• Jum. Des 6th, 2024

KowantaraNews

RINGKAS DAN TAJAM

DISKUSI PUBLIK CONTINUUM BIGDATA CENTER : “DINAMIKA POLITIK MENUJU 2024, APA KATA BIG DATA?”

ByAdmin

Feb 5, 2023
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com  -Diskusi  publik  pada hari Minggu 05/02/2023 yang diselenggarakan oleh Continuum Big Data dengan Tema  “DINAMIKA POLITIK MENUJU 2024, APA KATA BIG DATA?”

Pembicara :

1. Prof Dr Didik J Rachbini, Pendiri Continuum BigData

2. Wahyu Tri Utomo, Data Analyst Continuum

3. Dr Wijayanto, Direktur Pusat Studi Media dan Demokrasi LP3ES/Dewan Pakar Continuum

RESUME DISKUSI

Prof Dr Didik J Rachbini

1)Dari hasil crawling Continuum Bigdata Center, ditemukan ada 5 masalah politik krusial yang amat potensial menyebabkan demokrasi di Indonesia “masuk jurang”, di antaranya :

a. Perpanjangan Masa Jabatan Kades

b. ide Penundaan Pemilu

c. Kredibilitas KPU

d. Politik Dinasti yang bercampur dengan Oligarki

e. Kemunduran Demokrasi

2) Tempo Magazine bahkan mensitir bahwa masih ada akrobat politik atau upaya-upaya tertentu dari para pelaku politik untuk menggiring perpanjangan masa jabatan presiden Jokowi 3 periode. Itu juga “mengunci” menteri-menterinya yang mempunyai kasus-kasus hukum untuk menyuarakan perpanjangan masa jabatan presiden menjadi 3 periode. Para pemain politik/demokrasi yang turut menggerakkan 5 wacana di point 1 di atas dengan didukung oleh para buzzer yang ekstra legal, itu sebagai bukti bahwa demokrasi di Indonesia terancam masuk jurang.

Baca juga : Press Relase LP3ES, Ritual Oligarki Menuju 2024, Launching Outlook LP3ES, 29 Januari 2023

Baca juga : Perpu Cipta Kerja Jokowi Ditolak  Anggota DPD RI

Baca juga : Viral Di Medsos : Megawati Bilang Jokowi Tidak Ada Apa-apanya Jika Bukan Karena PDIP

3) Demokrasi intinya adalah kekuasaan yang berbagi dan kekuasaan yang dibatasi. Karena itu di negara demokasi maju seperti Amerika Serikat ada pembatasan hanya 2 periode menjabat bagi presiden terpilih. Namun wacana tidak ada pembatasan masa jabatan alias seumur hidup telah menjadi hal yang menyebabkan Sukarno dan Suharto “masuk jurang”. Usulan perpanjangan jabatan kepala desa menjadi 9 tahun adalah kolusi melawan tatanan demokrasi dan melawan adab demokrasi. Masa 9 tahun itu menjadi lebih panjang dari 2 kali masa jabatan presiden Ämerika Serikat. Hal itu juga sama najisnya dengan usulan kehendak presiden seumur hidup.

4) Dalam hal wacana presiden 3 periode PDIP, dalam hal ini Ibu Megawati dalam pidatonya menolak hal tersebut.  PDIP berada di garda depan menolak wacana ini karena menyadari Soekarno didorong masuk jurang menjadi presiden seumur hidup.  Andai tidak ada PDIP bisa jadi wacana anti-demokrasi ini lolos mengingat adanya dukungan yang kuat  regim dan dukungan parlemen.

5) Usulan Perpanjangan jabatan kepala desa menjadi 9 tahun salah satu contoh demokrasi yang melenceng ke mana-mana. Rakyat di desa menjadi terancam tertindas oleh oligarki di tingkat desa, yang selama ini sudah beriklim demokrasi bagus dengan pergantian jabatan lurah secara periodik melalui pemilihan demokratis di desa. Hasil dari trolling Bid Data Continuum menemukan bahwa masyarakat menolak usul perpanjangan masa jabatan Lurah menjadi 9 tahun.

6)Untuk kasus ide penundaan pemilu, telah coba direkayasa oleh para tokoh politik ketua partai dan ketua MPR/DPD, dengan menyatakan perlunya penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden Jokowi dengan alasan pemerintahannya baik. Disiapkan juga oleh anasir-anasir tersebut untuk membuat sidang istimewa MPR (bahkan sudah diketuk palu) untuk membuat PPHN. Tetapi di dalamnya ternyata berisi pengkhianatan terhadap konstitusi untuk perpanjangan masa jabatan presiden menjadi 3 periode. JIka saja PDIP tidak menolak usulan 3 periode presiden, maka kemungkinan ide sesat tersebut akan berhasil.

Baca juga : Malaikat & Iblis Dibawa-bawa Rizal Ramli dan Mahfud MD Dalam Perseteruan Perpu  Cipta Kerja Jokowi

Baca juga : Tegas!, Jokowi  Tak Akan Intervensi Proses Hukum, Termasuk di Kasus Sambo

Baca juga : Ferdi Sambo Mengetahui Aliran Uang Tambang?

7) KPU juga menjadi masalah. Dia menjadi produk dari transaksi kontrak bawah tanah, adu kekuatan dari masing-masing partai untuk mempengaruhi. Sejak awal dari evolusi lahirnya komisioner KPU, partai-partai telah berebut, sehingga komisioner KPU sekarang diragukan indepensinya. Karena mereka telah terikat dengan kontrak informal dari partai-partai yang mengusung dan adu kuat. Maka tidak heran dari hasil data continuum mempertanyakan independensi komisioner KPU.

8)Di negara maju, politik dinasti juga ada, tetapi telah terkontrol dengan baik oleh sistem politik check and balance yang efektif. Namun di Indonesia politik dinasti telah bercampur dengan oligarki jahat, sehingga politik dinasti yang diawasi oleh publik, patut mendapat perhatian. Politik dinasti saat ini telah terjadi di perdesaan bercampur dengan oligarki lokal. Sehingga rakyat kesulitan untuk mendapatkan praktik demokrasi yang sehat. Kekuasaan akan diwariskan turun temurun oleh keluarganya sendiri, dan bercampur dengan kepentingan bisnis, maka akses terhadap sumber daya dan lain-lain menjadi patut diawasi.

8)Demokrasi semakin mundur karena para politisi dan partai politik telah mengkhianati demokrasi. Padahal para aktor demokrasi itu mereka terpilih karena proses demokrasi. Mereka mempunyai watak otoriter dalam menjalankan praktik/amanat demokrasi dan banyak langkah anti demokrasi yang dilakukan. Hingga kemudian menekan dan menakut-nakuti rakyat dengan bantuan aparat (menangkapi pihak yang berseberangan pendapat), sesuai riset Syaiful Mujani. JIka pada 2014 tingkat ketakutan rakyat bicara politik hanya 16% maka pada 2021/2022 rate ketakutan telah naik menjadi 50%.

Baca juga : KPU Wajibkan Lembaga Survei Laporkan Sumber Pendanaan

Baca juga : KPU RI Dorong Mahasiswa Jadi Petugas KPPS Pemilu 2024

Wahyu Tri Utomo

1)Analisis Bid Data Continuum pada Oktober-Desember 2022 atas kandidat capres dan cawapres dalam perbincangan publik di media sosial twitter menemukan 10 tokoh paling popular Yakni Anies Baswedan (448 ribu) perbincangan, Prabowo (188,7), Ganjar P (100,1), AHY (50,2), Erick Thohir (37,3). Ridwan Kamil (35,6), Puan M (35.0), Muhaimin Isk (32,7), Sandiaga Uno (12.3), dan Airlangga H (9,4).

2)Ditemukan juga tokoh yang paling banyak diperbincangkan sebagai Capres adalah Anies Baswedan (56,7 ribu) perbincangan,Prabowo (37,4), Puan M (34,2), Ganjar P (15,3), dan Airlangga H (2,8 k). Anies Baswedan juga menjadi tokoh popular dengan tingkat penerimaan yang tinggi (85%). Agus Harimurti Yudhoyono juga menjadi cawapres dengan perbincangan positif paling tinggi.

3) Dari data eksposur perbincangan ekonomi tiap kandidat capres didapat data bahwa pada top 5 capres, program Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo didominasi oleh aspek Fiskal. Sedang kandidat lain cenderung tidak ada yang dominan.

Baca juga : Tidak Ada Politisasi Pelantikan Serentak Anggota KPU di Daerah

Baca juga : Partai-partai Politik Parlemen Kecuali PDI-P, Sepakat Tolak Pemilu Tertutup Demi Kedaulatan Rakyat dan Keberlanjutan Demokrasi

4) Untuk Erick Thohir dan Muhaimin Isk didominasi oleh aspek Fiskal, sedang Sandiaga Uno pada aspek Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Dr Wijayanto

1)Akar masalah dari kemunduran demokrasi di Indonesia terletak pada a)Konsolidasi oligarki dan sekutunya yang demikian cepat, dan b)organisasi masyarakat sipil yang semakin lemah dan terfragmentasi.

2)Maka diperlukan sikap memantau proses demokrasi yang salah satunya dengan memonitor percakapan publik.

3)Ben Anderson pernah menyatakan bahwa informasi yang benar dalam sebuah negara demokrasi merupakan oksigen bagi demokrasi. Karena melalui informasi yang benar itulah warganegara termasuk para politisi akan mengambil keputusan-keputusan politik. Tempat informasi paling cepat adalah di ruang-ruang publik.

4)Berdasarkan temuan continuum data, maka isu politik yang menjadi top topik adalah isu Masa jabatan kepala desa dengan 42,581 percakapan di media sosial. Kedua, isu Penundaan Pemilu dengan 1,951 perbincangan, ketiga, Kredibilitas KPU dengan 2,938 perbincangan, keempat, Kemunduran demokrasi dengan 1,440 perbincangan dan kelima,isu Politik dinasti dengan 7,75 perbincangan.

Baca juga : Anggota DPR Minta Bawaslu Bedakan Money Politic dan Biaya Politik

5) Secara umum perbincangan di ranah publik dihiasi oleh senstimen negatif sebesar 95,7%,dan dominasi oleh penolakan dan kritik masyarakat terkait perpanjangan masa jabatan kades dan lain-lain.

6) Isu perpanjangan masa jabatan Kepala desa menjadi topik paling dominan dengan 35,8% perbincangan dan publik tak pelak beranggapan bahwa isu perpanjangan masa jabatan Kades adalah kedok bagi wacana penundaan pemilu. Tokoh yang paling banyak disebut dalam isu penundaan pemilu adalah Muhaimin Iskandar dan Abdul Halim.

7) Presiden Jokowi adalah sosok yang paling disorot publik terkait isu penundaan pemilu dengan 92,13% perbincangan. Kedua, Muhaimin Iskandar (3,62%), zulkifli hasan (3,53%) dan Mahfud MD (0,72%).

8)Menurut continuum data juga, isu penundaan pemilu juga dikaitkan dengan keinginan memperpanjang masa perpanjangan jabatan presiden menjadi 3 kali. Akun twitter @Anthony Budiawan dan @ekoboy2 menjadi narrator dominan dari kedua isu tersebut.

9) Masyarakat juga sangsi dengan prestasi kepala desa terlihat pada perbicangan terkait masa jabatan kades dengan top perbincangan kedok 3 periode (38,8%), dan apa prestasi kades (24,3%), juga perpanjangan masa jabatan lurah dapat menyebabkan rusaknya demokrasi.

10)Masalah Politik Dinasti juga disorot dengan temuan teratas, Dulu menolak tapi sekarang menyambut (44,9%), Politik dinasti membahayakan demokrasi (4,5%) dan Muncul karena Kaesang terjun ke politik (3,8%). Sosok yang paling sering dikaitkan dengan itu adalah Joko Widodo (2,70%), Kaesang (1,35%) dan Gibran (1,34%).

11) Hasil verifikasi partai yang ganjil menurunkan kredibiltas KPU menjadi topik yang paling sering dibincangkan (37,2%). Masyarakat juga meminta Jokowi dan DKPP menindak tegas KPU dan jangan saling melindungi.

Foto Dok. Kowantaranews

  • Berita Terkait :

Press Relase LP3ES, Ritual Oligarki Menuju 2024, Launching Outlook LP3ES, 29 Januari 2023

Wartawan  Senior : Megawati Memecut Lembaga Survey Ganjar,  Agar  Bagaimana Meyakini Dirinya ?

Viral Di Medsos : Megawati Bilang Jokowi Tidak Ada Apa-apanya Jika Bukan Karena PDIP

Partai-partai Politik Parlemen Kecuali PDI-P, Sepakat Tolak Pemilu Tertutup Demi Kedaulatan Rakyat dan Keberlanjutan Demokrasi

Diskusi Refleksi Akhir Tahun  Relawan Anies Daerah Istimewa Yogyakarta Bersama Relagama dan  Relawan Anies Lainnya

Relagama Bagikan 1000 Buku Saku Relawan Anies Se-DIY

Malaikat & Iblis Dibawa-bawa Rizal Ramli dan Mahfud MD Dalam Perseteruan Perpu  Cipta Kerja Jokowi

Perpu Cipta Kerja Jokowi Ditolak  Anggota DPD RI

Akankah Partai Ummat Yang Digawangi Amin Rais Lolos Sebagai Peserta Pemilu 2024 ?

KPU Wajibkan Lembaga Survei Laporkan Sumber Pendanaan

Jokowi Akan Hadiri Kegiatan Nusantara Bersatu di GBK

DPR Optimis Sahkan RKUHP Sebelum Masa Reses

KPU RI Dorong Mahasiswa Jadi Petugas KPPS Pemilu 2024

Elit PKB: Jika Muhaimin Cawapres, Siapa pun Capresnya akan Menang

Anggota DPR Minta Bawaslu Bedakan Money Politic dan Biaya Politik

Politikus PDIP Sebut Anies Cari Keuntungan dengan Bertemu Gibran di Solo

Ketum AHY Lantik 38 Ketua DPC Se-Jawa Timur

Survei CIGmark: RK Ungguli Prabowo, Anies, dan Ganjar di Jawa Barat

PAN Pertimbangkan Usung Erick Thohir sebagai Cawapres pada Pemilu 2024

Partai NasDem Optimis, Anies Raih Suara 50 Persen di Jabar

Suvei SMRC Sebut Anies Tak Mampu Dongkrak Suara NasDem secara Siginifikan

Ahmad Ali: Kader Nasdem Harus jadi Jubir yang Baik bagi Anies Baswedan

Koalisi Pengusung Anies Belum Sepakat Tak Berarti Retak

Hadapi Pemilu 2024, PPP Bentuk Tim Revitalisasi Pengurus

Lembaga Survei: PKB Mayoritas Memilih Ganjar Bukan Prabowo Sebagai Capres

”Semakin Yakin Mendukung Anies Baswedan, Ternyata Ganjar Pranowo Tak Pantas Mendapatkan Dukungan”

Zulhas Sebut KIB Masih Tunggu Parpol Lain Bergabung

DPW PPP Maluku usulkan Ganjar dan Anies sebagai Capres 2024

Tidak Ada Politisasi Pelantikan Serentak Anggota KPU di Daerah

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *