Jakarta, Kowantaranews.com — Suara azan Subuh belum berkumandang, tetapi Gaza sudah diserbu deru pesawat tempur dan jerit kematian. Di tengah ritual sahur—waktu suci umat Muslim untuk berpuasa—rudal Israel menghujani Gaza City, Khan Younis, Rafah, dan Deir al-Balah. Dalam serangan mendadak yang digelar dini hari, lebih dari 400 orang tewas, separuhnya anak-anak dan perempuan. Jalan-jalan dipenuhi mayat bergelimpangan, sementara rumah sakit kewalahan menampung korban yang terluka. “Ini bukan perang, ini pembersihan etnis!” teriak Mahmoud Abu Ghazal, seorang ayah yang kehilangan tiga anaknya dalam serangan.
Sahur Berubah Jadi Malam Pembantaian
Pukul 2:37 dini hari, saat warga Gaza menyantap sahur sederhana di tengah blokade, langit tiba-tiba berubah merah. Rudal Israel menghantam kompleks perumahan Al-Zaytoun di Gaza City, meluluhlantakkan sebuah bangunan tempat 27 anggota keluarga Qraiqa berkumpul. Di antara reruntuhan, tim penyelamat menemukan mayat bayi berusia 1 tahun masih tergenggam erat di tangan ibunya. “Mereka sedang makan kurma dan roti. Tiba-tiba, segalanya gelap,” kata Ahmed, tetangga yang selamat.
Tak jauh dari situ, serangan lain mengguncang Al-Tabi’in School—sekolah yang dijadikan tempat pengungsian 300 keluarga. “Kami terbangun oleh ledakan. Anak-anak menjerit, darah menggenangi lantai. Ini neraka!” ujar Fedaa Heriz, pengungsi yang kehilangan keponakannya. Menurut laporan AP, setidaknya 25 pengungsi tewas di lokasi itu, termasuk 11 anak-anak yang masih mengenakan piyama berlambang karakter kartun.
Rumah Sakit Jadi Kuburan Hidup
Di Rumah Sakit Al-Shifa, satu-satunya fasilitas kesehatan besar di utara Gaza, kondisi semakin mengenaskan. Lorong-lorong dipenuhi mayat berselimut kain putih, sementara anak-anak terluka menangis kehausan karena listrik padam dan alat medis tak berfungsi. “Kami kehabisan morfin. Pasien menjerit kesakitan, tapi kami hanya bisa memeluk mereka sampai ajal tiba,” kata Dr. Tanya Haj Hassan, relawan Medical Aid for Palestinians.
Seorang perawat di Al-Ahli Hospital, yang enggan disebutkan namanya, bercerita: “Seorang ibu datang sambil menggendong bayi kembarnya. Salah satu sudah tak bernyawa, yang satunya lagi menangis lemah. Kami tak punya inkubator. Bayi itu akhirnya meninggal di pelukan ibunya.” Data Kementerian Kesehatan Gaza menyebut 263 korban adalah perempuan dan anak di bawah 18 tahun—angka yang disebut PBB sebagai “bukti kejahatan perang sistematis”.
Baca juga : DRAMA GAZA: TRUMP BERBALIK ARAH – DARI ANCAMAN PENGUSIRAN HINGGA DIPLOMASI YANG TAK PASTI
Baca juga : Gaza di Ambang Bencana: Kelaparan Massal Mengintai Akibat Blokade Israel yang Kejam
Baca juga : Dibungkam! Aktivis Cerdas Columbia Diculik dalam Serangan terhadap Demokrasi
Blokade Senjata dan Air: Gaza Dikepung Derita
Serangan ini terjadi di tengah blokade Israel yang semakin kejam. Sejak 2 Maret, tidak ada satu pun truk bantuan yang diizinkan masuk. Enam roti subsidi PBB tutup karena kehabisan gas, harga sayur di utara Gaza melonjak 300%, dan 600.000 warga di selatan kehausan setelah Israel mematikan listrik ke pabrik desalinasi. “Kami minum air laut yang dicampur air kotor. Anak-anak muntah dan diare di mana-mana,” keluh Khaled Abu Samra, warga Khan Younis.
Tom Fletcher, Kepala Kemanusiaan PBB, menggambarkan Gaza sebagai “lapisan paling kelam dari krisis kemanusiaan”. Dalam pidato darurat di Dewan Keamanan PBB, ia mengecam blokade Israel: “Mereka tidak hanya membunuh dengan bom, tapi juga dengan kelaparan!”
Dukungan AS dan Kegagalan Diplomasi Global
Di tengah kecaman internasional, AS justru menjadi tameng utama Israel. Dorothy Shea, Wakil Dubes AS untuk PBB, membenarkan serangan ini sebagai “tindakan defensif melawan terorisme Hamas”. Pernyataannya memicu kemarahan aktivis kemanusiaan: “AS mendukung genosida dengan dalih demokrasi!” protes salah satu demonstran di luar Markas PBB.
Sementara itu, upaya mediasi Qatar dan Mesir—yang berhasil meraih gencatan senjata dua bulan lalu—kini hancur berantakan. Izzat al-Risheq, pejabat Hamas, menuding Netanyahu sengaja menggagalkan perundingan: “Dia lebih peduli kursi kekuasaan daripada nyawa rakyatnya sendiri!”
Keluarga Sandera: “Pemerintah Bunuh Anak Kami Dua Kali!”
