Jakarta, Kowantaranews.com -Kenapa Prof. Arysio Santos pengarang dan penulis Buku Atlantis, The Lost Continent Finally Found, 2009 mempercayai bahwa orang Yahudi dan Kristen terpaksa sedikit membuat penyesuaian agar Yerusalem-Palestina yang aktual sesuai dengan skema asli hal-hal di mana surga sebenarnya terletak di Garis Khatulistiwa bersama dengan Pilar-pilar-Atlas yang sesungguhnya, pilar-pilar yang berada di Selat Sunda. Pilar-pilar Herkules yang tidak asli, seperti halnya Yerusalem palsu tempat Yesus wafat, terletak di sekitar 35° Utara. Tetapi, keduanya hanya merupakan surga fiktif, hanya menjadi bayangan dari surga asli yang berada di Timur Jauh ?

Prof. Arysio Santos mungkin memiliki pandangan tersebut berdasarkan analisisnya terhadap berbagai tradisi agama, mitologi, dan sejarah. Seperti yang diungkapkan dalam klaimnya, dia mungkin berpendapat bahwa terdapat kesamaan atau keterkaitan antara cerita-cerita surga dalam tradisi Yahudi dan Kristen dengan mitos-mitos yang berasal dari wilayah lain, seperti Mesopotamia.
Analisis tersebut mungkin didasarkan pada upaya untuk mencari korelasi antara narasi keagamaan dengan konteks geografis dan budaya yang lebih luas. Misalnya, mengaitkan lokasi surga dengan Garis Khatulistiwa dan mitos-mitos seperti Pilar-pilar-Atlas yang sesungguhnya dapat menjadi bagian dari interpretasi simbolis atau metaforis tentang konsep surga.
Namun, penting untuk dicatat bahwa pandangan ini mungkin bersifat spekulatif dan kontroversial, dan tidak selalu diakui oleh semua orang dalam komunitas akademis atau agama. Analisis semacam ini dapat membuka diskusi yang menarik tentang asal-usul dan makna cerita-cerita keagamaan, tetapi juga memerlukan pendekatan yang kritis dan terbuka terhadap berbagai perspektif dan bukti yang ada.
Dalam pandangan yang menggugah pemikiran, Prof. Arysio Santos menyajikan analisis yang menghadirkan perspektif baru tentang hubungan antara Yerusalem-Palestina dan konsep surga dalam tradisi Yahudi dan Kristen. Dengan mengaitkan lokasi suci ini dengan Garis Khatulistiwa, Prof. Arysio Santos mengajukan bahwa ada keterkaitan yang dalam antara geografi fisik dan konsep-konsep metafisik dalam keyakinan agama.
Menurut pandangan Prof. Arysio Santos, Yerusalem-Palestina, yang sering dianggap sebagai tempat suci bagi umat Yahudi dan Kristen, sebenarnya memiliki korelasi dengan lokasi surga yang diposisikan di sepanjang Garis Khatulistiwa. Dalam pandangannya, Garis Khatulistiwa menjadi titik sentral yang menghubungkan tempat-tempat suci dengan konsep surga dalam tradisi agama, menggambarkan simbolisme yang dalam dan tersembunyi di balik narasi keagamaan.
Pandangan ini menimbulkan pertanyaan-pertanyaan menarik tentang interpretasi tradisi agama dan hubungannya dengan geografi serta mitologi dunia. Apakah Yerusalem-Palestina benar-benar menjadi bayangan dari surga yang sebenarnya terletak di sepanjang Garis Khatulistiwa, seperti yang disarankan oleh Prof. Arysio Santos? Atau apakah ini hanya pandangan spekulatif yang memicu perdebatan tentang hubungan antara tempat-tempat suci dan konsep surga dalam agama-agama dunia?
Tantangan untuk memahami kompleksitas ini menegaskan pentingnya dialog antarbudaya dan penelitian lintas disiplin ilmu dalam menjelajahi hubungan antara kepercayaan agama, budaya, dan geografi. Dengan menjaga keterbukaan pikiran dan keingintahuan yang terus-menerus, kita dapat mengembangkan wawasan yang lebih dalam tentang keragaman keyakinan manusia dan warisan spiritual yang melingkupi dunia kita.
