Jakarta, Kowantaranews.com -Rashida Tlaib, seorang perwakilan AS dari Michigan, telah menjadi pusat perhatian dalam sebuah kontroversi yang melibatkan video pro-Palestina yang dipostingnya. Video tersebut memicu perdebatan yang memperluas keretakan di antara anggota Partai Demokrat Michigan selama periode ketegangan yang terus berlanjut di Timur Tengah.
Dalam sebuah kantor kecil di Lansing, Michigan, Rashida Tlaib duduk di depan kamera dengan wajah serius. Dia menyampaikan pesan yang penuh dengan kegigihan, dengan suara yang terdengar teguh meskipun terdengar ragu. Sebagai anggota kongres Amerika Serikat yang satu-satunya warga Palestina-Amerika di Kongres, Tlaib merasa panggilan moral untuk memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut.
Baca juga : Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Baca juga : Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Baca juga : Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
“Rekan-rekan saya lebih fokus untuk membungkam saya – satu-satunya suara warga Palestina-Amerika di Kongres – daripada mengakhiri serangan mengerikan terhadap warga sipil di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki saat ini,” ujarnya dengan suara yang tegas namun terdengar teriris.
Namun, tanggapannya tidak diterima dengan baik oleh beberapa anggota Partai Demokrat Michigan, terutama yang memiliki afiliasi Yahudi. Kontroversi meletup ketika Tlaib memposting video pada akhir pekan yang mencakup klip demonstran yang meneriakkan “dari sungai ke laut” dan klaim bahwa “Joe Biden mendukung genosida rakyat Palestina.” Ini memicu kecaman dari beberapa pihak, termasuk Liga Anti-Pencemaran Nama Baik dan anggota Partai Demokrat lainnya.
Dalam menjawab kritiknya, Tlaib mempertahankan video tersebut sebagai panggilan untuk keadilan dan perdamaian. Dia menegaskan bahwa para pengkritiknya seharusnya lebih fokus pada upaya untuk mengakhiri serangan terhadap warga sipil di Gaza dan Tepi Barat daripada memutarbalikkan kata-katanya.
Namun, tidak semua orang setuju dengan penjelasan Tlaib. Elissa Slotkin, satu-satunya anggota delegasi kongres Michigan yang merupakan warga Yahudi, menyatakan keprihatinannya di media sosial. Dia menggambarkan frasa “dari sungai ke laut” sebagai sesuatu yang mendorong “perpecahan dan kekerasan,” dan menganggapnya sebagai tindakan yang “kontraproduktif untuk mempromosikan perdamaian.”
Reaksi negatif tidak hanya datang dari dalam Partai Demokrat. Senator Vermont Bernie Sanders, meskipun menganggap Tlaib sebagai teman, menyatakan ketidaksetujuannya terhadap slogan “dari sungai ke laut”. Menurutnya, jika frasa itu diartikan sebagai seruan untuk kehancuran Israel, itu tidak akan membantu mencapai perdamaian di wilayah tersebut.
Tlaib, bagaimanapun, menegaskan bahwa frasa tersebut adalah “seruan aspirasional untuk kebebasan, hak asasi manusia, dan hidup berdampingan secara damai, bukan kematian, kehancuran, atau kebencian.” Dia menegaskan komitmennya untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan di wilayah tersebut, meskipun itu berarti harus menghadapi kritik dari berbagai pihak.
Kontroversi ini menggambarkan lebih dari sekadar perdebatan politik. Di balik setiap kata yang diucapkan dan setiap klaim yang dilontarkan, terdapat cerita-cerita kehidupan yang dipertaruhkan. Di Michigan, salah satu negara bagian dengan komunitas Arab-Amerika terbesar di negara itu, perbedaan pandangan tentang konflik Israel-Palestina memperdalam jurang antara komunitas-komunitas yang sebelumnya hidup berdampingan.
Namun, Tlaib tidak sendiri dalam pertarungannya. Meskipun mendapat tekanan dari berbagai pihak, termasuk anggota Partai Demokrat Michigan lainnya seperti Jaksa Agung Dana Nessel dan Presiden Senat Michigan Pro Tempore Jeremy Moss, dia juga mendapatkan dukungan luas dari berbagai kalangan, baik di dalam maupun di luar negeri.
Dukungan datang dalam berbagai bentuk, termasuk dari sejumlah aktivis Palestina yang menegaskan bahwa Tlaib telah menjadi suara yang memperjuangkan keadilan bagi rakyat Palestina. Meskipun terdapat perbedaan pandangan, para pendukung Tlaib percaya bahwa dia telah berdiri teguh di hadapan tekanan dan kritik yang hebat.
Namun, konflik tidak hanya terjadi di ranah politik. Ketegangan di antara anggota Partai Demokrat Michigan mencerminkan ketegangan yang lebih luas di dalam masyarakat AS terkait konflik Israel-Palestina. Dalam sebuah negara yang terdiri dari beragam etnis dan keyakinan, konflik lama antara Israel dan Palestina terus menjadi isu yang memecah belah masyarakat.
Dalam situasi yang rumit ini, Rashida Tlaib tetap teguh dalam pendiriannya. Meskipun mendapat tekanan dari berbagai pihak, dia tetap mempertahankan keyakinannya akan keadilan dan perdamaian di Timur Tengah. Dalam perdebatan yang semakin memanas, suaranya terdengar sebagai pengingat bahwa di balik setiap kebijakan politik, terdapat manusia yang hidup dan berjuang untuk kehidupan yang lebih baik. *Roni
Sumber dan Foto apnews.com
- Berita Terkait :
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel
Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang
Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina
Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan Warisan Budaya Tradisi Uyghur
Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB
Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar Terbang Menemui Erdogan
Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar
Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor Bangunan Ditangkapi
Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya
Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB
Gawat ! Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari
Warga China Minta Xi Jinping Mundur, Imbas Aturan Lockdown