Jakarta, Kowantaranews.com – Di tengah hiruk-pikuk pagi di warung tegal (warteg) Bu Marni di Pasar Minggu, aroma tempe goreng dan sambal terasi biasanya menggoda pekerja harian yang mampir sebelum berangkat. Namun, kini suasana berbeda. “Minyak goreng naik, kedelai mahal, apa saya cuma bisa jual telur ceplok?” keluh Bu Marni, menggambarkan krisis yang melanda warteg di seluruh Indonesia akibat lonjakan biaya pangan global dan tarif perdagangan Amerika Serikat (AS).
Menurut laporan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), tagihan impor pangan dunia mencapai rekor $2,1 triliun pada 2024, naik 3,6% dari tahun sebelumnya. Penyebabnya? Gangguan iklim seperti gelombang panas dan banjir menghantam produksi global, sementara ketegangan geopolitik di Terusan Suez dan Laut Hitam mengacaukan rantai pasok. Indonesia, meski raja ekspor minyak sawit, tetap terpukul karena ketergantungan pada impor kedelai (bahan tempe/tahu) dan gandum (tepung gorengan). Harga kedelai melonjak, dan minyak goreng curah, andalan warteg, ikut meroket.
Pukulan lebih berat datang dari AS. Sejak 2 April 2025, AS memberlakukan tarif 37–42% untuk minyak sawit Indonesia, jauh lebih tinggi dibandingkan Malaysia (24%). Akibatnya, ekspor sawit ke AS (1,39 juta ton pada 2024) terancam anjlok, memicu fluktuasi harga domestik. “Dulu minyak goreng curah Rp15.000 per liter, sekarang Rp20.000. Goreng tempe aja mikir dua kali,” ujar Bu Marni. Bagi warteg, yang beroperasi dengan margin tipis, kenaikan ini bagaikan petaka.
Sawit Susah Masuk Eropa, Warteg Tetap Jual Gorengan Tempe!
Warteg, simbol ketahanan kuliner rakyat, kini di ujung tanduk. Tempe dan tahu, protein murah favorit pelanggan seperti tukang ojek dan buruh bangunan, makin mahal. “Pelanggan protes kalau tempe porsinya kecil, tapi saya juga nggak bisa apa-apa,” kata Pak Slamet, pemilik warteg di Tanah Abang. Banyak warteg terpaksa beralih ke telur ceplok atau sayur kol sebagai menu hemat, mengurangi variasi yang jadi daya tarik mereka. Gorengan, “penutup lapar” andalan, juga terdampak karena harga tepung gandum naik. “Bakwan sekarang kecil-kecil, kayak buat semute,” canda seorang pelanggan, meski nadanya getir.
Dampaknya tak hanya soal menu. Warteg adalah pusat sosial komunitas pekerja informal. Kenaikan harga porsi nasi plus lauk dari Rp10.000 jadi Rp12.000 bisa mendorong pelanggan beralih ke mi instan atau makanan minimarket, mengancam pendapatan harian. “Kalau sepi terus, bisa-bisa tutup,” ujar Bu Marni, yang mempekerjakan dua tetangganya. Penutupan warteg berarti hilangnya lapangan kerja mikro dan akses makanan terjangkau.
Namun, warteg dikenal tangguh. Beberapa mulai bereksperimen dengan tepung singkong untuk gorengan atau sayur daun singkong sebagai lauk murah. Pemerintah juga bergerak. Program swasembada kedelai dan beras diharapkan menekan ketergantungan impor, sementara subsidi minyak goreng bisa jadi penyelamat. Diversifikasi pasar ekspor sawit ke Uni Eropa via IEU-CEPA juga menjanjikan stabilitas harga jangka panjang. Untuk saat ini, telur ceplok mungkin jadi “juru selamat” warteg, tapi semangat Bu Marni dan jutaan pengelola warteg menunjukkan bahwa mereka tak mudah menyerah. By Mukroni
Foto Kowantaranews
- Berita Terkait :
Sawit Susah Masuk Eropa, Warteg Tetap Jual Gorengan Tempe!
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel
Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang
Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina
Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan Warisan Budaya Tradisi Uyghur
Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB
Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar Terbang Menemui Erdogan
Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar
Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor Bangunan Ditangkapi
Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya
Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB
Gawat ! Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel
Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang
Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina
Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan Warisan Budaya Tradisi Uyghur
Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB
Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar Terbang Menemui Erdogan
Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar
Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor Bangunan Ditangkapi
Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya
Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB
Gawat ! Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari