Brebes, Kowantaranews – Ada tujuh kecamatan di Kabupaten Brebes yang menggunakan bahasa Sunda, salah satunya Kecamatan Ketanggungan. Di kecamatan itu juga terdapat kampung budaya Sunda yang masih menjaga tradisi leluhurnya. Kampung Budaya Jalawastu itu berada di Desa Ciseureuh.
Baca juga : Ternyata UMR Brebes 2023 Terendah di Wilayah Karesidenan Pekalongan
Baca juga : Dulu Kena Kasus Pertanahan di KPK, Mantan Bupati Brebes Menikahkan Anak dengan Maskawin Tanah 3,2 Ha
Baca juga : Wow!, Sineas Asal Brebes Raih 3 Penghargaan Internasional
Memasuki kampung ini, nuansa pedesaan khas Sunda begitu kental. Budaya dan adat Sunda masih terjaga di kampung ini. Salah satunya budaya ritual Ngasa, sebuah upacara yang melambangkan rasa syukur atas karunia Tuhan.
Pemangku Adat Kampung Budaya Jalawastu, Kaliwon Suryaatmaja, menceritakan adat dan budaya Sunda sudah ada sejak lama di sebagian wilayah Brebes, Jawa Tengah. Menurutnya, beberapa cerita lisan menceritakan pengaruh Sunda di Brebes terjadi sejak masa kerajaan Majapahit.
Baca juga : Jalawastu Kampung Unik di Brebes yang Dianggap Tanah Paling Suci
Baca juga : Efek Popularitas Anies Baswedan, Nasdem Brebes Target 4 Kursi di DPRD Brebes
Baca juga : Brebes Butuh Kolaborasi Semua Pihak Untuk Mengatasi Banjir Dan Kemiskinan
“Masuknya Sunda di Jalawastu yang ada di Kecamatan Ketanggungan sudah ada dari dahulu. Sejak leluhur kami terdahulu sudah Sunda, cuma belum terdeteksi karena dulu masih zaman babatara, yaitu Batara Sakti Windu Buana. Orang Sunda terdeteksi itu dari cerita Perang Bubat,” kata Kaliwon saat ditemui, Selasa (31/1/2023).
“Ketika itu prajurit Galuh lari terbirit-birit akhirnya berpencar dan mengisi beberapa kecamatan, perkampungan, dan khususnya di lingkungan Gunung Sagara atau Gunung Kumbang yang sekarang sering diadakan ritual Ngasa,” imbuh Kaliwon.
Baca juga : Brebes Butuh Kolaborasi Semua Pihak Untuk Mengatasi Banjir Dan Kemiskinan
Baca juga : Warga Menunggu PJ Bupati Brebes Menurunkan Angka Kemiskinan
Kaliwon mengatakan orang Sunda yang ada di Brebes bisa disebut Sunda yang tertunda dari Kerajaan Galuh, penganut Sunda Wiwitan dari Jawa Barat. Pengaruh Sunda Wiwitan itu dibawa oleh prajurit Galuh yang menempati wilayah Brebes setelah Perang Bubat.
“Prajurit itu berhenti, pasrah mau mati atau tidak karena kelelahan berjalan. Akhirnya mengisi titik-titik di sekitar Gunung Sagara, di situ menyebarkan ajaran Sunda Wiwitan dan seperti ajaran-ajaran Sunda yang diterapkan di Jalawastu dan sekitarnya,” jelas Kaliwon.
Kaliwon berujar, adat budaya Sunda di Jalawstu Brebes memiliki keterkaitan dengan adat Sunda Badui. Dari cerita yang berkembang, Kaliwon mengisahkan, dahulu ada leluhur Jalawastu bernama Ki Gandawangi yang pergi ke Badui bersama anak istrinya. Dalam cerita itu disebut bahwa di Badui baru ada sepasang kakek dan nenek yang mendiami wilayah itu.
