Bagian 1: Awal Kontroversi – Rencana Trump yang Mengguncang Dunia
Pada awal Februari 2025, Presiden AS Donald Trump mengundang kejutan global saat mengumumkan rencana radikal untuk “menata ulang” Gaza pasca-perang. Dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Trump menyatakan Gaza perlu “dibangun kembali secara permanen” dengan relokasi penduduk Palestina ke negara-negara lain. “Tidak ada yang ingin tinggal di sana. Gaza sudah hancur, dan kita harus memberikan mereka masa depan yang lebih baik,” ujarnya waktu itu.
Rencana ini langsung memicu kecaman dari organisasi hak asasi manusia, negara-negara Arab, dan sekutu Eropa. PBB mengecamnya sebagai “pelanggaran hukum internasional” yang berpotensi memicu pembersihan etnis. Hamas, yang masih menguasai Gaza, menyebut Trump sebagai “kaki tangan Zionis”. Namun, Netanyahu dan pemerintahan sayap kanan Israel justru bersikap ambigu. Meski mendukung ide “relokasi sukarela”, mereka menolak dikaitkan dengan pengusiran paksa.
Bagian 2: Belok Tajam Trump – “Tak Ada Pengusiran!”
Pada 12 Maret 2025, Trump tiba-tiba mengubah narasi. Saat ditemui wartawan Voice of America di Oval Office, ia membantah keras rencana pengusiran: “Siapa bilang kami akan mengusir orang Palestina? Itu berita palsu! Tidak ada yang akan diusir dari Gaza!” Pernyataan ini mengejutkan banyak pihak, terutama karena sebelumnya Trump bersikeras bahwa “tidak ada orang Palestina yang ingin tetap di Gaza”.
Analis politik AS menduga perubahan ini dipicu oleh tekanan domestik dan internasional. Jajak pendapat Reuters menunjukkan 68% warga AS menentang relokasi paksa warga Gaza. Sementara itu, negara-negara Arab seperti Mesir dan Yordania menolak menjadi “tempat pembuangan” pengungsi, khawatir gelombang pengungsian akan mengacaukan stabilitas regional.
Bagian 3: Reaksi Hamas dan Liga Arab – Antara Sinisme dan Harapan
Hamas, melalui juru bicaranya Hazem Qassem, menyambut “perubahan sikap” Trump: “Ini kemenangan perlawanan rakyat Gaza. AS akhirnya sadar bahwa mimpi Zionis untuk menghapus Palestina mustahil terwujud.” Namun, kelompok itu tetap menolak campur tangan AS dalam masa depan Gaza.
Di sisi lain, Liga Arab yang dipimpin Mesir mengajukan proposal tandingan. Rencana tersebut mencakup:
- Masa transisi 6 bulan di bawah pemerintahan teknokrat Palestina.
- Penyerahan kendali ke Otoritas Palestina (PA) setelahnya.
- Pasukan penjaga perdamaian PBB untuk mencegah kekerasan.
- Rekonstruksi Gaza bertahap tanpa mengosongkan penduduk.
Meski proposal ini mendapat dukungan Qatar, Yordania, dan Uni Emirat Arab, AS mengkritiknya karena tidak menyebut Hamas secara eksplisit. “Bagaimana mungkin kita membiarkan teroris mengontrol Gaza lagi?” protes Dubes AS untuk PBB, Nikki Haley.
Baca juga : Gaza di Ambang Bencana: Kelaparan Massal Mengintai Akibat Blokade Israel yang Kejam
Baca juga : Dibungkam! Aktivis Cerdas Columbia Diculik dalam Serangan terhadap Demokrasi
Baca juga : Mantan Jurnalis BBC Jadi Finalis Miss Universe Great Britain untuk Advokasi Gaza
Bagian 4: Diplomasi Steve Witkoff – Utusan Khusus Trump yang Jadi Penengah
Steve Witkoff, utusan khusus Trump untuk Timur Tengah, menjadi ujung tombak diplomasi AS. Dalam pertemuan rahasia di Doha pada 12 Maret, Witkoff bertemu menteri luar negeri Arab dan perwakilan PA. Sumber diplomatik mengungkapkan Witkoff berusaha meyakinkan negara-negara Arab untuk “mengisolasi Hamas” dalam proposal mereka.
Namun, upaya ini ditolak mentah-mentah. “Hamas adalah realitas politik di Gaza. Mereka tidak bisa dihapuskan hanya dengan bom,” kata Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry. Witkoff dikabarkan akhirnya setuju untuk “mempertimbangkan” proposal Liga Arab, meski dengan syarat PA harus membersihkan Gaza dari senjata ilegal.
Bagian 5: Netanyahu di Tengah Tekanan – Antara Trump dan Koalisi Kanannya
Di Israel, Netanyahu terjepit antara keinginan Trump untuk berkompromi dan tuntutan partai-partai kanan dalam koalisinya. Menteri Keuangan Bezalel Smotrich (Partai Religious Zionism) menuntut Netanyahu menolak proposal Liga Arab: “Gaza harus tetap zona penyangga. PA tidak boleh kembali!”
Namun, sumber di Kantor Perdana Menteri mengaku Netanyahu diam-diam mendukung proposal Mesir. “Dia tahu rekonstruksi Gaza butuh dana Arab, dan itu mustahil jika Hamas masih berkuasa,” kata sumber tersebut. Netanyahu disebut sedang merancang skenario di mana PA kembali ke Gaza dengan dukungan Mesir, sementara Israel tetap mengontrol perbatasan dan ruang udara.
Bagian 6: Retorika Trump vs Realitas – Kontradiksi yang Mengganggu
Meski Trump mengklaim “tidak ada pengusiran”, kebijakan nyatanya masih abu-abu. AS belum mencabut rencana pembangunan “kota sementara” bagi pengungsi Gaza di Sinai, Mesir — proyek yang didanai Arab Saudi. Selain itu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengonfirmasi bahwa militer AS sedang menyusun “skenario darurat” jika perang kembali meletus.
Di sisi lain, Trump terus menggunakan retorika kontroversial. Saat membahas pajak korporasi pada 12 Maret, ia menyebut Senator Chuck Schumer (pemimpin minoritas Senat AS) sebagai “orang Palestina” dan mengejek latar belakang Yahudinya. “Dulu dia Yahudi, sekarang jadi Palestina. Dia pengkhianat!” ujar Trump. Pernyataan ini memicu kemarahan kelompok Yahudi AS, termasuk American Jewish Committee yang menuntut permintaan maaf.
Bagian 7: Masa Depan Gaza – Antara Rekonstruksi dan Ketidakpastian Politik
Proses rekonstruksi Gaza diperkirakan memakan waktu 10-15 tahun dengan biaya $30 miliar. Bank Dunia memperkirakan 70% infrastruktur Gaza hancur total sejak perang Oktober 2023. Namun, masalah terbesar bukanlah dana, melainkan politik:
- Hamas vs PA: Hamas masih memiliki 15.000 militan bersenjata dan menolak tunduk pada PA.
- Peran Israel: Netanyahu bersikeras Israel akan mengawasi semua material konstruksi masuk ke Gaza untuk mencegah “penyalahgunaan oleh teroris”.
- Pasukan Perdamaian: AS ingin pasukan NATO atau Koalisi Arab, sementara PBB mendorong “blue helmets” di bawah mandat internasional.
Diplomasi di Ujung Tanduk
Perubahan sikap Trump mencerminkan kompleksitas konflik Gaza yang tidak bisa diselesaikan dengan retorika bombastis. Meski langkahnya mengurangi ketegangan global, ketiadaan peta jalan jelas berisiko memicu kekosongan kekuasaan di Gaza. Proposal Liga Arab masih terlalu abstrak, sementara kehadiran Hamas tetap seperti bom waktu.
Di tengah semua ini, rakyat Gaza terjebak dalam ketidakpastian. Seperti kata Fatima al-Masri, seorang ibu 4 anak di Rafah: “Kami hanya ingin hidup tenang. Tapi setiap hari, kami dijadikan bahan tawar-menawar politik oleh orang-orang yang bahkan tak tahu nama anak kami.”
Satu hal pasti: drama Gaza masih jauh dari akhir. By Mukroni
Sumber www.timesofisrael.com
- Berita Terkait :
Gaza di Ambang Bencana: Kelaparan Massal Mengintai Akibat Blokade Israel yang Kejam
Dibungkam! Aktivis Cerdas Columbia Diculik dalam Serangan terhadap Demokrasi
Mantan Jurnalis BBC Jadi Finalis Miss Universe Great Britain untuk Advokasi Gaza
Liga Arab Dukung Rencana Rekonstruksi Gaza oleh Mesir, Tantang Proposal Trump
Gencatan Senjata Hancur, Gaza Menjerit dalam Lorong Kegelapan
Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Solusi Nutrisi dan Kebersamaan di Sekolah
Liang Wenfeng: Jenius AI China yang Mengguncang Dunia dan Mengancam Hegemoni Teknologi AS
DOSA DAN BANJIR DAHSYAT: KETIKA NEGERI MAKMUR TENGGELAM DAN HUTAN MANGROVE BANGKIT!
Mangrove, Benteng Gaib Penahan Tsunami dan Penyelamat Umat Manusia
MANGROVE: POHON SAKTI PENJAGA BUMI DARI AMUKAN LAUTAN!
Mangrove: Pohon Ajaib yang Menyembuhkan Bumi dan Mengenyangkan Perut Manusia
Serai Wangi: Pahlawan Tak Terduga untuk Lingkungan yang Terluka!
Mangrove Indonesia: Lumbung Karbon Terbesar yang Menyelamatkan Planet!
Krisis Sputnik Baru: Deepseek Mengancam Hegemoni Teknologi Amerika
Laut Terkunci: Pagar Bambu yang Mengurung Masa Depan Nelayan
Isra Miraj: Langkah Kosmik Menuju Harmoni Multikultural
Retakan Tanah Mengintai: Perlombaan Melawan Waktu di Tengah Ancaman Longsor Pekalongan
Di Balik Obsesi Swasembada Pangan: Lingkungan dan Masyarakat yang Terlupakan
Makan Bergizi Gratis Ngebut! 82,9 Juta Pelajar Siap Disantuni di 2025!
Kemiskinan Menyusut, Tapi Jurang Kesenjangan Kian Menganga!
Jeritan Nelayan: Terjebak di Balik Tembok Laut, Rezeki Kian Terkikis
Menimbang Makna di Balik Perayaan Tahun Baru
Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang
Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam
Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur
JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot
76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza
Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill
Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global
Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden
Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza
Enam Sekutu Amerika Serikat Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”
Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza
Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru
Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa
Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel
Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina
Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah
Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global
Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina
Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza
Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time
Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan
Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah
Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi
Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”
Tujuan Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah
Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka
Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi
Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’
Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza
Israel Menutup Kantor Al Jazeera
Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan
Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel
Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap
Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme
Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel
Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang
Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina
Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan Warisan Budaya Tradisi Uyghur
Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB
Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar Terbang Menemui Erdogan
Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar
Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor Bangunan Ditangkapi
Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya
Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB
Gawat ! Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari