Semangat protes memenuhi udara di beberapa kota utama negara tersebut pada sebuah hari yang cerah di Swiss. Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi bergabung dalam gelombang protes pro-Palestina yang meluas, memenuhi gedung-gedung universitas dengan tuntutan solidaritas dan keadilan. Cerita ini mengikuti serangkaian peristiwa yang memuncak dalam pendudukan gedung-gedung universitas di Lausanne, Jenewa, dan Zurich.
Di Lausanne, ibu kota kanton Vaud yang terkenal dengan Institut Teknologi Federal Lausanne (EPFL), para mahasiswa tergabung dalam aksi protes yang menggugah. Lebih dari lima puluh mahasiswa memasuki aula gedung arsitektur EPFL dengan tekad yang bulat, menyampaikan pesan pro-Palestina yang lantang. Mereka duduk di lantai, memadati ruang dengan poster, spanduk, dan keheningan yang berbicara begitu keras.
Emmanuel Barraud, juru bicara EPFL, mengkonfirmasi bahwa para mahasiswa meminta pembicaraan dengan manajemen universitas. Aksi protes ini bukanlah aksi kekerasan, melainkan suatu bentuk ekspresi yang bertujuan untuk menyuarakan kepedulian akan konflik di Palestina. Tetapi di balik tuntutan protes, para pengunjuk rasa juga menuntut “boikot akademis” terhadap institusi-institusi Israel, serta mengakhiri sensor di EPFL. Suasana pun menjadi tegang saat polisi datang untuk menghadapi para demonstran yang tekun.
Di kota lain, Zurich, adegan yang serupa terjadi di Institut Teknologi Federal ETH Zurich. Puluhan mahasiswa membanjiri aula masuk utama institusi tersebut, mengibarkan bendera Palestina dan memasang poster yang menyatakan solidaritas dengan rakyat Palestina. Tuntutan mereka juga sama dengan yang disuarakan di Lausanne: “Bebaskan Palestina, hentikan genosida.” Meskipun polisi akhirnya harus disiagakan untuk meredam situasi, semangat protes mereka tidak pernah padam.
Namun, fokus utama protes tertuju pada kota Jenewa, yang merupakan pusat diplomasi dan kemanusiaan dunia. Di Universitas Jenewa (UNIGE), aula gedung universitas diserbu oleh mahasiswa yang bergabung dalam aksi protes pro-Palestina. Mereka menempati ruangan dengan meja, kursi, dan sofa, menampilkan bendera Palestina di setiap sudut.
Baca juga : Kontroversi dan Pertanyaan Etis: Investigasi Independen Terhadap Publikasi Artikel dalam New York Times
Baca juga : Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”
Suaranya keras dan jelas: “Bebaskan Palestina, hentikan genosida.” Para mahasiswa ini tidak hanya menyuarakan solidaritas, tetapi juga menuntut langkah konkret untuk memperjuangkan keadilan dan perdamaian di Palestina. Surat yang mereka kirimkan kepada rektorat UNIGE menyerukan akhir dari hubungan antara universitas dengan institusi pendidikan Israel. Mereka juga menyerukan rektorat untuk mendorong mahasiswa Palestina untuk belajar di Jenewa, sebagai bentuk dukungan dan solidaritas.
Namun, aksi protes ini tidak terjadi tanpa kontroversi. Beberapa kalangan menilai bahwa mahasiswa telah melewati batas dengan menempati gedung-gedung universitas. Mereka mengkritik tuntutan para demonstran sebagai tindakan yang tidak proporsional dan tidak sesuai dengan nilai-nilai akademis.
Namun, para mahasiswa dan pendukung mereka memandang hal ini sebagai bentuk ekspresi demokratis yang sah dan penting. Mereka percaya bahwa di saat ketidakadilan dan kekerasan terjadi di manapun di dunia, terutama di Palestina, mereka memiliki tanggung jawab moral untuk menyuarakan ketidaksetujuan mereka.
Di tengah perdebatan ini, manajemen universitas di Lausanne, Jenewa, dan Zurich berusaha menangani situasi ini dengan bijaksana. Mereka menghadapi tekanan dari semua pihak, baik dari para mahasiswa yang protes maupun dari pihak eksternal yang menuntut penanganan tegas terhadap aksi protes.
Pada akhirnya, aksi protes ini menjadi bagian dari gerakan solidaritas global yang mengecam kekerasan dan penindasan di Palestina. Meskipun mungkin tidak semua pihak setuju dengan metode yang digunakan oleh para mahasiswa, tidak dapat disangkal bahwa suara mereka telah berhasil menarik perhatian dunia pada konflik yang terus berlanjut di Palestina. Dan sementara gedung-gedung universitas mungkin telah diambil alih, pesan perdamaian dan keadilan yang mereka sampaikan tetap terdengar jelas, menciptakan getaran yang akan terus dirasakan di seluruh dunia. *Roni
Sumber www.swissinfo.ch
Foto www.rfi.fr
- Berita Terkait :
Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”
Tujuan Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah
Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka
Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi
Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’
Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza
Israel Menutup Kantor Al Jazeera
Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan
Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel
Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap
Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme
Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel
Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang
Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina
Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan Warisan Budaya Tradisi Uyghur
Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB
Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar Terbang Menemui Erdogan
Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar
Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor Bangunan Ditangkapi
Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya
Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB
Gawat ! Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari
Warga China Minta Xi Jinping Mundur, Imbas Atur