Jakarta, Kowantaranews.com – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) menyatakan bahwa sektor usaha kerakyatan (usaha mikro, kecil dan menengah/UMKM) mempunyai peran yang sangat signifikan terhadap perekonomian Indonesia.
Disebutkan bahwa dari sekitar 65,5 juta UMKM pada 2023, penyerapan tenaga kerja di sektor UMKM mampu menembus 97 persen. Sektor ini juga menyumbang sekitar 99 persen dari total unit usaha di Tanah Air.
“UMKM juga memberi kontribusi signifikan terhadap pembentukan produk domestik bruto (PDB) nasional yang mencapai 60,51 persen,” ujar Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki melalui pernyataan tertulis hari ini, Senin (15/10/2024).
Meski demikian, Teten menyebut UMKM di Indonesia belum banyak yang terhubung ke dalam rantai pasok industri dan jauh dari akses inovasi teknologi serta akses pembiayaan.
“Hingga saat ini, UMKM yang sudah masuk dalam rantai pasok global atau global value chain (GVC) baru sekitar 4,1 persen,” imbuhnya.
Teten menjelaskan, minimnya UMKM yang masuk ke dalam rantai pasok global disebabkan masih berjalan secara independen, dan bahkan harus bersaing dengan industri.
“Ini salah satu penyebab yang membuat Indonesia selama 30 tahun terjebak middle income trap atau jebakan pendapatan menengah,” katanya.
Maka dari itu, sambung Teten, agar Indonesia bisa menjadi negara maju UMKM harus didorong masuk ke rantai pasok industri nasional, seperti yang telah terjadi di Jepang, Korea Selatan, dan Cina.
“Masuknya UMKM ke rantai pasok industri akan membuat mereka masuk ke pasar global apabila industrinya masuk ke global. Itulah yang membuat ekspor UMKM di ketiga negara tersebut juga besar,” ungkap dia.
Berikut adalah beberapa tips agar UMKM Indonesia dapat masuk ke rantai pasok industri dan bisa meningkatkan skala usaha (naik kelas).
- Memperkuat pendampingan dan perlindungan. Langkah ini diperlukan antara lain agar UMKM memiliki kapasitas dan daya saing yang lebih kuat dalam menghadapi dinamika pasar.
- Memastikan akses pembiayaan, teknologi, dan pasar yang lebih luas, sehingga koperasi dan UMKM dapat berkembang dengan lebih baik dan memperluas jaringan bisnisnya. Selama ini, banyak UMKM yang mengaku masih mengalami kesulitan dalam mengakses pembiayaan.
- Membangun kolaborasi lintas sektor dengan melibatkan dinas, lembaga pemerintah, dunia usaha, dan institusi pendidikan. Tujuannya untuk menciptakan ekosistem UMKM yang solid dan sinergis.
- Mendorong peningkatan produktivitas dan daya saing UMKM melalui peningkatan kualitas produk, adopsi teknologi digital, dan efisiensi rantai pasok. Selama ini, banyak produk UMKM yang dinilai belum memiliki daya saing karena belum mengadopsi teknologi. *Andry
Foto Kowantaranews