Jakarta, Kowantaranews.com -Di Indonesia, terutama di pulau Jawa tentu sudah tidak asing lagi dengan telur asin, makanan berbahan dasar telur yang diawetkan dengan cara diasinkan (diberi garam berlebih untuk menonaktifkan enzim perombak) dan biasanya diproduksi dari telur bebek pelari (Anas platyrhynchos domesticus) atau tidak menutup kemungkinan untuk telur-telur yang lain dan memiliki ciri khas cangkang telur yang berwarna kebiru-biruan.
Makanan ini bersifat praktis dan dapat dipadukan dengan berbagai masakan lain, misalnya nasi jamblang, dan nasi lengko, bahkan dapat pula dimakan tanpa nasi. Nelayan yang melaut atau orang yang bepergian untuk waktu lama biasa membawa telur asin untuk bekal.
Brebes dikenal sebagai penghasil utama telur asin. Industri telur asin di Brebes cukup meluas dihampir seluruh wilayah di Brebes, terutama bagian utara. Masing-masing produsen memiliki cap sendiri-sendiri yang biasanya dapat dilihat pada kulit telur.
Baca juga : Telur Asin yang Konon Salah Satu Lunsum Prajurit Mataram Mengusir Penjajah Viral oleh Ketua DPRD DKI Jakarta
Baca juga : Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online
Baca juga : Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani
Walaupun selera orang berbeda-beda, telur asin yang dinilai berkualitas tinggi memiliki ciri-ciri bagian kuning telur berwarna jingga terang hingga kemerahan, “kering” (jika digigit tidak mengeluarkan cairan), tidak menimbulkan bau amis, dan rasa asin tidak menyengat.
Telur asin merupakan lauk pauk yang wajib disediakan oleh Warung Tegal (Warteg). Bisa dikata kurang sempurna dan kehilangan ciri khas Warteg nya jika tidak menyediakan telur asin dan oreg tempe.
Dua makanan ini memang awet, telur asin bisa tahan hingga kurun waktu mingguan dan oreg tempe juga demikian, karena tempe yang banyak dikonsumsi penduduk Indonesia dimasak kering sehingga bisa tahan mingguan juga.
Dan 2 jenis lauk makanan ini yang dikaitkan dengan makanan lunsum prajurit mataram ketika menyerang VOC di Batavia, yang sekarang menjadi Jakarta.
Hal ini berawal dengan ditunjuknya Bupati Tegal Kyai Rangga oleh Sultan Agung Adi Prabu Anyakrakusuma, Sultan Mataram ketiga yang memerintah dari tahun 1613-1645 sebagai diplomat.
Ditunjuknya Kyai Rangga di tahun 1628 M oleh Sultan Agung untuk berdiplomasi ke Batavia dengan VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) sempat mengalami kegagalan dan akhirnya terjadi peperangan antara Kesultanan Mataram dengan VOC.
Baca juga : Mukroni Ketua Umum Kowantara jadikan Warteg Berkelas
Baca juga : Harga Beras Tak Kunjung Turun, Pedagang Warteg Mempertanyakan
Baca juga : Anekdot di Kalangan Pedagang Warteg “Minyak Kita” “ Minyak Langka”
Adipati Tegal akhirnya menggerakan rakyat Tegal untuk ikut berperang. Namun hal tersebut suatu keniscayaan karena jarak yang cukup jauh dari Tegal ke Batavia dan belum adanya transportasi darat yang memadai, sehingga jalur laut merupakan alternatif yang baik sebagai moda transportasi yang dipakai pada waktu itu.
Tentu saja para pasukan yang berangkat ke Batavia harus menyediakan stok makanan awet yang akan dipilih sebagai bekal untuk dibawa dengan jarak cukup memakan waktu lama dari Tegal ke Batavia. Disitulah telur asin dan tempe orek dijadikan sebagai bekal makanan praktis dan efektif.
Pasca peperangan tersebut, terlebih setelah kemerdekaan tahun 1945, telur asin dan tempe orek ternyata menjadi menu favourite dan akhirnya menjadi ikon di Warteg. Dirasa kurang sempurna dan kurang lengkap jika warteg tidak menyediakan telur asin dan oreg tempe.
Kendati banyak orang dijaman sekarang ini mengetahui telur asin dan tempe orek ini berasal dari Brebes, namun dijaman sebelum kemerdekaan, wilayah Brebes masih merupakan wilayah Tegal Barat dan belum dibentuk sebagai Kabupaten.
Telur asin dan tempe orek menjadi salah satu makanan favourite rakyat Indonesia terutama mereka yang berada di Pulau Jawa dan sudah mulai merambah pasar Internasional. Bahkan hampir di wilayah Pulau Jawa sudah mulai banyak yang memproduksi telur asin. Bukan hanya menjadi makanan yang awet, namun kandungan protein yang ada di telur asin juga cukup tinggi serta masyarakat bisa mendapatkan dengan harga yang terjangkau, dan ternyata Telur asin yang merupakan makanan khas Brebes, Jawa Tengah, yang sudah sangat populer. Belum lama ini, telur asin ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh Kemendikbud Indonesia.***
Sumber Foto 1miliarsantri.net
- Berita Terkait :
Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online
Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani
Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu
Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi
Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya
Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan
Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.
Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang
KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat
Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?
Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis
Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi
Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik
Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama
Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal
Kowartami Resmikan Warteg Republik Bahari Cabang Ke-4 Di Salemba Jakarta Pusat
Natal Di Jepang, Kentucky Fried Chicken (KFC) Salah Satu Makanan Favorit
Pedagang Warteg Semakin Sulit Harga Beras Naik
Yabie Cafe Tempat Bersantai Kekinian di Kranji Bekasi
Nongkrong Sambil Mencicip Surabi dengan Beragam Topping di Bandung
Gurihnya Coto Makassar Legendaris di Air Mancur Bogor, Yuk ke Sana