Baca juga : Waduh!, Komisi Kepolisian Nasional Sudah Pantau Kasus Pemerkosaan Anak di Brebes
Baca juga : Waduh!, Salah Satu LSM Brebes Sedang Diselidiki Dalam Kasus Pemerkosaan Anak
Baca juga : Waduh !, Ada Duit Damai Rp. 200 juta di Kasus 6 Pemerkosa Anak Brebes
Nenek itu tengah menunggui Arca Domas yang sekarang dikeramatkan masyarakat Badui. Sejak itu Ki Gandawangi mendiami perkampungan itu, bergabung dengan kakek nenek tersebut.
“Cerita yang berkembang, dulu di situ ada leluhur Jalawastu Ki Gandawangi bersama istri dan anak pergi ke Badui. Di situ baru ada kakek nenek yang sedang menunggu Arca Domas, sekarang ditutupi kain putih karena sangat dihormati warga Badui sekarang. Akhirnya Ki Gandawangi bersama anak istri sampai ke Badui bergabung dengan nenek kakek itu,” Kaliwon berkisah.
Mengenai keyakinan agama warga Jalawastu, Kaliwon menjelaskan, menurut sejarahnya dulu menganut Sunda Wiwitan. Ajaran islam baru masuk dibawa oleh Ki Walang Sungsang atau Ki Cakrabuana. Orang yang dikenal dengan sebutan Kuwu Sangkanurip ini disebut berpengaruh di kalangan masyarakat saat itu.
“Sebelum masuknya agama Islam yang dibawa oleh Ki Walang Sungsang atau Ki Cakrabuana atau yang juga dusebut Kuwu Sangkanurip, orang-orang Jalawastu menganut ajaran Sunda Wiwitan,” lanjutnya.
Meski demikian, sejumlah adat peninggalan leluhur di Jalawastu masih terjaga. Upacara adat warisan leluhur tetap dilaksanakan sampai sekarang. ***
Sumber Detik
Foto CNN
- Berita Terkait :
Waduh !, Lebaran Ini, Jembatan Pemali Brebes Tak Bisa Dilalui
Ternyata UMR Brebes 2023 Terendah di Wilayah Karesidenan Pekalongan
Dulu Kena Kasus Pertanahan di KPK, Mantan Bupati Brebes Menikahkan Anak dengan Maskawin Tanah 3,2 Ha
Wow!, Sineas Asal Brebes Raih 3 Penghargaan Internasional
Apa Benar Nama Kabupaten Brebes Sudah Berganti 3 Kali ?
Waduh!, Untuk Brebes dan Pemalang , Kemiskinan Ekstrem Disorot Ganjar
Jalawastu Kampung Unik di Brebes yang Dianggap Tanah Paling Suci
Viral Oknum LSM Brebes Ditangkap, Karena Kasus Perkosaan Anak
Waduh!, Komisi Kepolisian Nasional Sudah Pantau Kasus Pemerkosaan Anak di Brebes
Waduh!, Salah Satu LSM Brebes Sedang Diselidiki Dalam Kasus Pemerkosaan Anak
Waduh !, Ada Duit Damai Rp. 200 juta di Kasus 6 Pemerkosa Anak Brebes
Akhirnya 6 Pemerkosa Anak Dibawah Umur Ditangkap Polres Brebes
Satgas PPA Kecewa, Kasus Pemerkosaan Gadis 15 Tahun Oleh 6 Pemuda di Brebes Berakhir Damai
Satgas PPA Kecewa, Kasus Pemerkosaan Gadis 15 Tahun Oleh 6 Pemuda di Brebes Berakhir Damai
Suka Ngintip, Seorang Pemuda di Paguyangan, Brebes, Jawa Tengah Diamankan
Bukan Kemenlu Yang Nanganin TKI Brebes Solahudin Yang Ditahan Di Taiwan, Tapi Lembaga Ini !
Sampah Terbengkalai, Kantor Bupati Brebes Disamperin Rakyat Peduli Sampah (RPS)
Efek Popularitas Anies Baswedan, Nasdem Brebes Target 4 Kursi di DPRD Brebes
Brebes Butuh Kolaborasi Semua Pihak Untuk Mengatasi Banjir Dan Kemiskinan
Warga Menunggu PJ Bupati Brebes Menurunkan Angka Kemiskinan