Jakarta, Kowantaranews.com -Dalam berbagai arena politik, isu konflik di Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Palestina, selalu menjadi topik yang sensitif dan kontroversial. Baru-baru ini, suasana tegang semakin memanas ketika belasan anggota Partai Republik di Senat Amerika Serikat mengirim surat kepada Jaksa ICC, mengancam pembalasan jika tuntutan diajukan terhadap pejabat Israel atas dugaan kejahatan perang di Jalur Gaza.
Surat tersebut, yang dikoordinasi oleh Senator Tom Cotton dan didukung oleh tokoh-tokoh penting lainnya seperti Pemimpin Minoritas Senat Mitch McConnell, mengecam upaya ICC yang dianggap akan merugikan Israel. Ancaman sanksi kepada karyawan dan rekanan ICC, serta larangan masuk ke Amerika Serikat bagi mereka dan keluarganya, menjadi inti dari pesan yang dikirimkan kepada lembaga pengadilan internasional tersebut.
Sementara itu, tanggapan terhadap surat tersebut bervariasi. Senator Katie Britt, yang terlibat dalam respons Partai Republik terhadap Pidato Kenegaraan Presiden Joe Biden, menyatakan bahwa surat itu merupakan sebuah “janji” daripada ancaman. Namun, tanggapan lain dari kalangan hukum dan politisi menyoroti kemungkinan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip keadilan internasional yang dipegang oleh ICC.
Baca juga : Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza
Baca juga : Israel Menutup Kantor Al Jazeera
ICC sendiri memberikan respons atas surat tersebut dengan menyatakan bahwa upaya untuk mengintimidasi atau mempengaruhi pejabatnya harus segera dihentikan. Pernyataan tersebut juga menegaskan bahwa ancaman semacam itu bisa menjadi pelanggaran terhadap penyelenggaraan peradilan berdasarkan Statuta Roma, dasar hukum yang mengatur keberadaan ICC.
Dalam konteks ini, perhatian juga tertuju pada Gedung Putih dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang telah menyuarakan penolakan terhadap upaya ICC untuk menginvestigasi dugaan kejahatan perang di wilayah Palestina, termasuk di Gaza. Meskipun Gedung Putih menyatakan ketidakdukungannya terhadap ICC dan meragukan yurisdiksi lembaga itu, perdebatan tentang tanggung jawab internasional atas tindakan di wilayah tersebut terus berlanjut.
Di tengah ketegangan politik ini, realitas pahit di lapangan juga tidak bisa diabaikan. Sejak Oktober, pasukan Israel telah terlibat dalam konflik yang memakan banyak korban di Gaza. Ribuan orang telah kehilangan nyawa mereka, dengan perempuan dan anak-anak menjadi korban utama. Laporan tentang rencana invasi darat Israel ke Rafah semakin menambah ketegangan di kawasan tersebut.
Selain itu, posisi ICC sebagai pengadilan internasional yang memiliki yurisdiksi atas dugaan kejahatan perang di wilayah Palestina telah menimbulkan pro dan kontra di berbagai pihak. Meskipun Israel bukan anggota ICC, pengadilan tersebut mengklaim memiliki kewenangan atas wilayah pendudukan Palestina. Keputusan untuk meluncurkan penyelidikan atas dugaan kejahatan perang telah menciptakan ketegangan lebih lanjut dalam dinamika politik regional.
Dalam suasana politik yang semakin memanas, isu Israel-Palestina terus menjadi sorotan internasional. Sementara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik ini menghadapi tantangan politik dan hukum yang kompleks, ribuan orang di wilayah tersebut terus mengalami penderitaan dan kehilangan. Dalam pandangan banyak pengamat, solusi jangka panjang untuk konflik ini tidak hanya bergantung pada upaya politik dan hukum, tetapi juga pada komitmen bersama untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan dan adil bagi semua pihak yang terlibat. *Roni
Sumber www.commondreams.org
Foto twitter.com/mehdirhasan/status/1787503022299332951
- Berita Terkait :
Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza
Israel Menutup Kantor Al Jazeera
Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan
Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel
Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap
Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme
Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel
Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang
Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina
Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan Warisan Budaya Tradisi Uyghur
Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB
Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar Terbang Menemui Erdogan
Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar
Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor Bangunan Ditangkapi
Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya
Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB
Gawat ! Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari
Warga China Minta Xi Jinping Mundur, Imbas Aturan Lockdown