Jakarta, Kowantaranews.com -Pada tanggal 7 Mei 2024, angin sejarah berhembus di Persemakmuran Bahama ketika keputusan bersejarah diumumkan: Bahama secara resmi mengakui Palestina sebagai sebuah negara. Keputusan ini menandai titik balik penting dalam diplomasi internasional dan menimbulkan reaksi yang bervariasi di seluruh dunia.
Berita tersebut menciptakan gelombang diskusi dan refleksi, tidak hanya di Bahama, tetapi juga di seluruh dunia. Para analis politik memandangnya sebagai langkah penting dalam upaya menyelesaikan konflik yang berkepanjangan di Timur Tengah, sementara aktivis hak asasi manusia dan para pemimpin agama melihatnya sebagai langkah menuju perdamaian yang lebih besar.
Sejak awal, Bahama telah dikenal sebagai negara yang memegang teguh prinsip-prinsip demokrasi, hak asasi manusia, dan penentuan nasib sendiri. Keputusan untuk mengakui Palestina sebagai sebuah negara mencerminkan komitmen yang dalam terhadap nilai-nilai ini.
Kementerian Luar Negeri Bahama mengeluarkan pernyataan yang menjelaskan alasan di balik keputusan tersebut. Mereka menegaskan bahwa pengakuan terhadap Negara Palestina adalah langkah yang sesuai dengan Piagam PBB dan konvensi internasional tentang hak asasi manusia, termasuk Kovenan Internasional tentang Sipil dan Politik (ICCPR) dan Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya (ICESCR).
Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Bahama juga menyoroti sejarah kemerdekaan mereka sendiri pada tahun 1973 dan betapa pentingnya penentuan nasib sendiri bagi suatu bangsa. Mereka menyatakan bahwa hak hukum rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri adalah prinsip yang harus dihormati oleh semua pihak.
Baca juga : Sekretaris Jenderal PBB Memperingatkan Terhadap Invasi Israel di Rafah dan Potensi Bencana Kemanusiaan
Baca juga : Permintaan Pengacara Belanda kepada ICC untuk Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Pejabat Israel
Keputusan Bahama untuk mengakui Palestina juga merupakan hasil dari dukungan mereka terhadap solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina, sebagaimana dijelaskan dalam Resolusi 242 Dewan Keamanan PBB tahun 1967. Ini menunjukkan bahwa Bahama berusaha untuk memainkan peran aktif dalam mempromosikan perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah.
Reaksi terhadap pengakuan ini bervariasi di seluruh dunia. Di Palestina dan di kalangan pendukungnya, keputusan Bahama disambut dengan sukacita dan harapan. Mereka melihatnya sebagai pengakuan yang lama ditunggu-tunggu atas hak mereka untuk memiliki negara sendiri dan sebagai tanda solidaritas dari masyarakat internasional.
Di sisi lain, Israel menanggapi keputusan tersebut dengan kekecewaan dan kekhawatiran. Mereka menganggap pengakuan tersebut sebagai tindakan yang mendukung posisi Palestina dalam konflik dan sebagai penghinaan terhadap upaya perdamaian yang sedang berlangsung.
Reaksi dari negara-negara lain juga bervariasi. Beberapa negara Arab dan Muslim menyambut keputusan Bahama dengan gembira, sementara beberapa negara Barat mengekspresikan ketidaksetujuan atas langkah tersebut. Ini menciptakan dinamika yang kompleks dalam diplomasi internasional dan meningkatkan tekanan pada negara-negara lain untuk mengikuti jejak Bahama.
Di tengah reaksi yang beragam, banyak yang melihat keputusan Bahama sebagai langkah penting menuju perdamaian yang berkelanjutan di Timur Tengah. Mereka berharap bahwa pengakuan Palestina oleh negara-negara lain akan membuka jalan bagi pembicaraan damai yang lebih konstruktif dan untuk solusi yang adil bagi kedua belah pihak.
Namun, perjalanan menuju perdamaian tidak akan mudah. Konflik Israel-Palestina telah berlangsung selama puluhan tahun dan telah menelan ribuan korban jiwa. Terlepas dari harapan dan dukungan internasional, kedua belah pihak masih harus mengatasi sejumlah tantangan yang kompleks dan rumit jika mereka ingin mencapai perdamaian yang berkelanjutan.
Pertanyaan tentang status Yerusalem, perbatasan, pengungsi Palestina, dan keamanan Israel tetap menjadi perdebatan yang sulit. Diperlukan kompromi yang sulit dan kesediaan untuk mengatasi perbedaan yang mendalam jika kedua belah pihak ingin mencapai kesepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak.
Di tengah ketegangan dan ketidakpastian, satu hal yang pasti adalah bahwa upaya untuk mencapai perdamaian di Timur Tengah tidak boleh terhenti. Keputusan Bahama untuk mengakui Palestina sebagai sebuah negara adalah langkah maju yang penting dalam perjalanan panjang menuju perdamaian dan keadilan bagi semua pihak yang terlibat. *Roni
Sumber mofa.gov.bs
Foto commonwealthchamber.com
- Berita Terkait :
Tujuan Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah
Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka
Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi
Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’
Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza
Israel Menutup Kantor Al Jazeera
Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan
Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel
Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap
Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme
Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel
Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang
Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina
Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan Warisan Budaya Tradisi Uyghur
Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB
Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar Terbang Menemui Erdogan
Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar
Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor Bangunan Ditangkapi
Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya
Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB
Gawat ! Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari
Warga China Minta Xi Jinping Mundur, Imbas Aturan Lockdown