Jakarta, Kowantaranews.com -Pukul 10 pagi, dalam ruang kuliah yang lumayan penuh di Universitas Kopenhagen, Emil Nielsen, seorang mahasiswa bersemangat, berdiri di depan para mahasiswa dan staf universitas. Wajahnya penuh dengan ketegasan dan tekad. Di hadapannya, sebuah spanduk besar dengan tulisan tajam: “Hent peng, Stop Occupation, Boykot Israel!” (Hent peng: Hentikan pendanaan).
“Dear fellow students and esteemed faculty members,” ucap Emil dengan suara yang menggema di ruangan itu. “Hari ini saya ingin berbicara tentang suatu isu yang tidak hanya relevan bagi kita sebagai mahasiswa, tetapi juga bagi seluruh dunia. Ini adalah tentang perang yang terjadi di Gaza, tentang pendudukan ilegal di Palestina, dan tentang tanggung jawab kita sebagai lembaga pendidikan.”
Dia melanjutkan, memaparkan latar belakang konflik dan dampaknya terhadap warga Palestina. Dia berbicara tentang kerugian yang tak terhitung jumlahnya yang dialami oleh orang-orang Gaza, tentang anak-anak yang tumbuh dalam ketakutan dan kekurangan, tentang pemukiman ilegal yang terus berkembang di tanah Palestina. Setiap kata yang dia ucapkan memancarkan emosi dan urgensi.
Baca juga : Sekretaris Jenderal PBB Memperingatkan Terhadap Invasi Israel di Rafah dan Potensi Bencana Kemanusiaan
Baca juga : Permintaan Pengacara Belanda kepada ICC untuk Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Pejabat Israel
Baca juga : Tujuan Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah
Emil memperkenalkan proposalnya. “Saya mendesak universitas kita dan lembaga pendidikan lain di Denmark untuk melepaskan diri dari segala bentuk pendanaan yang terkait dengan perang di Gaza. Ini adalah tindakan konkret yang dapat kita ambil untuk menolak kekerasan dan memperjuangkan perdamaian yang berkelanjutan.”
Sebuah debat sengit pun dimulai. Beberapa mahasiswa menyatakan dukungan mereka, sementara yang lain skeptis terhadap efektivitas tindakan tersebut. Tetapi Emil tidak mundur. Dia menyampaikan argumen-argumennya dengan tajam dan bersemangat, memperjuangkan keadilan bagi rakyat Palestina.
Setelah beberapa jam berdiskusi, suara mayoritas mahasiswa akhirnya menyatakan dukungan untuk proposal Emil. Namun, tantangan lebih besar menanti di luar lingkup universitas.
Emil tidak berhenti di situ. Dia mengorganisir kampanye publik, mengumpulkan tanda tangan untuk petisi, dan mengadakan acara diskusi terbuka untuk membahas isu ini secara lebih luas. Dia menyebarkan kesadarannya tidak hanya di kalangan mahasiswa, tetapi juga di masyarakat umum.
Namun, perjalanan tidak mudah. Mereka menghadapi resistensi dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan politik dan ekonomi terhadap status quo. Terlepas dari itu, Emil dan rekan-rekannya terus maju, mengatasi rintangan satu per satu.
Pada suatu hari, Emil mendapat undangan untuk berbicara di hadapan dewan universitas. Dengan hati yang penuh semangat dan argumen yang solid, dia memperjuangkan gagasannya untuk melepaskan universitas dari pendanaan yang terkait dengan konflik di Timur Tengah.
Meskipun pertemuan tersebut dipenuhi dengan perdebatan dan penentangan, Emil berhasil membujuk sebagian besar anggota dewan. Keputusan akhirnya diambil: Universitas Kopenhagen akan melepaskan diri dari pendanaan yang terlibat dalam perang di Gaza.
Kemenangan ini tidak hanya dirayakan oleh Emil dan rekan-rekannya, tetapi juga oleh komunitas Palestina di Denmark dan di seluruh dunia. Mereka merasa didengar, mereka merasa didukung, dan mereka merasa ada harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Tetapi Emil tahu bahwa ini hanya langkah awal. Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mewujudkan keadilan bagi Palestina. Dia berjanji untuk terus berjuang, untuk terus memperjuangkan hak-hak manusia, dan untuk terus menuntut perubahan.
Dalam ruang kuliah yang sama, di mana dia pertama kali berdiri dengan spanduk besar di belakangnya, Emil mengucapkan kata-kata penutupnya. “Kita adalah agen perubahan. Kita memiliki kekuatan untuk mengubah dunia. Mari kita terus bersatu, terus berjuang, dan terus berharap. Karena setiap langkah kecil menuju keadilan adalah langkah menuju perdamaian yang sejati.”
Dengan tepuk tangan yang gemuruh, Emil meninggalkan ruangan itu, tetapi semangatnya tidak akan pernah padam. Dia tahu bahwa perjuangan itu panjang dan berat, tetapi dia siap untuk menghadapinya, satu langkah demi satu langkah, menuju dunia yang lebih adil bagi semua. *Roni
Sumber twitter.com/AJEnglish/status/1788177170487279895
Foto Kowantaranews.com
- Berita Terkait :
Tujuan Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah
Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka
Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi
Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’
Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza
Israel Menutup Kantor Al Jazeera
Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan
Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel
Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap
Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme
Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel
Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang
Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina
Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan Warisan Budaya Tradisi Uyghur
Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB
Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar Terbang Menemui Erdogan
Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar
Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor Bangunan Ditangkapi
Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya
Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB
Gawat ! Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari
Warga China Minta Xi Jinping Mundur, Imbas Aturan Lockdown