Jakarta, Kowantaranews.com -Sebuah keputusan kontroversial diambil oleh pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Komunikasi Shlomo Karai untuk menutup saluran Al Jazeera di negara itu. Keputusan ini memicu reaksi yang kuat dari berbagai pihak di dalam dan luar pemerintahan.
Pemerintah menetapkan rapat kabinet pada hari Kamis untuk membahas penutupan saluran Al Jazeera. Namun, sebelum rapat kabinet dimulai, terjadi kekhawatiran dari pimpinan Mossad dan Shin Bet terkait kemungkinan penutupan saluran tersebut dapat mengganggu upaya mediasi dan pembebasan korban penculikan yang sedang berlangsung. Sebagai hasilnya, pemungutan suara ditunda dan dipindahkan ke sidang pleno pemerintah.
Saat rapat pleno dimulai, Perdana Menteri Netanyahu mengumumkan keputusan yang telah diambil oleh pemerintah. Dia menyatakan bahwa keputusan untuk menutup saluran Al Jazeera di Israel telah diambil dengan suara bulat oleh anggota kabinet. Menteri Karai menambahkan bahwa langkah tersebut akan segera diterapkan, karena menurutnya, terlalu banyak waktu telah terbuang untuk menghentikan mesin penghasutan Al Jazeera yang dianggap merugikan keamanan negara.
Baca juga : Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap
Baca juga : Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme
Namun, tidak semua anggota pemerintahan mendukung keputusan ini. Beberapa di antaranya, seperti Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir, mengekspresikan ketidaksetujuan mereka secara terbuka. Smotrich bahkan terlihat di luar kantor Perdana Menteri, menegaskan bahwa mereka tidak akan membiarkan semangat kepahlawanan dipadamkan oleh keputusan tersebut. Ben Gvir juga menegaskan posisinya di sebuah demonstrasi sebelum rapat kabinet, bahwa tidak akan ada kesepakatan yang tidak pandang bulu.
Selain itu, terjadi gesekan antara Israel dan Amerika Serikat terkait keputusan ini. Menteri Struck secara terbuka mengkritik AS, menyatakan bahwa keputusan tersebut membuat AS tidak pantas disebut teman Israel. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan Israel untuk menutup saluran Al Jazeera juga memicu ketegangan diplomatik dengan sekutu mereka.
Reaksi publik terhadap keputusan ini juga bermacam-macam. Di antara kalangan yang memperjuangkan pembebasan korban penculikan dan mediasi dengan Qatar, keputusan ini menuai kekhawatiran dan protes. Mereka berpendapat bahwa penutupan saluran Al Jazeera dapat mengganggu proses mediasi yang sedang berlangsung.
Sementara itu, situasi keamanan di wilayah tersebut juga menjadi perhatian utama. Dokumentasi pembunuhan seorang komandan Jihad Islam menambah ketegangan di wilayah tersebut. Pembicaraan tentang penghentian operasi Al Jazeera diperkuat dengan argumen keamanan nasional, yang menekankan bahwa saluran tersebut dianggap merugikan keamanan negara.
Dalam konteks yang semakin tegang ini, muncul pertanyaan tentang kebebasan pers dan ekspresi di Israel. Meskipun pemerintah mempertahankan keputusannya dengan alasan keamanan nasional, banyak yang mengkritik langkah ini sebagai pembatasan terhadap kebebasan berpendapat dan hak asasi manusia.
Di tengah semua konflik dan ketegangan ini, masyarakat Israel dan dunia internasional memperhatikan perkembangan selanjutnya dengan cemas. Keputusan untuk menutup saluran Al Jazeera di Israel tidak hanya mencerminkan dinamika internal pemerintahan Israel, tetapi juga memiliki dampak yang luas baik secara regional maupun internasional. *Roni
Sumber www.maariv.co.il
Foto www.now14.co.il
- Berita Terkait :
Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap
Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme
Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel
Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang
Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina
Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan Warisan Budaya Tradisi Uyghur
Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB
Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar Terbang Menemui Erdogan
Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar
Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor Bangunan Ditangkapi
Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya
Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB
Gawat ! Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari
Warga China Minta Xi Jinping Mundur, Imbas Aturan Lockdown