Jakarta, Kowantaranews.com -Pada tahun 2019, Presiden Indonesia Joko Widodo mengumumkan proyek ambisius untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Proyek ini dikenal dengan nama Ibu Kota Negara (IKN) atau Nusantara. Keputusan ini diambil sebagai langkah untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi Jakarta, termasuk masalah overpopulasi, kemacetan lalu lintas, dan dampak lingkungan yang semakin memburuk.



Rencana ini memiliki tujuan untuk menciptakan pusat pemerintahan yang baru, modern, dan berkelanjutan di tengah pulau Kalimantan. IKN diharapkan menjadi kota yang ramah lingkungan, dengan infrastruktur yang memadai untuk mendukung kebutuhan masyarakat dan pemerintahan. Pemindahan ibu kota juga diharapkan dapat meratakan pembangunan di seluruh Indonesia.
Namun, proyek ini juga menuai sejumlah kritik dan perdebatan terkait dampak lingkungan, pemindahan masyarakat lokal, serta kelayakan dan keberlanjutan proyek tersebut.
Karena Ambisius Proyek
Presiden Joko Widodo (Jokowi) aktif mempromosikan proyek ambisius Ibu Kota Negara (IKN) di luar negeri. Tujuannya adalah untuk menarik investasi asing dan mendapatkan dukungan internasional untuk proyek tersebut. Pada umumnya, pemerintah suatu negara akan melakukan promosi proyek besar seperti ini untuk menarik minat investor dan mitra internasional.
Baca Juga : Ayo Gibran Bersuara Jangan Diam !, Ada Menteri yang Sebelah Mata Terhadap Warteg
Baca Juga : Warteg Bakal Dilarang di IKN, Begini Saran Kowantara
Upaya promosi ini mencakup pertemuan dengan pemimpin negara lain, forum ekonomi internasional, dan pertemuan bilateral di mana Jokowi menyampaikan rencana dan potensi investasi yang dapat diakses melalui proyek IKN. Langkah-langkah semacam ini biasanya diambil dalam rangka meningkatkan visibilitas proyek, menarik investor, dan menciptakan kolaborasi internasional. Termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) memamerkan keunggulan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Ecosperity Week di Singapura. Jokowi pun mengajak warga Singapura tinggal di IKN. (detiknews, 7/6/2023)
Jokowi mulanya menyampaikan IKN akan menjadi kota yang nyaman untuk ditinggali dan untuk berbisnis. Dia kemudian menyinggung harga rumah di Singapura yang makin melejit, meskipun dikritik pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah, tidak sepakat ihwal ajakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi kepada warga Singapura untuk tinggal di Ibu Kota Nusantara (IKN). Dia menilai ajakan yang disampaikan Jokowi dalam acara Ecosperity Week 2023 di Singapura pada Rabu, 6 Juni 2023 tersebut tidak tepat. (tempo.co 12/06/2023)
Sementara Presiden Jokowi mengajak warga Singapura tinggal di IKN, sebelumnya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Basuki Hadimuljono tidak mengizinkan adanya usaha Warung Tegal alias warteg di sekitar proyek Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.
Selain Warteg, Menteri Basuki juga melarang adanya bangunan bedeng yang kerap dijadikan tempat berteduh kuli proyek di IKN.
Baca Juga : Warteg Menolak IKN, Apa Warteg Menolak IKAN ?
Sebagai ganti dari ketiadaan warteg di IKN, makanan bagi para pekerja proyek akan di masak dari dapur umum. Sementara untuk tempat tinggal pekerja akan disiapkan rumah susun (rusun).
“Semua masuk ke rusun, hunian pekerja, jadi semua tertib. Sehingga nanti tidak ada bedeng-bedeng, enggak ada lagi misalnya kekumuhan warteg-warteg insyaAllah,” kata Menteri Basuki dilansir Dream.co.id, Jumat (29/12).
Menteri Basuki menuturkan, alasannya melarang usaha warteg di sekitar proyek IKN karena alasan kebersihan. Sehingga, makanan yang dikonsumsi bagi para pekerja di ibu kota pengganti Jakarta tersebut terjaga kebersihannya,
Sementara Pengusaha Warung Tegal alias Warteg tak setuju dengan pernyataan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono yang melarang izin usaha warteg di sekitar proyek Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, karena alasan kebersihan.
Ketua Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni menyebut, saat ini, pelaku usaha Warteg telah menyadari akan pentingnya aspek kebersihan. Sehingga, penilaian terhadap kesan warteg kotor dan kumuh sudah dianggap ketinggalan zaman. * Roni
Foto Dok. Kowantaranews.com
- Berita Terkait :
Keren !, Sejumlah Alumni UB Mendirikan Koperasi dan Warteg Sahabat di Kota Malang
Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online
Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani
Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu
Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi
Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya
Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan
Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.
Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang
KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat
Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?
Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis
Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi
Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik
Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama
Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal
Kowartami Resmikan Warteg Republik Bahari Cabang Ke-4 Di Salemba Jakarta Pusat
Natal Di Jepang, Kentucky Fried Chicken (KFC) Salah Satu Makanan Favorit
Pedagang Warteg Semakin Sulit Harga Beras Naik
Yabie Cafe Tempat Bersantai Kekinian di Kranji Bekasi
Nongkrong Sambil Mencicip Surabi dengan Beragam Topping di Bandung
Gurihnya Coto Makassar Legendaris di Air Mancur Bogor, Yuk ke Sana