Jakarta, Kowantaranews.com -Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat (Al-Israa’ 1) Kisah Isra’ dan Mi’raj pada 14 abad lampau masih misteri dimana peristiwa itu terjadi pada “AMUL HOZAN” tahun duka cita setelah wafatnya istri dan pamannya Rasulullah SAW, atau peristiwa Isra’ sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah artinya sebelum tahun 622 Masehi waktu itu Masjidil Haram masih berupa tanah lapang dan di kota yang namanya Jerusalem di tahun itu tidak ada bangunan Masjid, sedangkan Masjidil Aqsha yg sekarang banyak dikunjungi dibangun tahun 715 Masehi oleh Walid bin Abdul Malik (jaraknya 100 tahun setelah peristiwa Isra’) Dan ketika itu Umar Bin Khotob dalam penyerahan kunci kota yang namanya Jerusalem di tahun 636 Masehi (14 tahun setelah peristiwa Isra’) cuma menemukan tanah lapang berisi puing-puing dan rumput liar, padahal dalam hadist, Nabi menjawab pertanyaan orang Quraish tentang tiang bangunan dengan tepat dan sholat bersama nabi-nabi lain. Pertanyaannya dimana Masjidil Aqsha letak sebenarnya ? Karena pada tahun 600 an Masehi tanah yg sekarang dibangun Masjidil Aqsha masih tanah lapang.
Baca Juga : Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
Sejarah Kisah Isra’ dan Mi’raj
Pada 14 abad yang lalu, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan yang membingungkan banyak sejarawan dan ahli agama. Kisah Isra’ dan Mi’raj, di mana Nabi SAW diambil oleh Allah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, tetap menjadi misteri dalam sejarah Islam.
Menurut catatan sejarah, peristiwa ini terjadi pada tahun yang dikenal sebagai “Amul Hozan”, tahun duka cita setelah wafatnya istri dan pamannya Rasulullah SAW. Namun, sebagian ahli sejarah meyakini bahwa peristiwa ini terjadi sebelum hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah, yang berarti sebelum tahun 622 Masehi.
Kebingungan semakin bertambah ketika Umar Bin Khotob menyerahkan kunci kota Jerusalem pada tahun 636 Masehi, 14 tahun setelah peristiwa Isra’, dan hanya menemukan tanah lapang yang berisi puing-puing dan rumput liar. Padahal, dalam hadis, Nabi Muhammad SAW menjawab pertanyaan orang Quraish tentang tiang bangunan dengan tepat dan bahkan melakukan shalat bersama para nabi lainnya.
Pertanyaan yang muncul adalah: di mana sebenarnya letak Masjidil Aqsa? Pada abad ke-6 Masehi, tanah yang sekarang menjadi situs Masjidil Aqsa masih berupa tanah lapang. Hal ini menimbulkan keraguan akan lokasi sebenarnya dari masjid yang menjadi tempat penting dalam sejarah Islam ini.
Upaya untuk mengungkap kebenaran sejarah dan lokasi sebenarnya Masjidil Aqsa terus berlanjut, memberikan tantangan dalam memahami peristiwa bersejarah ini dalam konteks keagamaan dan sejarah Islam.
Beberapa teori telah diajukan untuk menjelaskan kebingungan seputar lokasi Masjidil Aqsa. Salah satunya adalah bahwa lokasi Masjidil Aqsa pada zaman Nabi Muhammad SAW mungkin berbeda dari lokasi saat ini. Faktor-faktor seperti perubahan geografis, pembangunan ulang, dan penyebaran kota Jerusalem sepanjang sejarah dapat mempengaruhi pergeseran lokasi masjid.
Baca Juga : TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Baca Juga : Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Teori lain mengusulkan bahwa mungkin ada kesalahan dalam catatan sejarah atau penafsiran terhadap peristiwa Isra’ dan Mi’raj. Beberapa ahli mengemukakan bahwa perjalanan Nabi Muhammad SAW ke Masjidil Aqsa bukanlah peristiwa fisik, melainkan perjalanan spiritual atau pengalaman mistis yang tidak terkait dengan lokasi geografis sebenarnya.
Namun demikian, bagi umat Islam, penting untuk memahami dan menghormati makna simbolis dan keagamaan dari peristiwa Isra’ dan Mi’raj serta tempat suci seperti Masjidil Aqsa. Meskipun lokasi fisiknya mungkin menjadi misteri, nilai-nilai spiritual dan historis yang terkandung dalam kisah ini tetap mempertahankan relevansi dan signifikansi dalam kehidupan umat Muslim di seluruh dunia.
