Jakarta, Kowantaranews.com -Pada tahun 1917, dunia tengah terperangkap dalam konflik besar, Perang Dunia Pertama, yang telah mengguncang benua Eropa dan meluas ke wilayah-wilayah lain di dunia. Di tengah kekacauan perang, kekuatan-kekuatan besar berusaha memainkan peran mereka untuk memperkuat posisi mereka di panggung dunia. Di Inggris, sebuah peristiwa penting dalam sejarah modern Israel sedang disusun, melibatkan seorang pria yang memiliki pengaruh besar dalam urusan politik dan ekonomi, Lionel Walter Rothschild, serta seorang negarawan Inggris yang berpengaruh, Arthur Balfour.
Lionel Walter Rothschild, atau yang lebih dikenal sebagai Lord Rothschild, adalah anggota keluarga Rothschild yang terkenal, keluarga yang memiliki kekayaan dan pengaruh yang besar di bidang perbankan dan bisnis internasional. Selain kesuksesannya di dunia bisnis, Lord Rothschild juga memiliki minat dalam urusan politik, terutama dalam masalah yang berkaitan dengan komunitas Yahudi.
Di sisi lain, Arthur Balfour adalah seorang politikus kelas atas di Inggris. Pada tahun 1917, dia menjabat sebagai Menteri Luar Negeri di kabinet Perdana Menteri David Lloyd George. Balfour adalah seorang negarawan yang bijaksana dan memiliki pengaruh yang kuat dalam politik Inggris.
Pada tanggal 2 November 1917, Arthur Balfour mengirimkan surat kepada Lionel Walter Rothschild yang kemudian dikenal sebagai Deklarasi Balfour. Dalam surat tersebut, Balfour menyatakan dukungan Inggris terhadap pendirian “rumah nasional” bagi orang-orang Yahudi di Palestina. Surat itu menjadi landasan diplomasi bagi pendirian negara Israel di masa depan.
Latar belakang politik dan sosial dari deklarasi ini sangatlah kompleks. Pada awal abad ke-20, gerakan Zionis semakin mendapatkan momentum. Gerakan ini bertujuan untuk mendirikan sebuah negara bagi bangsa Yahudi di tanah leluhur mereka, Palestina. Di Inggris, terutama di kalangan elit politik, terdapat simpati yang besar terhadap aspirasi Zionis. Banyak politikus, termasuk Balfour sendiri, memandang dengan simpati kepada impian orang Yahudi untuk kembali ke tanah mereka sendiri.
Namun, tidak semua pihak mendukung gagasan ini. Orang-orang Arab di Palestina, yang saat itu mayoritas di wilayah tersebut, tidak setuju dengan rencana tersebut karena mereka khawatir akan kehilangan hak-hak mereka di tanah mereka sendiri.
Baca juga : Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Baca juga : Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Baca juga : Kandidat Presiden dari Partai Hijau Ditangkap dalam Rapat Pro-Palestina: Kisah Kekerasan dan Solidaritas
Dalam suratnya kepada Rothschild, Balfour menggunakan bahasa yang sangat hati-hati. Dia menyatakan bahwa pemerintah Inggris akan berusaha “melakukan upaya terbaik mereka” untuk mendukung pendirian rumah nasional bagi orang-orang Yahudi di Palestina. Namun, dia juga menegaskan bahwa hak-hak komunitas non-Yahudi yang sudah ada di Palestina tidak akan dirugikan.
Deklarasi Balfour menjadi tonggak penting dalam sejarah Israel modern. Meskipun pada saat itu tidak semua orang sepakat dengan rencana tersebut, namun deklarasi tersebut membuka jalan bagi imigrasi besar-besaran orang Yahudi ke Palestina. Selama dua dekade berikutnya, ratusan ribu imigran Yahudi tiba di Palestina dan membentuk pemukiman-pemukiman baru di sana.
Lord Rothschild, sebagai penerima deklarasi ini, memiliki peran yang sangat penting dalam mempromosikan aspirasi Zionis di Inggris. Dengan pengaruh dan koneksi-koneksinya, ia berhasil meyakinkan banyak politikus dan elit politik tentang pentingnya pendirian negara bagi bangsa Yahudi.
Namun, perjalanan menuju pendirian negara Israel tidaklah mudah. Konflik antara penduduk Yahudi dan Arab di Palestina semakin memanas, dan upaya-upaya untuk mencapai perdamaian terhenti. Pada tahun 1948, setelah bertahun-tahun konflik dan perundingan, negara Israel secara resmi didirikan.
Meskipun Deklarasi Balfour telah menjadi landasan diplomasi bagi pendirian Israel, namun perdebatan mengenai konflik Israel-Palestina masih berlanjut hingga hari ini. Banyak pihak yang berpendapat bahwa deklarasi tersebut merupakan salah satu faktor penyebab konflik tersebut, sementara yang lain berpendapat bahwa deklarasi tersebut adalah langkah penting untuk memenuhi aspirasi bangsa Yahudi.
Sejarah Deklarasi Balfour dan peran Lord Rothschild dalam peristiwa ini tidak hanya memberikan wawasan tentang pembentukan Israel modern, tetapi juga menggambarkan kompleksitas hubungan internasional dan konflik etnis yang masih berlangsung di Timur Tengah. Meskipun telah berlalu hampir seabad sejak deklarasi tersebut dikeluarkan, dampaknya terhadap politik dan masyarakat di wilayah tersebut masih terasa hingga hari ini. * Roni
Sumber www.rothschildarchive.org
Foto Tirto.id
- Berita Terkait :
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel
Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang
Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina
Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan Warisan Budaya Tradisi Uyghur
Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB
Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar Terbang Menemui Erdogan
Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar
Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor Bangunan Ditangkapi
Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya
Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB
Gawat ! Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari
Warga China Minta Xi Jinping Mundur, Imbas Aturan Lockdown