Serangan ini juga menjadi pukulan telak bagi keluarga 59 sandera Israel yang masih ditahan Hamas. Di depan Knesset (parlemen Israel), ratusan orang berdemo dengan poster bertuliskan “Setiap Bom adalah Vonis Mati untuk Mereka!”
Carmit Palty-Katzir, saudara dari Elad Katzir—sandera yang mayatnya dikembalikan Hamas pekan lalu—berkata: “Netanyahu mengkhianati kami. Darah sandera berikutnya akan menjadi noda abadi di tangannya!” Sementara itu, Emily Damari, mantan sandera Inggris-Israel, membagikan video pilu di Instagram: “Saya selamat, tapi ribuan anak Gaza tidak. Kapan dunia akan bangkit dari kebisuan?”
Masa Depan Gaza: Antara Kepungan dan Kepunahan
Dengan operasi darat Israel yang telah dimulai di Gaza timur, analis memprediksi krisis akan semakin dalam. Evakuasi paksa 300.000 warga ke pusat Gaza—yang sudah padat pengungsi—disebut PBB sebagai “langkah tak berperikemanusiaan”. “Ke mana kami harus lari? Laut di barat, Israel di timur, Mesir di selatan mengunci pintu!” teriak Amina Al-Haddad, ibu enam anak yang mengungsi dari Beit Hanoun.
Laporan UNICEF menyebut 400.000 anak Gaza mengalami trauma berat akibat perang. “Mereka tidak takut mati. Mereka takut kehilangan keluarga yang tersisa,” kata Lucia Elmi, perwakilan UNICEF di Palestina. Sementara itu, wabah kolera mulai merebak di kamp pengungsian Rafah akibat minimnya air bersih.
Epilog: Gaza Menangis, Dunia Terdiam
Di tengah debu konflik, adzan Subuh akhirnya berkumandang—ditemani tangis janda dan yatim. Gaza, yang dulu dijuluki “Permata Mediterania”, kini jadi hamparan puing dan kuburan massal. Pesan terakhir seorang anak di dinding reruntuhan sekolah Al-Tabi’in menjadi saksi bisu: “Saya hanya ingin hidup.”
Sementara negara-negara besar berdebat di meja PBB, rakyat Gaza bertahan dengan doa dan air mata. Seperti kata Raji Sourani, aktivis HAM Palestina: “Gaza adalah cermin kegagalan peradaban manusia. Dan kita semua adalah aktornya.” By Mukroni
Foto Kowantaranews
- Berita Terkait :
DRAMA GAZA: TRUMP BERBALIK ARAH – DARI ANCAMAN PENGUSIRAN HINGGA DIPLOMASI YANG TAK PASTI
Gaza di Ambang Bencana: Kelaparan Massal Mengintai Akibat Blokade Israel yang Kejam
Dibungkam! Aktivis Cerdas Columbia Diculik dalam Serangan terhadap Demokrasi
Mantan Jurnalis BBC Jadi Finalis Miss Universe Great Britain untuk Advokasi Gaza
Liga Arab Dukung Rencana Rekonstruksi Gaza oleh Mesir, Tantang Proposal Trump
Gencatan Senjata Hancur, Gaza Menjerit dalam Lorong Kegelapan
Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Solusi Nutrisi dan Kebersamaan di Sekolah
Liang Wenfeng: Jenius AI China yang Mengguncang Dunia dan Mengancam Hegemoni Teknologi AS
DOSA DAN BANJIR DAHSYAT: KETIKA NEGERI MAKMUR TENGGELAM DAN HUTAN MANGROVE BANGKIT!
Mangrove, Benteng Gaib Penahan Tsunami dan Penyelamat Umat Manusia
MANGROVE: POHON SAKTI PENJAGA BUMI DARI AMUKAN LAUTAN!
Mangrove: Pohon Ajaib yang Menyembuhkan Bumi dan Mengenyangkan Perut Manusia
Serai Wangi: Pahlawan Tak Terduga untuk Lingkungan yang Terluka!
Mangrove Indonesia: Lumbung Karbon Terbesar yang Menyelamatkan Planet!
Krisis Sputnik Baru: Deepseek Mengancam Hegemoni Teknologi Amerika
Laut Terkunci: Pagar Bambu yang Mengurung Masa Depan Nelayan
Isra Miraj: Langkah Kosmik Menuju Harmoni Multikultural
Retakan Tanah Mengintai: Perlombaan Melawan Waktu di Tengah Ancaman Longsor Pekalongan
Di Balik Obsesi Swasembada Pangan: Lingkungan dan Masyarakat yang Terlupakan
Makan Bergizi Gratis Ngebut! 82,9 Juta Pelajar Siap Disantuni di 2025!
Kemiskinan Menyusut, Tapi Jurang Kesenjangan Kian Menganga!
Jeritan Nelayan: Terjebak di Balik Tembok Laut, Rezeki Kian Terkikis
Menimbang Makna di Balik Perayaan Tahun Baru
Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang
Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam
Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur
JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot
76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza
Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill
Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global
Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden
Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza
Enam Sekutu Amerika Serikat Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”
Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza
Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru
Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa
Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel
Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina
Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah
Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global
Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina
Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza
Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time
Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan
Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah
Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi
Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”
Tujuan Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah
Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka
Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi
Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’
Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza
Israel Menutup Kantor Al Jazeera
Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan
Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel
Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap
Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme
Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel
Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang
Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina
Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan Warisan Budaya Tradisi Uyghur
Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB
Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar Terbang Menemui Erdogan
Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar
Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor Bangunan Ditangkapi
Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya
Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB
Gawat ! Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari