Jakarta, Kowantaranews.com -Bisan Owda, seorang jurnalis Palestina yang berani dan penerbit media sosial AJ+, berdiri di atas panggung dengan tatapan yang penuh semangat. Di hadapannya, gemerlapnya lampu panggung menyinari ruangan yang penuh dengan antusiasme dan harapan. Dia tersenyum, namun senyum itu tidak bisa menyembunyikan kegugupan dan kegembiraan yang melonjak di dalam dirinya. Ini adalah malam yang luar biasa baginya, malam di mana upaya kerasnya dan timnya diakui oleh dunia. Malam ketika dia menerima Penghargaan Peabody, salah satu penghargaan tertinggi dalam dunia jurnalisme.
Bisan Owda telah menjadi terkenal karena dedikasinya dalam melaporkan keadaan di Gaza sejak awal konflik. Dengan kamera di tangannya, dia telah berada di garis depan, menyampaikan cerita-cerita yang sering terlupakan atau diabaikan oleh dunia luar. Dia adalah suara bagi mereka yang tidak memiliki suara, seorang penjelajah kebenaran di tengah-tengah kekacauan dan keputusasaan.
Di malam penghargaan ini, Owda merasa terharu dan terhormat. Dia tidak sendirian di atas panggung. Bersamanya adalah tim AJ+ yang telah bekerja keras bersamanya, berbagi visi dan tujuan yang sama untuk menyuarakan kebenaran. Mereka adalah pasukan kecil yang berjuang melawan arus informasi yang tidak akurat dan bias. Bersama-sama, mereka telah berhasil menghadirkan pandangan yang jernih tentang kehidupan di Gaza kepada dunia.
Dalam pidatonya yang singkat namun penuh makna, Owda berterima kasih kepada semua yang telah mendukungnya dan timnya. Dia mengenang saat-saat sulit di lapangan, di mana risiko dan bahaya mengintai di setiap sudut. Namun, dia tidak pernah berhenti untuk mengejar kebenaran, untuk menggali lebih dalam dan menghadirkan cerita-cerita yang terkadang sulit didengar.
Baca juga : Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time
Baca juga : Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan
Baca juga : Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah
“Ini bukan hanya penghargaan bagi saya dan tim saya,” kata Owda dengan suara yang lantang namun penuh emosi. “Ini adalah penghargaan bagi setiap warga Gaza yang telah hidup di bawah bayang-bayang perang dan penindasan. Ini adalah penghargaan bagi setiap anak yang terpaksa tumbuh dewasa dalam ketidakpastian dan ketakutan.”
Dia melanjutkan, “Saya ingin mendedikasikan penghargaan ini kepada mahasiswa, aktivis, dan pejuang hak asasi manusia di seluruh dunia yang telah berdiri bersama kami. Kepada mereka yang telah turun ke jalan, yang telah berjuang untuk keadilan dan perdamaian di Palestina. Kepada mereka yang telah berpartisipasi dalam gerakan boikot dan solidaritas, saya mengucapkan terima kasih atas dukungannya yang tak tergantikan.”
Ruang itu gemuruh dengan tepuk tangan dan sorak-sorai. Orang-orang bangkit untuk memberikan penghormatan kepada Owda dan timnya yang luar biasa. Mereka menyadari bahwa malam ini bukan hanya tentang penerimaan penghargaan, tetapi juga tentang mengakui pentingnya jurnalisme yang jujur dan berani dalam memperjuangkan kebenaran.
Setelah acara penghargaan selesai, Owda dikelilingi oleh rekan-rekannya, kolega-kolega jurnalis, dan penggemar yang ingin mengucapkan selamat padanya. Dia tersenyum, tetapi di balik senyumnya terdapat rasa syukur yang dalam. Dia tahu bahwa perjuangannya masih jauh dari selesai. Masih ada banyak cerita yang perlu diangkat, masih ada banyak kebenaran yang perlu diungkapkan.
Di ruang redaksi AJ+, Owda kembali ke meja kerjanya. Dia mengambil kamera dan laptopnya, siap untuk melanjutkan misinya. Meskipun malam ini dia menerima penghargaan, dia tidak akan berhenti untuk bergerak maju. Baginya, Gaza bukanlah hanya sebuah cerita yang diambil untuk memenangkan penghargaan. Gaza adalah rumah bagi banyak orang yang dia cintai, dan dia bertekad untuk terus memperjuangkan keadilan bagi mereka.
Hari-hari berlalu, tetapi semangat Owda tidak pernah padam. Dia terus berkeliling, merekam momen-momen penting dan berbicara dengan orang-orang yang terdampak oleh konflik. Setiap cerita yang dia bagikan adalah panggilan untuk tindakan, sebuah ajakan kepada dunia untuk tidak melupakan nasib mereka yang terpinggirkan.
Penghargaan Peabody telah memberikan Owda dan timnya pengakuan yang mereka layak. Namun, lebih dari sekadar penghargaan, itu adalah pengingat akan tanggung jawab mereka sebagai jurnalis. Tanggung jawab untuk tetap setia pada kebenaran, untuk tetap berani menghadapi ketidakadilan di mana pun itu terjadi.
Dan di tengah-tengah segala kesulitan dan tantangan, Bisan Owda akan terus melangkah maju. Karena bagi dia, tugasnya tidak hanya menjadi jurnalis yang baik, tetapi juga menjadi suara bagi mereka yang tidak memiliki suara. Dan dia akan terus melakukannya dengan keberanian, integritas, dan kegigihan yang menjadi ciri khasnya. *Roni
Sumber www.middleeasteye.net
Foto arabstates.unwomen.org
- Berita Terkait :
Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time
Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan
Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah
Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi
Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”
Tujuan Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah
Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka
Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi
Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’
Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza
Israel Menutup Kantor Al Jazeera
Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan
Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel
Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap
Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme
Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel
Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang
Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina
Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan Warisan Budaya Tradisi Uyghur
Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB
Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar Terbang Menemui Erdogan
Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar
Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor Bangunan Ditangkapi
Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya
Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB
Gawat ! Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari
Warga China Minta Xi Jinping Mundur, Imbas At