Jakarta, Kowantaranews.com -Platform Pittsburgh merupakan sebuah dokumen bersejarah yang dikeluarkan pada tahun 1885 di Konferensi Biennial Persatuan Jemaat Ibrani Amerika di Pittsburgh, Pennsylvania. Dokumen ini memainkan peran sentral dalam membentuk pandangan dan praktik Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme, dan pengaruhnya terus terasa hingga hari ini.
Konteks sejarah saat itu menunjukkan bahwa Yudaisme di Amerika Serikat mengalami transformasi yang signifikan pada akhir abad ke-19. Kedatangan imigran Yahudi dari berbagai belahan dunia, terutama dari Eropa Timur, membawa berbagai tradisi dan praktik keagamaan. Di tengah proses integrasi ini, ada kebutuhan untuk menyesuaikan Yudaisme dengan kondisi sosial, budaya, dan intelektual yang baru.
Platform Pittsburgh muncul sebagai respons terhadap tantangan ini. Dokumen ini menyerukan untuk mengadopsi pendekatan modern terhadap praktik keyakinan, dengan menekankan pada relevansi Yudaisme dalam konteks zaman baru. Salah satu poin utama dalam Platform Pittsburgh adalah penolakan terhadap otoritas hukum rabinik tradisional dan penekanan pada kebebasan individu dalam menafsirkan dan mempraktikkan Yudaisme sesuai dengan pemahaman dan kebutuhan mereka sendiri.
Namun, meskipun Platform Pittsburgh menyuarakan ide-ide yang revolusioner, tidak semua orang Yahudi Reformasi mendukungnya. Ada perpecahan di dalam gerakan ini tentang bagaimana menanggapi tantangan modernitas. Sebagian ada yang merasa bahwa Platform Pittsburgh terlalu jauh dalam menolak tradisi dan hukum ritual, sementara yang lain melihatnya sebagai langkah yang penting untuk membawa Yudaisme ke dalam abad ke-19.
Baca juga : Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Baca juga : Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Dampak dari Platform Pittsburgh terasa dalam perkembangan Gerakan Reformasi selama beberapa dekade berikutnya. Berbagai jemaat Reformasi didirikan di seluruh negeri, dan gerakan ini secara bertahap mempengaruhi praktik dan keyakinan Yudaisme di Amerika Serikat. Prinsip-prinsip yang ditekankan dalam Platform Pittsburgh, seperti penekanan pada kebebasan berpikir dan penafsiran yang lebih liberal terhadap hukum dan tradisi Yudaisme, tetap menjadi inti dari identitas Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme.
Namun, penting untuk dicatat bahwa Platform Pittsburgh tidak pernah secara resmi diadopsi oleh Persatuan Jemaat Ibrani Amerika (UAHC) atau Konferensi Pusat Para Rabi Amerika yang didirikan empat tahun setelahnya. Beberapa rabi yang masih terkait dengan Reformasi setelahnya bahkan berusaha untuk menjauhkan diri dari Platform tersebut. Meskipun demikian, dokumen ini tetap memiliki pengaruh yang signifikan dalam pembentukan identitas dan arah Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme.
Pada saat yang sama, Platform Pittsburgh juga memunculkan pertanyaan tentang identitas Yahudi dan hubungan dengan tradisi. Bagi sebagian orang Yahudi, Platform Pittsburgh adalah langkah penting dalam memperbarui dan memodernisasi Yudaisme agar sesuai dengan tuntutan zaman. Namun, bagi yang lain, terutama mereka yang menganut pandangan klasik, Platform tersebut mungkin dianggap sebagai langkah yang terlalu jauh dalam menolak tradisi dan nilai-nilai masa lalu.
Pengaruh Platform Pittsburgh terus terasa hingga hari ini, meskipun dalam beberapa kasus mungkin lebih terselubung. Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan zaman, tetapi prinsip-prinsip yang ditekankan dalam Platform Pittsburgh, seperti penekanan pada kebebasan berpikir dan penafsiran yang lebih liberal terhadap hukum dan tradisi Yudaisme, tetap menjadi bagian integral dari identitas gerakan tersebut.
Baca juga : Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Baca juga : Kandidat Presiden dari Partai Hijau Ditangkap dalam Rapat Pro-Palestina: Kisah Kekerasan dan Solidaritas
Baca juga : Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Dengan demikian, Platform Pittsburgh tidak hanya merupakan sebuah dokumen sejarah, tetapi juga sebuah manifesto yang mencerminkan semangat dan arah dari Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme pada akhir abad ke-19. Dokumen ini mencerminkan aspirasi untuk mengubah dan memodernisasi Yudaisme agar sesuai dengan tuntutan zaman, dan pengaruhnya masih terasa dalam perkembangan dan identitas gerakan tersebut hingga saat ini.
Dokumen ini berisi serangkaian prinsip yang menegaskan pandangan-pandangan pokok Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme pada saat itu. Melalui deklarasi prinsip ini, para pemimpin gerakan ini menyampaikan visi mereka tentang Yudaisme yang lebih sesuai dengan zaman modern dan memperjelas posisi mereka terhadap berbagai aspek keagamaan.
Pertama, deklarasi prinsip ini mengakui upaya setiap agama dalam memahami Tuhan Yang Tak Terbatas dan kesadaran akan keberadaan Tuhan dalam diri manusia. Yudaisme dipandang sebagai penyaji konsepsi tertinggi tentang Tuhan, yang dikembangkan dan dispiritualkan oleh para guru Yahudi sesuai dengan kemajuan moral dan filosofis pada zamannya. Ide-ide ini dipelihara sebagai pusat kebenaran agama bagi umat manusia.
Kedua, dokumen ini mengakui pentingnya catatan Alkitab tentang pentahbisan orang-orang Yahudi sebagai imam dari satu Tuhan. Meskipun demikian, pemikiran modern dan penelitian ilmiah tidak bertentangan dengan doktrin Yudaisme. Alkitab, sebagai wahyu Tuhan, mencerminkan ide-ide agama sekaligus memuat konsep Pemeliharaan dan Keadilan ilahi.
Ketiga, ada pengakuan terhadap undang-undang Musa sebagai sistem pelatihan orang Yahudi untuk misi mereka di Palestina. Namun, hari ini hanya hukum moral yang dianggap mengikat, sementara tradisi yang tidak sesuai dengan pandangan modern ditolak.
Selanjutnya, deklarasi tersebut menyatakan bahwa banyak hukum Musa yang berhubungan dengan makanan, kemurnian, dan pakaian berasal dari zaman yang kuno dan tidak lagi relevan dengan kondisi mental dan spiritual saat ini. Ketaatan buta terhadap hukum-hukum tersebut dianggap lebih menghambat daripada memajukan spiritualitas.
Kemudian, para penulis deklarasi menyadari bahwa di era modern budaya hati dan akal budi universal, harapan besar akan terwujudnya kerajaan kebenaran, keadilan, dan perdamaian semakin dekat. Oleh karena itu, identitas Yahudi tidak lagi terkait dengan status bangsa atau negara, dan tidak ada harapan akan kembalinya ke Palestina atau ibadah kurban.
Selanjutnya, Yudaisme diakui sebagai agama progresif yang selalu berjuang untuk selaras dengan dalil-dalil akal. Meskipun melestarikan identitas historis dengan masa lalu yang agung, penghargaan diberikan pada misi pemeliharaan Kristen dan Islam serta persekutuan dengan semua yang bekerja demi kebenaran dan kesalehan.
Deklarasi juga menegaskan kembali doktrin Yudaisme mengenai keabadian jiwa, menolak kepercayaan akan kebangkitan tubuh dan keberadaan Cehanna dan Eden sebagai tempat hukuman dan pahala abadi.
Terakhir, dengan mengacu pada semangat undang-undang Musa, yang berusaha untuk mengatur hubungan sosial dan partisipasi dalam menyelesaikan masalah keadilan dan kebenaran yang dihadapi masyarakat modern, para penulis deklarasi menyatakan kewajiban mereka untuk berpartisipasi dalam tugas besar zaman modern.
Melalui Platform Pittsburgh, Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme mengilustrasikan komitmen mereka untuk memodernisasi dan menyesuaikan agama Yahudi dengan tuntutan zaman. Dokumen ini tidak hanya mencerminkan pandangan dan nilai-nilai gerakan pada saat itu, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan dalam membentuk identitas dan arah gerakan tersebut dalam beberapa dekade berikutnya.* Roni
- Berita Terkait :
Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel
Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang
Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina
Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan Warisan Budaya Tradisi Uyghur
Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB
Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar Terbang Menemui Erdogan
Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar
Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor Bangunan Ditangkapi
Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya
Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB
Gawat ! Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari
Warga China Minta Xi Jinping Mundur, Imbas Aturan Lockdown