• Jum. Jun 20th, 2025

KowantaraNews

Halal Gratis, Warteg Nge-Hits: Tanpa Drama, Cuma Solusi!

Laut Terkunci: Pagar Bambu yang Mengurung Masa Depan Nelayan

ByAdmin

Jan 28, 2025
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com -Pesisir Tangerang, yang dulunya menjadi sumber kehidupan bagi ribuan nelayan, kini berubah menjadi medan pertarungan antara kepentingan publik dan privatisasi laut yang meresahkan. Fenomena pagar bambu yang membentang sepanjang 30,16 kilometer di perairan Desa Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Banten, telah menjadi simbol ketidakadilan dan pelanggaran hukum. Pagar ini bukan sekadar pembatas fisik, melainkan juga representasi dari masa depan nelayan yang terancam, hak masyarakat atas laut yang dirampas, dan kegagalan tata kelola wilayah pesisir.

Awal Mula Pagar Bambu: Laut yang Dikapling

Pagar bambu ini muncul sebagai bagian dari praktik privatisasi laut yang diduga ilegal. Wilayah perairan yang seharusnya menjadi milik bersama dan dikelola untuk kepentingan publik, tiba-tiba disertifikatkan dan dikapling oleh pihak-pihak tertentu. Tanpa melalui proses reklamasi fisik, laut langsung dipagari dengan bambu sebagai tanda batas kepemilikan. Praktik ini menimbulkan pertanyaan besar: bagaimana mungkin laut, yang seharusnya menjadi ruang publik, bisa berubah menjadi properti pribadi?

Nelayan setempat, yang selama ini menggantungkan hidupnya dari hasil tangkapan di perairan tersebut, merasa terpinggirkan. “Kami tidak bisa lagi melaut di sana. Pagar itu seperti mengurung kami,” kata salah seorang nelayan yang enggan disebutkan namanya. Bagi mereka, laut bukan sekadar sumber penghidupan, tetapi juga warisan leluhur yang harus dijaga untuk generasi mendatang.

Dampak Sosial: Nelayan yang Terjepit

Pagar bambu ini bukan hanya menghalangi akses nelayan ke laut, tetapi juga mengancam keberlangsungan hidup mereka. Sebelum pagar ini berdiri, nelayan bisa dengan bebas melaut dan mencari ikan di perairan tersebut. Kini, mereka harus berjuang melawan batas-batas yang seolah memenjarakan mereka. “Kami sudah melaut di sini turun-temurun. Tiba-tiba, ada yang mengklaim laut ini milik mereka. Ini tidak adil,” ujar nelayan lainnya.

Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh nelayan, tetapi juga oleh masyarakat pesisir secara keseluruhan. Banyak keluarga yang kehilangan sumber pendapatan utama mereka. Anak-anak nelayan terancam putus sekolah karena orang tua mereka tidak lagi mampu membiayai pendidikan. “Kalau tidak ada ikan, tidak ada uang. Kalau tidak ada uang, bagaimana kami bisa hidup?” tanya seorang ibu nelayan dengan nada putus asa.

Baca juga : Isra Miraj: Langkah Kosmik Menuju Harmoni Multikultural

Baca juga : Retakan Tanah Mengintai: Perlombaan Melawan Waktu di Tengah Ancaman Longsor Pekalongan

Baca juga : Di Balik Obsesi Swasembada Pangan: Lingkungan dan Masyarakat yang Terlupakan

Pelanggaran Hukum: Laut yang Diprivatisasi

Praktik privatisasi laut ini diduga melanggar sejumlah regulasi. Pertama, Undang-Undang No 27/2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil menyatakan bahwa wilayah pesisir adalah milik bersama dan pemanfaatannya harus melalui izin resmi. Kedua, Undang-Undang No 6/2023 tentang Cipta Kerja menegaskan pentingnya izin pemanfaatan ruang laut yang berbasis keberlanjutan. Ketiga, Peraturan Menteri ATR/BPN No 17/2021 melarang aktivitas yang membatasi akses masyarakat terhadap wilayah pesisir dan laut.

Namun, praktik kapling laut ini seolah mengabaikan semua aturan tersebut. Pihak-pihak tertentu diduga memanfaatkan celah regulasi untuk menguasai wilayah laut secara ilegal. Mereka mencoba mengasosiasikan diri dengan Proyek Strategis Nasional (PSN) terkait kawasan pesisir, padahal tindakan mereka justru merusak tujuan utama PSN yang dirancang untuk kepentingan publik.

Penegakan Hukum: TNI AL dan Nelayan Bersatu

Menyikapi fenomena ini, TNI Angkatan Laut (AL) bersama nelayan setempat mengambil langkah tegas. Pada Sabtu, 18 Januari 2025, sebanyak 600 personel gabungan TNI AL dan nelayan melakukan operasi pembongkaran pagar bambu. Dengan menggunakan tali yang diikat ke bambu dan ditarik oleh perahu, mereka berhasil merobohkan pagar tersebut. Operasi ini tidak mudah karena dilakukan di perairan dangkal yang sulit dijangkau kapal besar. Namun, kerja sama antara TNI AL dan nelayan menunjukkan solidaritas yang kuat dalam mempertahankan hak masyarakat atas laut.

“Kami tidak akan membiarkan laut kami dirampas oleh siapa pun. Laut ini milik bersama, dan kami akan terus berjuang untuk itu,” tegas seorang nelayan yang terlibat dalam operasi tersebut. Pembongkaran pagar bambu ini menjadi simbol perlawanan terhadap praktik privatisasi laut yang merugikan masyarakat.

Reklamasi CPI: Kontras yang Mencolok

Sementara itu, di Makassar, proyek reklamasi Centre Point of Indonesia (CPI) menunjukkan bagaimana pengelolaan wilayah pesisir dapat dilakukan secara legal dan terencana. Proyek ini menciptakan daratan baru seluas 150 hektar, dengan lebih dari 50 hektar dialokasikan untuk kepentingan publik. Kawasan ini dirancang untuk mendukung pembangunan ruang terbuka hijau, fasilitas pemerintahan, pusat kebudayaan, dan pengembangan kawasan komersial yang memberikan manfaat ekonomi.

CPI merupakan bagian dari kawasan strategis Mamminasata (Makassar, Maros, Sungguminasa, dan Takalar) yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 2011. Proyek ini mematuhi sejumlah regulasi, seperti Peraturan Presiden No 122/2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, UU No 26/2007 tentang Penataan Ruang, dan UU No 5/1960 tentang Pokok-pokok Agraria. Bahkan, saat ini sudah berdiri rumah sakit tipe A paru dan jantung terbesar di kawasan timur Indonesia.

Perbedaan antara CPI dan privatisasi laut di Tangerang sangat mencolok. CPI memberikan manfaat nyata bagi masyarakat melalui alokasi untuk fasilitas publik, sementara privatisasi laut di Tangerang justru membatasi akses masyarakat dan merugikan nelayan.

Masa Depan Nelayan: Antara Harapan dan Ketidakpastian

Meskipun pagar bambu telah dirubuhkan, masa depan nelayan di pesisir Tangerang masih diliputi ketidakpastian. Mereka khawatir praktik privatisasi laut akan terulang kembali. “Kami butuh jaminan bahwa laut ini akan tetap terbuka untuk kami. Kami tidak ingin hidup dalam ketakutan,” ujar seorang nelayan.

Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah konkret untuk melindungi hak masyarakat pesisir. Pertama, mencabut sertifikat yang diterbitkan secara tidak sah. Kedua, mengawasi ketat Proyek Strategis Nasional (PSN) agar tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang mencari keuntungan pribadi. Ketiga, memastikan bahwa pengelolaan laut dilakukan secara transparan dan berkeadilan.

Laut untuk Semua

Fenomena pagar bambu di Tangerang adalah cerminan dari ketimpangan dalam pengelolaan wilayah pesisir. Laut, yang seharusnya menjadi milik bersama, justru dikapitalisasi oleh segelintir orang. Nelayan, sebagai penjaga laut, menjadi korban dari ketidakadilan ini.

Pemerintah harus memastikan bahwa pengelolaan laut dilakukan sesuai hukum dan memberikan manfaat yang berimbang antara kepentingan publik dan pengembangan ekonomi. Laut bukan sekadar sumber daya alam, tetapi juga identitas dan kehidupan bagi masyarakat pesisir. Jika laut terkunci, masa depan nelayan pun ikut terkurung. Laut harus tetap terbuka untuk semua, karena laut adalah kehidupan. By Mukroni

Foto Kowantaranews

  • Berita Terkait :

Isra Miraj: Langkah Kosmik Menuju Harmoni Multikultural

Retakan Tanah Mengintai: Perlombaan Melawan Waktu di Tengah Ancaman Longsor Pekalongan

Di Balik Obsesi Swasembada Pangan: Lingkungan dan Masyarakat yang Terlupakan

Makan Bergizi Gratis Ngebut! 82,9 Juta Pelajar Siap Disantuni di 2025!

Kemiskinan Menyusut, Tapi Jurang Kesenjangan Kian Menganga!

Jeritan Nelayan: Terjebak di Balik Tembok Laut, Rezeki Kian Terkikis

Menimbang Makna di Balik Perayaan Tahun Baru

Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang

Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam

Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur

JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot

76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza

Afrika Selatan Menuduh Israel Lakukan Genosida di Gaza di Hadapan Mahkamah Internasional, ini Alasan Adila Hassim

Kontroversi Nat Schwartz: Penyelidikan The New York Times tentang Kekerasan Seksual oleh Hamas dan Implikasinya

Pengarahan Jaksa ICC Karim AA Khan KC kepada Dewan Keamanan PBB mengenai Situasi di Libya: Laporan dan Peta Jalan Menuju Keadilan Berdasarkan Resolusi 1970 (2011)

Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill

Prof. Jeffrey Sachs: Kebijakan Luar Negeri AS Bertentangan dengan Kepentingan Rakyat dan Didasarkan pada Kebohongan Berkelanjutan

Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global

Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden

Thomas Piketty: Barat Harus Memberikan Sanksi kepada Israel Jika Benar-Benar Mendukung Solusi Dua Negara

Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza

Enam Sekutu Amerika Serikat  Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Paul Newman tentang Kebenaran dan Politik Luar Negeri Amerika: “Menciptakan Musuh untuk Membenarkan Perang”

Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”

Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza

Trinity College Cambridge Memutuskan Divestasi dari Perusahaan Senjata Setelah Terungkapnya Investasi Kontroversial

Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru

Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa

Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel

Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina

Munafik atau Ketidakadilan? Politisi Belgia Kritik Keputusan Kontes Lagu Eurovision terkait Israel dan Palestina

Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah

Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global

Jejak Sejarah Esau: Perjalanan di Pegunungan Bani Yas’in dari Bani Jawa dalam Kitab Tarikh Ibnu Khaldun

Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina

Tabassum Menerima Tepuk Tangan Meriah atas Pidato Perpisahan di USC: Perlawanannya Terhadap Genosida Disambut Hangat

Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza

Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time

Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan

Seruan Menteri Luar Negeri Afrika Selatan untuk Penangkapan ICC terhadap PM Israel Netanyahu: Kontroversi dan Implikasi Internasional

Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah

Greta Thunberg Aktivis Iklim Bergabung dalam Protes Ribuan Massa di Eurovision 2024 Malmo: Penolakan Partisipasi Israel dalam Kontes Lagu

Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi

Kontroversi Penyensoran di YouTube: Tuduhan Terhadap Penyensoran Lagu Pro-Palestina Macklemore, ‘Hind’s Hall’

Kontroversi dan Pertanyaan Etis: Investigasi Independen Terhadap Publikasi Artikel dalam New York Times

Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”

Persemakmuran Bahama Mengakui Palestina Sebagai Negara, Mengukuhkan Komitmen pada Hak Asasi Manusia dan Penentuan Nasib Sendiri

Persemakmuran Bahama Mengakui Palestina Sebagai Negara, Mengukuhkan Komitmen pada Hak Asasi Manusia dan Penentuan Nasib Sendiri

Sekretaris Jenderal PBB Memperingatkan Terhadap Invasi Israel di Rafah dan Potensi Bencana Kemanusiaan

Permintaan Pengacara Belanda kepada ICC untuk Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Pejabat Israel

Tujuan  Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah

Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka

Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi

Muslim Muhammadiyah Salurkan Donasi Rp 15 Miliar untuk Palestina: Upaya Mendukung Dalam Krisis dan Pemberdayaan Ekonomi

Proposal Gencatan Senjata Hamas Diterima Meski Israel Menolak, Pasukan Israel Lanjutkan Operasi Militer di Rafah

Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’

Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza

Israel Menutup Kantor Al Jazeera

UC Riverside dan Kelompok Pro-Palestina Mencapai Kesepakatan Damai: Akhir Perkemahan dengan Dialog Konstruktif

Ketegangan Meningkat dalam Perang Israel di Gaza: Tuduhan Netanyahu ‘Menyabotase’ Perundingan Gencatan Senjata

Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan

Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel

Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap

Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme

Dukungan Jeremy Corbyn terhadap Afrika Selatan dalam Kasus Genosida terhadap Israel: Pandangan dan Tanggapan Internasional

Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan

Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme

Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya

Kandidat Presiden dari Partai Hijau Ditangkap dalam Rapat Pro-Palestina: Kisah Kekerasan dan Solidaritas

Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza

Senator Bernie Sanders dan Anggota Partai Demokrat Mendorong Presiden Biden untuk Menghentikan Pengiriman Senjata ke Israel selama Konflik Gaza

Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan

Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang

Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina

Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika

Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan

Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah

Perdana Menteri Israel Kritik Protes Pro-Palestina di Kampus Amerika: Sebuah Sorotan Terhadap Kenaikan Antisemitisme

Pengaruh Skema Asli: Teori Kontroversial Profesor Santos tentang Lokasi Sebenarnya Yerusalem dalam ‘Atlantis: The Lost Continent Finally Found’

Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa

Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante

Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica

Mengungkap Misteri Taman Eden: Perjalanan dan Komentar Obadiah dari Bertinoro tentang Misnah dalam Perjalanannya ke Yerusalem

Tantangan Geografis dalam Interpretasi Klasik Kisah Eden: Targum Yerushalmi, Terjemahan Arab, dan Perspektif Nahmadines

Hubungan antara Midrash HaGadol dan Lokasi Eden serta Catatan Buku “Atlantis: The Lost Continent Finally Found” karya Prof. Arysio Santos

Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis

Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel

“Menyuarakan Kebenaran: Dialog Imaginer Rabbi Neturei Karta dengan Jurnalis Kowantaranews.com tentang Konflik Israel-Palestina”

Neturei KARTA” bukanlah nama kota-kota di Indonesia seperti JaKARTA, JogjaKARTA, SuraKARTA, PurwoKERTO, PurwaKARTA, MojoKERTO, KERTOsono, KERTAbesuki” dan lainnya tapi Sebuah Komunitas Yahudi Ortodoks yang Menentang Zionisme Israel

Bulan Ramadhan Tahun ini dan Seterusnya Azan Dikumandangkan 5 Kali Sehari di Salah Satu Kota Terbesar di Amerika Serikat, Kota Minneapolis Negara Bagian Minnesota

Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang

Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina

Ternyata ICJP Menyerukan Pemerintah Inggris untuk Merujuk Israel dan Perdana Menteri Netanyahu ke Pengadilan Kriminal Internasional untuk Kejahatan Perang di Palestina, Sebelum Jadwal Kunjungan Netanyahu 

Siapakah Alvin Bragg?  Jaksa Distrik Manhattan Setingkat Kejaksaan Negeri yang  Menuntut Donald Trump Presiden Amerika Serikat ke-45

Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”

TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK  “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”

Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan  Warisan Budaya Tradisi Uyghur

Selain Beberapa Organisasi Islam, Warga Amerika Serikat Juga  Meminta Pemerintah Indonesia Menolak Timnas Israel U-20

Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB

Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar  Terbang  Menemui  Erdogan

Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar

Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor  Bangunan Ditangkapi

Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya

Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB

Gawat !  Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China

Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia

Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan

Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair

Tegas !  Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina

Rame Dibahas di Medsos “Pegunungan Makkah Telah Ditutupi dengan Tanaman Hijau Setelah Hujan Baru-baru ini”

China  Sebagai Pembunuh Terbanyak  Dalam Sejarah Modern,  Karena Ketidakmampuan dan Kebodohan Pemerintah Komunis Cina,  Tulis Media Luar

Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu

Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat

Ternyata  Angelina Jolie  Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia

Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022

Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan

Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun

Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid

Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan

Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun

Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda

Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa

Ternyata Komunitas Muslim dan Masjid Terbesar di Benua Amerika Selatan Ada Di Negara  Juara Piala Dunia Qatar FIFA 2022 Argentina !

Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)

Mahasiswa Cambridge memecahkan masalah tata bahasa Sansekerta yang membingungkan para sarjana selama berabad-abad

Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *