Jakarta, Kowantaranews.com -Ribuan orang berkumpul di Malmo, Swedia, pada tahun 2024. Mereka bukan untuk merayakan, melainkan untuk menyuarakan ketidaksetujuan mereka terhadap partisipasi Israel dalam kontes Eurovision. Demonstrasi ini bukanlah protes biasa; itu adalah pernyataan politik dan moral yang kuat. Mereka membawa spanduk bertuliskan “Tolak Genosida” dan mengibarkan bendera Palestina. Ketegangan mencuat di udara, namun semangat kebebasan berbicara melampaui segala hal.
Para demonstran dipimpin oleh berbagai tokoh, termasuk aktivis iklim ternama, Greta Thunberg. Pada usia 21 tahun, Thunberg telah menjadi simbol perlawanan dan keberanian. Dalam keffiyeh, syal tradisional Palestina, dia menunjukkan solidaritasnya dengan orang-orang Palestina yang berjuang. Kaum muda, dengan semangatnya yang menyala-nyala, menjadi pionir dalam mengekspresikan ketidakpuasan mereka terhadap situasi yang terus berlanjut di Gaza.
Malmo Arena, tempat Eurovision diselenggarakan, diselimuti dengan ketegangan. Barikade logam dan balok beton besar berdiri kokoh, menandakan persiapan keamanan yang serius. Sejumlah besar polisi berjaga di sekitar lokasi, siap menghadapi kemungkinan kerusuhan. Tas-tas diperiksa secara ketat saat pengunjung melewati detektor logam.
Di alun-alun Stortorget, sekitar 7 kilometer dari arena, kerumunan besar berkumpul. Mereka meneriakkan slogan-slogan pro-Palestina dan mengecam partisipasi Israel dalam Eurovision. Suara mereka memenuhi udara, memperdengarkan pesan-pesan perdamaian dan keadilan.
Baca juga : Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi
Baca juga : Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi
Dalam kerumunan itu, ada beragam individu dengan berbagai cerita dan alasan untuk berada di sana. Ada Kasia Wiatrowska, yang menyatakan cintanya pada Eurovision sambil menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap keputusan kontroversial tahun ini. Ada juga Amar, seorang warga Palestina, yang mengekspresikan kekecewaannya terhadap ketidakadilan global dan berusaha membedakan antara penentangan terhadap Israel dan sikap tidak toleran terhadap orang Yahudi.
Namun, di tengah kerumunan dan kebisingan, ada nuansa harapan. Harapan bahwa suara mereka akan didengar, bahwa perubahan akan datang. Semua orang yang berkumpul di sana, meskipun dari latar belakang yang berbeda, memiliki satu tujuan bersama: menyuarakan keadilan dan perdamaian di Palestina.
Tidak jauh dari tempat itu, kontestan Eurovision dari Israel, Eden Golan, bersiap untuk tampil. Dengan hati yang berdebar, dia mengharapkan penampilannya akan membawa pesan penyatuan dan perdamaian. Baginya, momen ini bukan hanya tentang musik; itu tentang menciptakan hubungan dan pemahaman antara berbagai kelompok.
Di ruang kontrol, pejabat Uni Penyiaran Eropa (EBU) berdebat tentang langkah yang akan diambil. Meskipun menolak untuk mengecualikan Israel dari kontes, mereka menyadari sensitivitas situasi. Perubahan mungkin diperlukan untuk menenangkan ketegangan yang meningkat.
Ketika malam mulai gelap, semangat pengunjuk rasa tidak padam. Mereka tetap bersatu dalam tujuan mereka, menyerukan keadilan tanpa kekerasan. Di sisi lain, di dalam Malmo Arena, Golan bersiap untuk menyampaikan pesannya melalui lagu “Hurricane”.
Akhirnya, malam itu tidak hanya tentang kontes lagu. Itu tentang pesan-pesan yang disampaikan oleh ribuan suara yang bersatu, tentang harapan untuk masa depan yang lebih baik di tanah Palestina dan di seluruh dunia. Dan sementara hasil kontes mungkin hanya menentukan pemenang di atas panggung, pesan dari demonstrasi itu akan terus bergema, mempengaruhi perubahan dan mendorong perdamaian. *Roni
Sumber www.france24.com
Foto Jejakfakta.com
- Berita Terkait :
Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi
Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”
Tujuan Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah
Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka
Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi
Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’
Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza
Israel Menutup Kantor Al Jazeera
Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan
Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel
Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap
Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme
Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel
Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang
Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina
Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan Warisan Budaya Tradisi Uyghur
Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB
Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar Terbang Menemui Erdogan
Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar
Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor Bangunan Ditangkapi
Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya
Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB
Gawat ! Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari
Warga China Minta Xi Jinping Mundur, Imbas Atur