Jakarta, Kowantaranews.com — Penurunan angka kemiskinan di Indonesia menjadi sorotan positif dalam dinamika perekonomian nasional. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pada September 2024, jumlah penduduk miskin mencapai 24,06 juta orang atau 8,57 persen dari total populasi. Angka ini menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan Maret 2024 yang tercatat sebesar 25,22 juta orang atau 9,03 persen. Namun, di balik capaian tersebut, jurang kesenjangan sosial dan ekonomi masih menganga lebar, menjadi tantangan besar bagi pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Penurunan angka kemiskinan ini tidak terlepas dari peran berbagai program bantuan sosial yang digulirkan pemerintah. Berbagai bantuan seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT), hingga Bantuan Langsung Tunai (BLT) dinilai efektif membantu meringankan beban masyarakat miskin dan rentan. Pelaksana Tugas Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengungkapkan bahwa bantuan-bantuan tersebut menjadi bantalan penting bagi masyarakat dalam menghadapi tekanan ekonomi pascapandemi dan ketidakpastian global.
Namun, di balik tren positif ini, ketimpangan pendapatan dan akses terhadap sumber daya masih menjadi masalah yang belum terselesaikan. Kesenjangan antara kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi dan rendah tetap melebar. Indeks Gini sebagai indikator ketimpangan ekonomi masih menunjukkan angka yang mengkhawatirkan. Di wilayah perkotaan, meskipun angka kemiskinan turun dari 11,74 juta orang pada Maret 2023 menjadi 11,05 juta orang pada September 2024, kesenjangan akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan lapangan kerja berkualitas tetap tinggi. Hal serupa terjadi di perdesaan, di mana jumlah penduduk miskin turun dari 14,16 juta orang menjadi 13,01 juta orang, tetapi akses terhadap infrastruktur dasar dan fasilitas publik masih jauh dari memadai.
Ekonom dan pengamat kebijakan publik menilai bahwa penurunan angka kemiskinan ini harus diikuti dengan upaya serius untuk memperkecil kesenjangan ekonomi. Distribusi kekayaan yang tidak merata dan ketimpangan kesempatan menjadi faktor utama yang memperlebar jurang sosial. Ekspansi sektor ekonomi digital dan industri kreatif yang banyak terkonsentrasi di perkotaan tidak diimbangi dengan pemerataan infrastruktur dan akses teknologi di daerah.
“Kita tidak bisa hanya berpuas diri dengan angka kemiskinan yang menurun. Pemerintah harus memperhatikan distribusi pertumbuhan ekonomi agar tidak hanya dinikmati oleh kelompok tertentu saja,” ujar Dr. Indah Permatasari, ekonom dari Universitas Indonesia. Ia menambahkan bahwa tanpa kebijakan yang menyasar penguatan ekonomi masyarakat bawah dan perdesaan, ketimpangan ini akan menjadi bom waktu yang menghambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Baca juga : Jeritan Nelayan: Terjebak di Balik Tembok Laut, Rezeki Kian Terkikis
Baca juga : Menimbang Makna di Balik Perayaan Tahun Baru
Baca juga : Paradoks Islami: Ketika Irlandia Lebih Islami dari Dunia Muslim!
Di sisi lain, implementasi program bantuan sosial juga menghadapi berbagai tantangan. Masalah klasik seperti data yang tidak akurat, penyaluran yang tidak merata, hingga potensi penyalahgunaan dana masih menjadi pekerjaan rumah yang perlu segera diselesaikan. Amalia Adininggar Widyasanti menekankan pentingnya perbaikan sistem pendataan dan pengawasan dalam distribusi bantuan. “Pemutakhiran data secara berkala dan pengawasan yang ketat menjadi kunci agar bantuan tepat sasaran dan efektif mengurangi kemiskinan,” ujarnya.
Selain bantuan sosial, penciptaan lapangan kerja yang produktif menjadi faktor krusial dalam pengentasan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan. Peningkatan investasi di sektor padat karya dan pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dinilai sebagai langkah strategis. Program-program pelatihan vokasi dan pengembangan keterampilan kerja juga harus diperluas agar angkatan kerja memiliki daya saing yang tinggi di pasar kerja.
Pemerintah juga didorong untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Akses jalan, listrik, air bersih, serta jaringan internet menjadi fondasi penting dalam membuka peluang ekonomi di wilayah tersebut. Tanpa pemerataan pembangunan, kesenjangan antara wilayah perkotaan dan perdesaan akan terus melebar.
Sektor pendidikan dan kesehatan pun tidak bisa diabaikan. Kesenjangan dalam kualitas pendidikan dan layanan kesehatan berdampak langsung pada ketimpangan kesempatan. Investasi di bidang ini menjadi investasi jangka panjang yang strategis. Program beasiswa bagi siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu, peningkatan kualitas guru, serta pemerataan fasilitas kesehatan harus menjadi prioritas.
Dalam konteks global, tantangan ekonomi seperti fluktuasi harga komoditas, perubahan iklim, dan ketidakpastian geopolitik juga berpotensi memperburuk kesenjangan. Oleh karena itu, strategi pengurangan kemiskinan dan kesenjangan harus adaptif dan berkelanjutan. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat menjadi kunci sukses dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Meskipun angka kemiskinan menunjukkan tren positif, tantangan besar masih menghadang. Pemerintah perlu lebih agresif dalam menerapkan kebijakan yang tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pemerataan hasil pembangunan. Penurunan kemiskinan harus diiringi dengan pengurangan kesenjangan agar Indonesia dapat mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan.
Dengan langkah yang tepat dan strategi yang terarah, harapan untuk Indonesia yang lebih setara dan inklusif bukanlah sekadar mimpi. Namun, tanpa upaya yang serius dan berkelanjutan, penurunan angka kemiskinan hanya akan menjadi angka di atas kertas, sementara jurang kesenjangan sosial-ekonomi terus menganga lebar di tengah masyarakat. By Mukroni
Foto Kowantaranews
- Berita Terkait :
Jeritan Nelayan: Terjebak di Balik Tembok Laut, Rezeki Kian Terkikis
Menimbang Makna di Balik Perayaan Tahun Baru
Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang
Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam
Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur
JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot
76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza
Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill
Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global
Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden
Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza
Enam Sekutu Amerika Serikat Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”
Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza
Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru
Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa
Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel
Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina
Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah
Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global
Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina
Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza
Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time
Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan
Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah
Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi
Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”
Tujuan Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah
Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka
Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi
Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’
Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza
Israel Menutup Kantor Al Jazeera
Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan
Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel
Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap
Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme
Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel
Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang
Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina
Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan Warisan Budaya Tradisi Uyghur
Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB
Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar Terbang Menemui Erdogan
Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar
Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor Bangunan Ditangkapi
Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya
Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB
Gawat ! Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari