Jakarta, Kowantaranews.com -Di tengah sorotan publik yang tajam, Gaza menjadi medan pertempuran intens yang memakan korban jiwa dan merusak infrastruktur. Sebuah panggilan untuk keadilan dan perdamaian terdengar semakin nyaring dalam gelombang kepedihan dan harapan yang saling berbenturan di tengah krisis.
Konflik yang terjadi di Gaza telah menyebabkan kehancuran massal yang tak terelakkan. Dari sumber-sumber yang dapat dipercaya, terungkap bahwa jumlah korban jiwa mencapai angka yang mengejutkan. Bukan hanya orang dewasa, namun juga ribuan anak-anak menjadi korban. Mereka yang seharusnya menjadi harapan masa depan, kini menjadi bagian dari statistik tragis dari konflik yang tak kunjung usai. Ratusan ribu orang hidup dalam ketidakpastian dan ketakutan yang tak terlukiskan, sementara dunia menyaksikan dalam kehancuran.
Penghancuran kehidupan yang sedang terjadi di Gaza menyebabkan gelombang kemarahan dan keprihatinan global. Banyak pihak menilai tindakan yang terjadi di Gaza sebagai tindakan genosida, sebuah upaya sadar untuk menghancurkan manusia. Kecaman terhadap pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan perang yang diduga dilakukan oleh Israel semakin menguat. Organisasi internasional seperti Dewan Keamanan PBB, Majelis Umum, dan Mahkamah Internasional, bersama dengan Konvensi Jenewa Keempat, dianggap telah dilanggar oleh Israel dalam aksi-aksi militernya di Gaza.
Di tengah ketidakpastian ini, suara pemimpin dunia terdengar bervariasi. Presiden Biden secara mengejutkan mengumumkan potensi penahanan pengiriman senjata lebih lanjut ke Israel jika pemboman terus berlanjut. Namun, respons Inggris justru mengecewakan, dengan Lord Cameron mengumumkan bahwa mereka akan terus memasok senjata ke Israel untuk melanjutkan serangan di Gaza. Ketidaksetujuan atas tindakan ini semakin memperkuat suara-suara yang menuntut keadilan bagi Gaza.
Baca juga : Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza
Baca juga : Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru
Namun, bukan hanya angka korban jiwa yang menyedihkan, tetapi juga kondisi kemanusiaan yang memprihatinkan di Gaza. Kota yang dulu hidup kini menjadi puing-puing yang tak berdaya. Ratusan ribu orang terpaksa hidup dalam kondisi yang tidak manusiawi, tanpa air bersih, obat-obatan, atau makanan yang mencukupi. Situasi medis dan sanitasi semakin memburuk, dengan jumlah korban yang meninggal karena penyakit yang sebenarnya bisa dicegah jauh lebih tinggi dari jumlah korban akibat serangan Israel. Ini adalah kisah horor yang menunjukkan betapa rapuhnya kehidupan manusia ketika dihadapkan pada kekuatan kehancuran.
Namun, di tengah kengerian yang tak terhindarkan, ada juga cahaya harapan yang bersinar. Aksi protes dan demonstrasi menyebar di seluruh dunia, menunjukkan solidaritas dengan rakyat Gaza dan menuntut tindakan untuk mengakhiri konflik yang berkepanjangan. Demonstrasi besar-besaran di London dan perkemahan di berbagai universitas menunjukkan bahwa suara-suara yang menentang pendudukan dan kekerasan Israel semakin kuat. Ini adalah gerakan global untuk keadilan bagi rakyat Palestina.
Yang tak kalah pentingnya adalah suara-suara yang datang dari dalam Israel sendiri. Banyak warga Israel mengecam tindakan pendudukan dan kekerasan yang dilakukan oleh negara mereka sendiri. Ini adalah suara yang perlu didengar dan diakui, karena menunjukkan bahwa keinginan untuk perdamaian dan keadilan tidaklah terbatas pada satu pihak saja.
Dari kisah horor ini, juga muncul puisi-puisi yang penuh dengan rasa harapan. Puisi-puisi ini menceritakan tentang semangat gigih masyarakat Gaza untuk bertahan hidup di tengah kehancuran. Mereka menceritakan tentang keindahan yang terkubur di bawah reruntuhan, tentang harapan yang tetap menyala di tengah kegelapan. Ini adalah pengingat bahwa di tengah kengerian, ada juga kekuatan yang tak terkalahkan dalam semangat manusia untuk bertahan.
Namun, dalam perjalanan menuju perdamaian dan keadilan, tantangan besar masih menanti. Dukungan politik dan diplomatik yang lebih besar diperlukan untuk mendorong perubahan yang berarti. Solidaritas global dan tekanan internasional harus terus tumbuh, sehingga suara-suara yang terdengar di Gaza tidak akan terdengar sendiri. Hanya dengan kerjasama dan komitmen bersama, harapan akan perdamaian dan keadilan bagi rakyat Palestina bisa menjadi kenyataan.
Sumber https://www.doubledown.news/watch/2024/may/13/jeremy-corbyn-on-rafah-were-live-streaming-a-genocide
Foto jacobin.com
- Berita Terkait :
Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza
Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru
Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa
Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel
Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina
Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah
Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global
Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina
Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza
Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time
Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan
Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah
Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi
Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”
Tujuan Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah
Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka
Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi
Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’
Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza
Israel Menutup Kantor Al Jazeera
Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan
Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel
Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap
Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme
Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel
Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang
Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina
Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan Warisan Budaya Tradisi Uyghur
Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB
Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar Terbang Menemui Erdogan
Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar
Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor Bangunan Ditangkapi
Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya
Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB
Gawat ! Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari