Jakarta, Kowantaranews.com -Neturei Karta adalah sebuah kelompok Yahudi ultra-Ortodoks yang menentang Zionisme dan penolakan mereka terhadap keberadaan negara Israel di wilayah Palestina. Nama “Neturei Karta” berasal dari bahasa Aram yang berarti “Penjaga Kota,” mengacu pada pandangan kelompok ini untuk melindungi tradisi Yahudi yang dipegang teguh dan menentang ideologi yang mereka anggap bertentangan dengan keyakinan agama.
Asal-usul dan Ideologi: Neturei Karta didirikan pada tahun 1935 di Yerusalem, ketika sekelompok Yahudi Haredi memilih untuk memisahkan diri dari Agudath Israel karena perbedaan pendapat mengenai hubungan dengan gerakan Zionis. Sejak saat itu, Neturei Karta telah menjadi kelompok anti-Zionis yang menentang pendirian negara Israel dengan alasan agama.
Baca Juga : “Menyuarakan Kebenaran: Dialog Imaginer Rabbi Neturei Karta dengan Jurnalis Kowantaranews.com tentang Konflik Israel-Palestina”
Baca Juga : Neturei KARTA” bukanlah nama kota-kota di Indonesia seperti JaKARTA, JogjaKARTA, SuraKARTA, PurwoKERTO, PurwaKARTA, MojoKERTO, KERTOsono, KERTAbesuki” dan lainnya tapi Sebuah Komunitas Yahudi Ortodoks yang Menentang Zionisme Israel
Mereka percaya bahwa pendirian negara Yahudi (Israel) di wilayah Palestina melanggar ajaran Taurat dan kehendak Tuhan. Bagi Neturei Karta, pendirian negara Israel adalah tindakan anti-mesianis, karena mereka yakin bahwa hanya Mesias yang dapat mendirikan negara Yahudi yang sejati. Oleh karena itu, mereka percaya bahwa Yahudi seharusnya hidup sebagai minoritas di negara-negara lain hingga Mesias datang.
Pandangan Terhadap Zionisme dan Israel: Neturei Karta sangat kritis terhadap gerakan Zionis dan pendirian negara Israel. Mereka menolak ide Zionisme karena menganggapnya sebagai pelanggaran terhadap 10 perintah Tuhan dalam Taurat. Mereka percaya bahwa Zionisme membawa sekularisme ke dalam masyarakat Yahudi, yang bertentangan dengan keyakinan mereka.
Sebagai komunitas ultra-Ortodoks, Neturei Karta memegang teguh tradisi dan ajaran agama Yahudi. Mereka menolak perubahan atau modernisasi dalam hal apa pun yang bertentangan dengan keyakinan mereka. Ini termasuk penolakan terhadap sekularisme yang dianggap sebagai ancaman bagi kemurnian agama Yahudi.
Sikap Terhadap Palestina dan Perdamaian: Neturei Karta juga menolak kekerasan terhadap warga Palestina dan mendukung perdamaian segera di wilayah tersebut. Mereka percaya bahwa pendirian negara Israel telah menyebabkan konflik dan ketegangan di wilayah tersebut, dan oleh karena itu, solusi untuk perdamaian harus melibatkan pengakhiran pendirian negara Israel.
Neturei Karta sering terlihat dalam demonstrasi pro-Palestina, di mana mereka menyuarakan penentangan mereka terhadap pendudukan Israel dan tindakan militernya. Mereka juga berusaha membangun hubungan dengan kelompok-kelompok pro-Palestina lainnya untuk memperjuangkan tujuan bersama mereka.
Pandangan tentang Kehidupan Yahudi: Neturei Karta adalah kelompok pinggiran ekstrim dalam masyarakat Yahudi, dan mereka dikenal karena pandangan anti-Zionis mereka yang keras. Kelompok ini menjalani kehidupan yang sangat konservatif, menghindari interaksi dengan masyarakat umum yang dianggap sekuler. Mereka mempertahankan gaya hidup yang berpegang pada ajaran dan tradisi agama Yahudi yang ketat.
Neturei Karta memiliki pandangan yang berbeda dari mayoritas masyarakat Yahudi, terutama mengenai hubungan dengan Israel. Mereka percaya bahwa Yahudi seharusnya hidup dalam harmoni dengan negara-negara tempat mereka tinggal dan tidak mengupayakan pembentukan negara Yahudi sampai Mesias datang.
Baca Juga : Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
Baca Juga : TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Kontroversi dan Reaksi: Sikap anti-Zionis Neturei Karta telah menyebabkan kontroversi dan kecaman dari kelompok Yahudi lainnya, yang mendukung keberadaan negara Israel. Kelompok ini sering dianggap sebagai kelompok pinggiran ekstrem yang tidak mewakili pandangan mayoritas masyarakat Yahudi.
Meskipun demikian, Neturei Karta tetap konsisten dalam penentangan mereka terhadap Israel dan Zionisme, serta mendukung hak-hak warga Palestina. Kelompok ini telah membentuk hubungan dengan kelompok-kelompok pro-Palestina di seluruh dunia dan sering terlibat dalam kampanye melawan pendudukan Israel.
Neturei Karta berusaha memisahkan diri dari negara Israel dengan cara mengisolasi diri dari institusi-institusi Israel dan tidak berpartisipasi dalam kegiatan pemerintah atau militer negara tersebut. Mereka sering kali memilih untuk tidak menggunakan fasilitas publik yang disediakan oleh negara Israel. Meskipun demikian, mereka tetap tinggal di wilayah-wilayah yang diduduki Israel, seperti Yerusalem, dan beberapa anggota kelompok ini sering kali terlibat dalam demonstrasi dan protes yang menentang kebijakan Israel.
Salah satu hal yang membuat Neturei Karta menarik perhatian dunia internasional adalah keterlibatan mereka dalam konferensi dan pertemuan dengan kelompok-kelompok yang dikenal memiliki pandangan anti-Israel dan anti-Yahudi, termasuk kelompok-kelompok ekstremis di dunia Arab dan Muslim. Meskipun Neturei Karta menentang anti-Semitisme, tindakan mereka sering kali menimbulkan kontroversi di antara komunitas Yahudi lainnya, karena mereka dianggap bekerja sama dengan kelompok-kelompok yang secara terbuka mendukung tindakan kekerasan terhadap Israel dan Yahudi.
Selain itu, Neturei Karta menolak penggunaan simbol-simbol nasional Israel, seperti bendera Israel dan Hatikvah (lagu kebangsaan Israel). Mereka juga menentang perayaan hari-hari nasional Israel, seperti Hari Kemerdekaan Israel. Sebaliknya, mereka memperingati hari-hari tertentu sebagai masa berkabung, seperti hari pendirian negara Israel, yang mereka anggap sebagai tragedi karena melanggar ajaran agama Yahudi.
Meskipun Neturei Karta adalah kelompok minoritas dalam masyarakat Yahudi, pandangan mereka telah mendapatkan perhatian luas karena keberanian dan ketegasan mereka dalam menentang negara Israel. Kelompok ini menekankan bahwa keyakinan mereka didasarkan pada ajaran agama dan bukan pada motivasi politik. Namun, pendirian mereka telah membuat mereka berada di garis depan debat yang melibatkan isu-isu politik, agama, dan hak asasi manusia.
Dalam pandangan Neturei Karta, satu-satunya solusi untuk perdamaian di Timur Tengah adalah pembubaran negara Israel dan pengembalian tanah kepada warga Palestina. Mereka percaya bahwa hal ini akan memungkinkan Yahudi dan Muslim untuk hidup berdampingan secara damai, sesuai dengan ajaran agama mereka.
Neturei Karta juga menghadapi kritik dari kelompok-kelompok Yahudi lainnya, yang menganggap tindakan mereka merusak solidaritas Yahudi di seluruh dunia. Namun, kelompok ini tetap teguh dalam keyakinan mereka dan terus menyuarakan penolakan mereka terhadap Zionisme dan negara Israel.
Sebagai kelompok Yahudi ultra-Ortodoks yang menentang Zionisme dan negara Israel, Neturei Karta memiliki pandangan yang unik dan kontroversial dalam masyarakat Yahudi. Mereka berpegang teguh pada keyakinan agama mereka bahwa pendirian negara Yahudi hanya dapat dilakukan oleh Mesias, bukan oleh manusia. Meskipun minoritas di antara komunitas Yahudi, Neturei Karta tetap konsisten dalam mendukung hak-hak warga Palestina dan menyerukan perdamaian di wilayah Timur Tengah.
Tindakan Neturei Karta dalam memperjuangkan keyakinan mereka terkadang memicu perdebatan dan kritik, baik dari kalangan Yahudi maupun masyarakat internasional. Namun, penting untuk memahami bahwa kelompok ini didorong oleh keyakinan agama yang kuat, meskipun cara mereka menyampaikan pandangan mereka sering kali dianggap kontroversial oleh kelompok-kelompok lain.
Neturei Karta akan terus memainkan peran dalam diskusi seputar hubungan antara agama, politik, dan konflik di Timur Tengah. Meskipun tantangan yang dihadapi kelompok ini kompleks, mereka tetap berpegang pada keyakinan mereka dan terus menyuarakan pandangan mereka tentang perdamaian dan keadilan di wilayah tersebut. *Roni
Foto Dok. alamy.com
- Berita Terkait :
Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang
Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina
Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan Warisan Budaya Tradisi Uyghur
Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB
Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar Terbang Menemui Erdogan
Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar
Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor Bangunan Ditangkapi
Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya
Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB
Gawat ! Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari
Warga China Minta Xi Jinping Mundur, Imbas Aturan Lockdown