Pandangan Prof. Arysio Santos membuka ruang untuk penelitian yang lebih mendalam tentang hubungan antara geografi, kepercayaan agama, dan mitologi. Dengan menggali lebih dalam tentang konsep-konsep ini, mungkin kita dapat memahami lebih baik bagaimana keyakinan dan budaya manusia saling terkait dan berinteraksi satu sama lain.
Selain itu, pandangan ini juga mengajak kita untuk merefleksikan ulang konsep-konsep yang kita anggap sebagai kebenaran mutlak dalam agama dan budaya kita sendiri. Apakah pandangan-pandangan tersebut dapat dipahami dalam konteks yang lebih luas atau memiliki makna yang lebih mendalam yang belum kita ketahui?
Dengan menjaga keterbukaan pikiran dan semangat penelitian yang terus-menerus, kita dapat terus memperluas wawasan kita tentang kompleksitas manusia dan dunia di sekitar kita. Inilah esensi dari eksplorasi intelektual yang tak pernah berakhir dan pencarian akan pemahaman yang lebih dalam tentang hakikat keberagaman manusia.
Tentu, dengan melanjutkan dialog dan penelitian tentang pandangan unik seperti yang diajukan oleh Prof. Arysio Santos, kita dapat membuka jalan menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang hubungan antara agama, budaya, dan geografi. Hal ini dapat melahirkan penelitian baru yang mengeksplorasi implikasi dan signifikansi dari keterkaitan antara lokasi fisik dan konsep-konsep metafisik dalam tradisi keagamaan.
Selain itu, melanjutkan pemikiran ini dapat memunculkan pertanyaan yang lebih luas tentang peran mitologi dalam membentuk keyakinan agama, serta bagaimana interpretasi dan adaptasi cerita-cerita keagamaan terjadi di berbagai konteks budaya. Ini adalah panggilan untuk penelitian lintas disiplin ilmu yang melibatkan antropologi, sejarah, studi agama, dan geografi budaya.
Dengan melanjutkan eksplorasi ini, kita dapat memperdalam pemahaman kita tentang kompleksitas manusia dan memperkaya wawasan kita tentang warisan spiritual yang melingkupi dunia kita. Ini adalah langkah menuju kerjasama lintas budaya yang lebih baik dan pemahaman yang lebih dalam tentang keberagaman manusia.
Melanjutkan penelitian dan dialog tentang pandangan yang diusulkan oleh Prof. Arysio Santos akan memungkinkan kita untuk menjelajahi lebih lanjut implikasi dan signifikansi dari keterkaitan antara lokasi geografis dan konsep-konsep metafisik dalam tradisi agama. Ini dapat membawa kita pada pemahaman yang lebih dalam tentang peran budaya, sejarah, dan kepercayaan dalam membentuk identitas manusia dan pandangan dunia mereka.
Dengan melanjutkan penelitian ini, kita dapat mengeksplorasi bagaimana narasi keagamaan beradaptasi dan berkembang seiring waktu dan di berbagai konteks budaya. Ini akan memungkinkan kita untuk melihat bagaimana keyakinan agama dan mitologi menjadi terwujud dalam praktik dan pandangan masyarakat yang berbeda di seluruh dunia.
Selain itu, melanjutkan dialog ini juga akan memberi kesempatan bagi kolaborasi lintas disiplin ilmu, di mana ahli agama, antropolog, sejarawan, dan geografer dapat berbagi pengetahuan dan perspektif mereka untuk mencapai pemahaman yang lebih komprehensif.
Dengan terus menggali dan mempertanyakan, kita dapat memperkaya wawasan kita tentang kompleksitas manusia dan dunia di sekitar kita, serta memperkuat hubungan antarbudaya yang didasarkan pada penghargaan, pengertian, dan kerjasama. *Roni
(Referensi Atlantis, The Lost Continent Finally Found, Prof. Arysio Santos, 2009)
Foto Dok. profau.com
- Berita Terkait :
Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang
Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina
Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan Warisan Budaya Tradisi Uyghur
Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB
Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar Terbang Menemui Erdogan
Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar
Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor Bangunan Ditangkapi
Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya
Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB
Gawat ! Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari
Warga China Minta Xi Jinping Mundur, Imbas Aturan Lockdown