• Ming. Okt 6th, 2024

KowantaraNews

RINGKAS DAN TAJAM

Mencari Terang di Kelamnya Ramadhan: Menggali Makna Spiritual dalam Bulan Suci di Konflik Gaza

ByAdmin

Mar 11, 2024
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com -Ramadhan, bulan suci bagi umat Islam di seluruh dunia, sering kali disambut dengan kegembiraan dan antusiasme. Namun, tahun ini, suasana Ramadhan terasa berbeda, terutama bagi saudara-saudara kita di Gaza, Palestina. Di tengah kelamnya konflik yang berkepanjangan, mereka harus menjalani bulan puasa dengan beban yang berat dan penuh ketidakpastian.

Foto : Seorang anak Palestina bermain dengan lentera tradisional fanous ketika para penganut Muslim bersiap-siap untuk memulai bulan puasa suci Ramadan, di Rafah di sebelah selatan Jalur Gaza © SAID KHATIB / AFP

Konflik Gaza, yang telah berlangsung selama bertahun-tahun, telah menelan korban jiwa, menghancurkan rumah-rumah, dan meninggalkan ribuan orang tanpa tempat tinggal. Di tengah kekerasan dan ketakutan, mencari terang di bulan suci Ramadhan bukanlah tugas yang mudah. Namun, bagi banyak umat Islam di Gaza, bulan suci ini tetap menjadi waktu untuk memperkuat iman dan menjalin solidaritas dengan sesama.

Baca Juga : “Menyuarakan Kebenaran: Dialog Imaginer Rabbi Neturei Karta dengan Jurnalis Kowantaranews.com tentang Konflik Israel-Palestina”

Baca Juga : Pewaris Peradaban: Indonesia dalam Pandangan Prof. Arysio Santos Penulis Buku “Atlantis: The Lost Continent Finally Found”

Baca Juga : Atlantis: Benua yang Hilang Akhirnya Ditemukan” – Pengungkapan Para Rabbi Yahudi dalam Pencarian Lokasi Eden di Indonesia oleh Prof. Arysio Santos

Menggali makna spiritual dalam bulan Ramadhan di tengah konflik Gaza melibatkan pengorbanan, ketabahan, dan keikhlasan. Meskipun kondisi di Gaza mungkin sulit, banyak umat Islam tetap menjalankan ibadah puasa dengan penuh keberanian dan ketulusan. Mereka menyadari bahwa puasa bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang mengendalikan nafsu dan meningkatkan kesadaran spiritual.

Dalam kegelapan konflik, mencari terang berarti menjaga iman dan harapan hidup. Meskipun rumah mereka mungkin hancur, keluarga terpisah, dan masa depan mereka penuh ketidakpastian, umat Islam di Gaza tetap mempercayai keadilan Allah SWT. Mereka yakin bahwa di balik setiap ujian ada hikmah yang tidak terlihat, dan bahwa kekuatan dan keberanian mereka akan membawa mereka melalui masa sulit ini.

Solidaritas dan kepedulian juga menjadi bagian penting dari mencari terang di kelamnya Ramadhan di Gaza. Meskipun mereka mungkin sedang berjuang untuk bertahan hidup, umat Islam di Gaza tetap berbagi apa yang mereka miliki dengan sesama yang membutuhkan. Mereka membuka rumah mereka untuk pengungsi, berbagi makanan mereka dengan yang lapar, dan memberikan dukungan moral kepada mereka yang putus asa. Dalam kepedulian dan kasih sayang mereka, terang kebaikan dan kemurahan hati bersinar di tengah kegelapan konflik.

Selain itu, mencari terang di kelamnya Ramadhan di Gaza juga melibatkan doa dan ibadah yang tulus. Meskipun situasinya mungkin sulit, umat Islam terus berdoa kepada Allah SWT untuk memberikan kekuatan dan perlindungan kepada mereka dan orang-orang yang mereka cintai. Mereka percaya bahwa doa mereka akan didengar dan dijawab oleh Allah, dan bahwa Dia akan mengubah kegelapan menjadi cahaya, keputusasaan menjadi harapan, dan kebencian menjadi cinta.

PBB telah memperingatkan bahwa sebagian besar penduduk Gaza berada di ambang kelaparan © – / AFP www.france24.com

Di tengah konflik Gaza yang berkepanjangan, mencari terang di kelamnya Ramadhan adalah sebuah tantangan yang besar. Namun, bagi umat Islam di Gaza, bulan suci ini tetap menjadi waktu untuk memperkuat iman, menjalin solidaritas, dan mencari harapan di tengah keputusasaan. Meskipun kegelapan konflik mungkin tampak tak terkalahkan, mereka yakin bahwa dengan ketabahan, ketulusan, dan keimanan, mereka dapat menemukan terang di tengah kelamnya Ramadhan.

Baca Juga : Pandangan Unik Prof. Arysio Santos: Yerusalem-Palestina dan Lokasi Surga dalam Konteks Garis Khatulistiwa

Baca Juga : Menelusuri Kembali Sejarah: Masjidil Aqsa dan Mysteri Tanah yang Diberkati dalam Konteks Pembebasan Palestina

Baca Juga : “Neturei KARTA” bukanlah nama kota-kota di Indonesia seperti JaKARTA, JogjaKARTA, SuraKARTA, PurwoKERTO, PurwaKARTA, MojoKERTO, KERTOsono, KERTAbesuki” dan lainnya tapi Sebuah Komunitas Yahudi Ortodoks yang Menentang Zionisme Israel

Ramadhan di Tengah Konflik: Antara Keharuan dan Keterbatasan

Dalam suasana yang suram, warga Palestina di Jerusalem bersiap menyambut bulan Ramadhan. Kota Tua Jerusalem yang sepi tanpa dekorasi semarak dan toko-toko yang tutup setengahnya menunjukkan betapa dampak konflik Gaza telah mengganggu keseharian mereka. Meskipun begitu, semangat untuk menjalankan ibadah puasa tetap tinggi meskipun suasana hati mereka terasa berat.

Di tengah konflik yang masih terus berlanjut antara Israel dan kelompok Hamas di Gaza, banyak warga Palestina merasa bahwa Ramadhan kali ini akan menjadi yang paling suram yang mereka alami. Abu Mousam Haddad, seorang pedagang kopi di dekat Gerbang Damaskus, menggambarkan perasaan tersebut ketika dia menyatakan, “Ini akan menjadi Ramadhan yang kelam.”

Pada tahun-tahun sebelumnya, Kota Tua Jerusalem biasanya dihiasi dengan indahnya dekorasi Ramadhan, dan suasana meriah memenuhi udara menjelang bulan suci itu. Namun, Ammar Sider, seorang tokoh masyarakat di Kota Tua Jerusalem, memutuskan untuk tidak mendekorasi kota untuk menghormati para korban konflik Gaza. Keputusan ini mencerminkan rasa hormat dan kesedihan atas penderitaan yang dialami oleh saudara-saudara mereka di Gaza.

Di samping itu, persiapan Ramadhan di Jerusalem terhambat oleh ketegangan yang terus berlangsung antara Israel dan Palestina. Konflik yang telah berlangsung selama bulan keenam ini telah menelan banyak korban jiwa dan meninggalkan ribuan orang tanpa tempat tinggal. Sulit bagi warga Palestina untuk merayakan Ramadhan dengan penuh kegembiraan ketika mereka masih merasakan dampak langsung dari konflik yang berkepanjangan ini.

Meskipun demikian, semangat untuk menjalankan ibadah puasa tetap tinggi di antara umat Islam di Jerusalem. Meskipun jalan-jalan menuju Masjid Al-Aqsa terasa sepi dan tanpa hiasan, mereka tetap berusaha menjalankan ibadah dengan penuh kekhusyukan dan keimanan. Masjid Al-Aqsa, sebagai salah satu situs suci bagi umat Islam, menjadi pusat perhatian selama bulan Ramadhan, meskipun pengamanan ketat dari pihak Israel.

Pada tahun-tahun sebelumnya, Masjid Al-Aqsa sering menjadi titik kekerasan antara Israel dan Palestina selama bulan suci ini. Meskipun demikian, Hamas, kelompok yang menguasai Gaza, mendorong warga Palestina di seluruh wilayah untuk berbondong-bondong ke Al-Aqsa selama bulan Ramadhan sebagai bentuk protes terhadap pembatasan aktivitas ibadah oleh Israel.

Tetapi, di tengah ketegangan yang memanas antara Israel dan Palestina, banyak warga Palestina merasa takut untuk mengambil risiko konfrontasi. Mereka khawatir dengan respons keras dari pihak Israel dan tindakan kekerasan yang mungkin terjadi selama bulan suci ini. Namun, bagi banyak umat Islam, keinginan untuk melindungi dan menjaga Masjid Al-Aqsa tetap menjadi prioritas utama.

Dalam kegelapan konflik yang berkepanjangan, semangat untuk mencari terang di bulan Ramadhan tetap menyala di hati umat Islam di Jerusalem. Meskipun tantangan dan kesulitan yang dihadapi, mereka tetap berpegang pada harapan dan keimanan kepada Allah SWT. Di tengah kesedihan dan penderitaan, mereka berdoa untuk perdamaian dan keadilan, serta untuk keselamatan bagi saudara-saudara mereka di Gaza yang masih berjuang dalam konflik yang tak kunjung berkesudahan. *Roni

Foto Dok. Iqna.ir

  • Berita Terkait :

“Menyuarakan Kebenaran: Dialog Imaginer Rabbi Neturei Karta dengan Jurnalis Kowantaranews.com tentang Konflik Israel-Palestina”

Pandangan Unik Prof. Arysio Santos: Yerusalem-Palestina dan Lokasi Surga dalam Konteks Garis Khatulistiwa

Menelusuri Kembali Sejarah: Masjidil Aqsa dan Mysteri Tanah yang Diberkati dalam Konteks Pembebasan Palestina

FOTO-FOTO DERITA ANAK-ANAK PALESTINA

“Neturei KARTA” bukanlah nama kota-kota di Indonesia seperti JaKARTA, JogjaKARTA, SuraKARTA, PurwoKERTO, PurwaKARTA, MojoKERTO, KERTOsono, KERTAbesuki” dan lainnya tapi Sebuah Komunitas Yahudi Ortodoks yang Menentang Zionisme Israel

“Neturei KARTA” bukanlah nama kota-kota di Indonesia seperti JaKARTA, JogjaKARTA, SuraKARTA, PurwoKERTO, PurwaKARTA, MojoKERTO, KERTOsono, KERTAbesuki” dan lainnya tapi Sebuah Komunitas Yahudi Ortodoks yang Menentang Zionisme Israel

“Neturei KARTA” bukanlah nama kota-kota di Indonesia seperti JaKARTA, JogjaKARTA, SuraKARTA, PurwoKERTO, PurwaKARTA, MojoKERTO, KERTOsono, KERTAbesuki” dan lainnya tapi Sebuah Komunitas Yahudi Ortodoks yang Menentang Zionisme Israel

“Neturei KARTA” bukanlah nama kota-kota di Indonesia seperti JaKARTA, JogjaKARTA, SuraKARTA, PurwoKERTO, PurwaKARTA, MojoKERTO, KERTOsono, KERTAbesuki” dan lainnya tapi Sebuah Komunitas Yahudi Ortodoks yang Menentang Zionisme Israel

“Neturei KARTA” bukanlah nama kota-kota di Indonesia seperti JaKARTA, JogjaKARTA, SuraKARTA, PurwoKERTO, PurwaKARTA, MojoKERTO, KERTOsono, KERTAbesuki” dan lainnya tapi Sebuah Komunitas Yahudi Ortodoks yang Menentang Zionisme Israel

Bulan Ramadhan Tahun ini dan Seterusnya Azan Dikumandangkan 5 Kali Sehari di Salah Satu Kota Terbesar di Amerika Serikat, Kota Minneapolis Negara Bagian Minnesota

Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang

Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina

Ternyata ICJP Menyerukan Pemerintah Inggris untuk Merujuk Israel dan Perdana Menteri Netanyahu ke Pengadilan Kriminal Internasional untuk Kejahatan Perang di Palestina, Sebelum Jadwal Kunjungan Netanyahu 

Siapakah Alvin Bragg?  Jaksa Distrik Manhattan Setingkat Kejaksaan Negeri yang  Menuntut Donald Trump Presiden Amerika Serikat ke-45

Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”

TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK  “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”

Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan  Warisan Budaya Tradisi Uyghur

Selain Beberapa Organisasi Islam, Warga Amerika Serikat Juga  Meminta Pemerintah Indonesia Menolak Timnas Israel U-20

Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB

Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar  Terbang  Menemui  Erdogan

Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar

Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor  Bangunan Ditangkapi

Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya

Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB

Gawat !  Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China

Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia

Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan

Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair

Tegas !  Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina

Rame Dibahas di Medsos “Pegunungan Makkah Telah Ditutupi dengan Tanaman Hijau Setelah Hujan Baru-baru ini”

China  Sebagai Pembunuh Terbanyak  Dalam Sejarah Modern,  Karena Ketidakmampuan dan Kebodohan Pemerintah Komunis Cina,  Tulis Media Luar

Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu

Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat

Ternyata  Angelina Jolie  Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia

Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022

Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan

Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun

Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid

Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan

Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun

Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda

Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa

Ternyata Komunitas Muslim dan Masjid Terbesar di Benua Amerika Selatan Ada Di Negara  Juara Piala Dunia Qatar FIFA 2022 Argentina !

Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)

Mahasiswa Cambridge memecahkan masalah tata bahasa Sansekerta yang membingungkan para sarjana selama berabad-abad

Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari

Warga China Minta Xi Jinping Mundur, Imbas Aturan Lockdown

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *