke Taiwan, dengan mengatakan bahwa invasi Rusia ke Ukraina menggarisbawahi perlunya persiapan dini. ***
Foto Global Times
- Berita Terkait :
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari
Warga China Minta Xi Jinping Mundur, Imbas Aturan Lockdown
Forum Menhan se-ASEAN Prabowo Bicara Perdamaian