Dengan demikian, upaya untuk memahami dan mengungkap kebenaran sejarah Masjidil Aqsa harus dilakukan dengan hati-hati, dengan memperhitungkan sumber-sumber sejarah yang tersedia serta nilai-nilai agama dan budaya yang terkait dengan tempat suci tersebut. Hal ini juga membutuhkan kolaborasi lintas disiplin ilmu antara sejarawan, arkeolog, dan cendekiawan agama untuk merangkai potongan-potongan puzzle sejarah yang membingungkan ini dengan lebih baik.
Selain itu, upaya untuk memahami dan mengklarifikasi lokasi sebenarnya Masjidil Aqsa juga dapat memperdalam pemahaman tentang sejarah dan kebudayaan kota Jerusalem serta wilayah sekitarnya. Jerusalem telah menjadi pusat perhatian bagi banyak agama dan budaya selama ribuan tahun, dan memahami perjalanan sejarah Masjidil Aqsa dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang kompleksitas sejarah dan identitas kota suci ini.
Baca Juga : Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dalam konteks konflik politik dan sosial yang terus berkecamuk di Timur Tengah, Masjidil Aqsa sering kali menjadi simbol penting bagi identitas dan kebanggaan umat Muslim, dan pemahaman yang lebih baik tentang asal-usul dan makna masjid ini dapat membantu dalam memperdamaikan perbedaan dan mempromosikan dialog antaragama.
Seiring berjalannya waktu, semoga upaya-upaya untuk menemukan kebenaran sejarah tentang Masjidil Aqsa akan terus berkembang, dan penelitian yang dilakukan oleh para cendekiawan akan membawa cahaya baru kepada misteri yang melingkupi tempat suci ini. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang sejarah dan makna Masjidil Aqsa, umat Muslim dan masyarakat dunia secara keseluruhan dapat lebih memahami warisan budaya dan agama yang berharga ini.
Ada Hikmah
Selain itu, upaya untuk memahami dan mengklarifikasi lokasi sebenarnya Masjidil Aqsa juga dapat memperdalam pemahaman tentang sejarah dan kebudayaan kota Jerusalem serta wilayah sekitarnya. Jerusalem telah menjadi pusat perhatian bagi banyak agama dan budaya selama ribuan tahun, dan memahami perjalanan sejarah Masjidil Aqsa dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang kompleksitas sejarah dan identitas kota suci ini.
Sejarah kota yang namanya Jerusalem penuh dengan pertumpahan darah dari penguasa Babilonia sejak tahun 587 SM, kemudian diratakan oleh Kaisar Titus dari Romawi awal abad Masehi, kemudian di kuasahi oleh Kaisar Byzantium kemudian Kerajaan Persia, baru tahun 636 Masehi menyerah tanpa pertumpahan darah kepada Umar Bin Khotob_dan sampai sekarang kota yang namanya Jerusalem masih bergejolak. Pertanyaannya dimana wilayah yang diberkati ? Sehingga muncul pertanyaan berat : Sebenarnya Masjidil Aqsha yang dimaksud dalam Al-Qur’an dimana ? Karena mempertanyakan tempatnya bukan masalah keimanan, dan mempertanyakan lokasi Masjidil Aqsha (Masjid Terjauh) berarti kita meyakini akan kebenaran peristiwa Isra’ Mi’raj sendiri, walaupun sekarang masih misteri !!! Dimana ia berada ?
Kontek Teks Al-Qur’an
Dalam teks Al-Qur’an, kita diberitahu tentang Masjidil Aqsha yang diberkati di sekelilingnya. Namun, dalam konteks sejarah yang penuh dengan pertumpahan darah di kota yang bernama Jerusalem, menemukan wilayah yang sebenarnya “diberkati” menjadi sebuah tantangan.
Sejarah Jerusalem merupakan jejak konflik dan perebutan kekuasaan yang terus berlanjut sejak berabad-abad lamanya. Mulai dari penaklukan oleh penguasa Babilonia pada tahun 587 SM, hingga pendudukan oleh Kaisar Titus dari Romawi pada awal abad Masehi, dan kemudian di bawah kekuasaan Kaisar Byzantium dan Kerajaan Persia. Bahkan setelah penyerahan tanpa pertumpahan darah kepada Umar Bin Khotob pada tahun 636 Masehi, kota Jerusalem masih terus mengalami gejolak.
Pertanyaan yang muncul adalah di mana wilayah yang sebenarnya “diberkati” yang dimaksud dalam Al-Qur’an? Dan dengan demikian, di mana sebenarnya Masjidil Aqsha yang menjadi tujuan perjalanan Nabi dalam peristiwa Isra’ dan Mi’raj?
Pertanyaan-pertanyaan ini menyoroti kerumitan dalam menafsirkan dan memahami konteks sejarah dan keagamaan. Memang, mempertanyakan tempatnya bukanlah masalah keimanan, tetapi sebuah upaya untuk memahami lebih dalam dan menemukan kebenaran di balik misteri yang melingkupi lokasi Masjidil Aqsha.
Sehingga, dalam pencarian ini, kita tidak hanya mencari lokasi geografis fisik Masjidil Aqsha, tetapi juga mencari pemahaman yang lebih mendalam tentang makna spiritual dan historis dari tempat suci ini dalam tradisi Islam.
Baca Juga : Atlet Palestina Menghadapi Kekerasan dari Tentara Israel, Inilah Vidio-Vidionya
Dimana Wilayah Yang Diberkati ?
Dalam pencarian akan wilayah yang diberkati yang dimaksud dalam Al-Qur’an, beberapa interpretasi menunjukkan bahwa “diberkati di sekelilingnya” bisa merujuk pada berkah spiritual dan keberkahan yang meliputi seluruh wilayah sekitarnya. Ini mungkin mencakup kedamaian, keharmonisan, dan ketenangan yang diberikan oleh Allah kepada tanah yang dianggap suci dalam agama Islam.
Namun demikian, dalam konteks sejarah Jerusalem yang penuh dengan pertumpahan darah dan konflik, menjelaskan wilayah yang secara harfiah “diberkati” menjadi sulit. Konflik politik, agama, dan sosial telah mengakar dalam tanah ini selama berabad-abad, menjadikannya sebagai salah satu kawasan yang paling disengketakan di dunia.
Seiring dengan itu, misteri seputar lokasi sebenarnya Masjidil Aqsha terus menjadi pertanyaan yang menarik dan kompleks. Pencarian akan kebenaran sejarah dan pemahaman yang lebih mendalam tentang tempat suci ini menjadi tantangan yang penting dalam kajian agama dan sejarah.
Meskipun demikian, bagi umat Muslim, penting untuk mengingat bahwa Masjidil Aqsha memiliki makna spiritual yang mendalam dalam tradisi Islam. Ini adalah tempat yang dihormati dan dianggap suci oleh jutaan umat Muslim di seluruh dunia, dan peristiwa Isra’ dan Mi’raj tetap menjadi momen penting dalam sejarah dan keyakinan mereka.
Dengan demikian, sementara upaya untuk menemukan lokasi fisik Masjidil Aqsha terus berlanjut, nilai-nilai spiritual dan makna agama yang terkandung dalam tempat suci ini tetap tidak tergantikan bagi umat Muslim di seluruh dunia.
Selain itu, pemahaman yang lebih dalam tentang sejarah Jerusalem dan Masjidil Aqsha juga dapat membantu mempromosikan dialog antaragama dan perdamaian di wilayah yang sering kali terkena dampak konflik dan ketegangan politik. Dengan memahami nilai-nilai spiritual dan sejarah yang terkait dengan tempat suci bagi umat Islam, Kristen, dan Yahudi, masyarakat dapat membangun panggung yang lebih kokoh untuk toleransi, penghargaan, dan kerjasama antarumat beragama.
Penafsiran dan Interpretasi Beragam
Penting juga untuk diingat bahwa dalam kajian agama dan sejarah, ada ruang untuk penafsiran dan interpretasi yang beragam. Keterbukaan terhadap berbagai sudut pandang dan pendekatan adalah kunci untuk memperdalam pemahaman kita tentang Masjidil Aqsha dan tempat suci lainnya.
Dalam menghadapi misteri seputar Masjidil Aqsha, penting bagi umat Muslim untuk tetap menghormati nilai-nilai keagamaan dan kepercayaan yang terkait dengan tempat suci ini, sambil juga mempertimbangkan bukti sejarah dan arkeologis yang ada.
Dengan demikian, upaya untuk menemukan lokasi sebenarnya Masjidil Aqsha dan untuk memahami makna spiritual dan historisnya harus dilakukan dengan hati-hati, rasa hormat, dan keterbukaan pikiran. Hanya dengan pendekatan yang holistik dan inklusif, kita dapat mendekati pemahaman yang lebih utuh tentang tempat suci ini, yang memiliki arti penting dalam kehidupan umat Muslim dan masyarakat global secara luas.
Dengan semangat pembelajaran yang terus berkembang dan kerja sama lintas budaya dan lintas agama, kita dapat terus mengeksplorasi misteri seputar Masjidil Aqsha dan sejarahnya. Melalui dialog yang terbuka, penelitian yang mendalam, dan keterbukaan terhadap berbagai perspektif, kita dapat memperkaya pemahaman kita tentang tempat suci ini serta mempromosikan perdamaian dan toleransi di seluruh dunia.
Selain itu, memahami dan menghormati makna spiritual yang terkait dengan Masjidil Aqsha adalah bagian penting dari warisan agama dan budaya umat Muslim. Meskipun lokasi fisiknya mungkin menjadi misteri, nilai-nilai yang terkandung dalam kisah Isra’ dan Mi’raj serta tempat suci ini tetap memberikan inspirasi dan kekuatan bagi umat Muslim di seluruh dunia.
Pengetahuan akan Menjawab Misteri Ini
Terus menjaga semangat pengetahuan, rasa ingin tahu, dan keterbukaan pikiran adalah kunci untuk mengeksplorasi misteri seputar Masjidil Aqsha dan tempat-tempat suci lainnya. Dengan melakukan hal ini, kita dapat melangkah maju menuju pemahaman yang lebih dalam tentang warisan agama dan sejarah yang berharga bagi umat manusia.
Dalam upaya terus menjaga semangat penelitian dan eksplorasi, peran para cendekiawan, sejarawan, dan arkeolog sangatlah penting. Melalui penelitian yang cermat dan kolaborasi lintas disiplin ilmu, kita dapat menggali lebih dalam informasi historis dan arkeologis yang dapat membantu menjawab beberapa pertanyaan yang masih mengelilingi Masjidil Aqsha.
Selain itu, peran pendidikan juga tidak kalah pentingnya. Memasukkan pemahaman tentang sejarah, agama, dan budaya yang terkait dengan Masjidil Aqsha ke dalam kurikulum pendidikan dapat membantu memperluas wawasan generasi mendatang tentang kepentingan dan nilai tempat suci ini.
Tidak kalah pentingnya adalah peran masyarakat dalam mempromosikan perdamaian, toleransi, dan penghargaan terhadap keragaman agama dan budaya. Dengan membangun pemahaman yang lebih baik tentang Masjidil Aqsha dan kebermaknaannya, kita dapat berkontribusi pada terciptanya dunia yang lebih harmonis dan berdamai.
Dengan terus menggali pengetahuan, mendukung penelitian, dan mempromosikan dialog antarbudaya, kita dapat bergerak maju menuju pemahaman yang lebih komprehensif tentang Masjidil Aqsha dan perannya dalam sejarah dan kehidupan umat manusia. Semoga dengan usaha bersama, kita dapat menemukan jawaban atas pertanyaan yang masih menggantung dan merayakan keberagaman yang menjadi kekayaan umat manusia.
Dalam merespon tantangan yang kompleks ini, penting untuk tetap menjaga semangat pengetahuan, kerja sama, dan keterbukaan pikiran. Kolaborasi antara para cendekiawan, pakar agama, pemimpin masyarakat, dan individu yang peduli akan menjadi kunci dalam menjelajahi misteri seputar Masjidil Aqsha.
Selain itu, penggunaan teknologi modern, seperti teknologi pemetaan dan analisis arkeologi, dapat memberikan wawasan baru yang berharga dalam memahami sejarah dan lokasi sebenarnya Masjidil Aqsha. Pendekatan lintas disiplin ilmu yang menggabungkan pengetahuan dari berbagai bidang juga dapat memberikan sudut pandang yang lebih lengkap.
Namun, di samping pencarian fakta dan data empiris, penting juga untuk mengakui nilai-nilai spiritual dan keagamaan yang terkait dengan Masjidil Aqsha dalam tradisi Islam. Kedalaman makna agama ini memainkan peran sentral dalam pemahaman dan penghormatan terhadap tempat suci ini bagi umat Muslim di seluruh dunia.
Nilai Dialog dan Perdamaian
Dengan semangat dialog, kerjasama, dan dedikasi untuk memahami, kita dapat terus maju dalam menjelajahi misteri seputar Masjidil Aqsha. Semoga upaya ini membawa kita pada pemahaman yang lebih dalam tentang kebermaknaan dan peran penting tempat suci ini dalam sejarah dan kehidupan umat manusia.
Dalam mengakhiri, upaya untuk memahami Masjidil Aqsha dan misteri seputar tempat suci ini adalah perjalanan yang terus berlanjut. Penting bagi kita untuk tetap menjaga semangat penelitian, toleransi, dan dialog antarbudaya dalam menjelajahi kerumitan sejarah, agama, dan politik yang terkait dengan Masjidil Aqsha.
Dengan terus mendukung penelitian, mempromosikan pendidikan yang inklusif, dan memupuk rasa saling pengertian dan hormat, kita dapat membangun jembatan antara berbagai budaya dan agama, serta menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan berdamai. * Roni
(Referensi : Ir. H. Bambang Pranggono, MBA, IAI-Percikan Sains dalam Al-Qur’an)
Foto upload.wikimedia.org
- Berita Terkait :
Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang
Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina
Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan Warisan Budaya Tradisi Uyghur
Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB
Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar Terbang Menemui Erdogan
Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar
Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor Bangunan Ditangkapi
Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya
Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB
Gawat ! Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari
Warga China Minta Xi Jinping Mundur, Imbas Aturan Lockdown