Jakarta, Kowantaranews.com -Di tengah kesibukan Montreal, sebuah pernikahan yang tak biasa sedang berlangsung. Pasangan pengantin telah memutuskan untuk membuat pernyataan yang kuat pada hari bahagia mereka. Di sebuah gedung pesta yang megah, di tengah hiruk-pikuk tamu dan keriuhan kebahagiaan, mereka berdiri tegak dengan gagah di atas panggung.
Sarah bukan nama sebenarnya, seorang wanita yang anggun dengan gaun putihnya yang berkilau, dan Omar bukan nama sebenarnya, pria tampan dengan setelan jas hitamnya yang elegan, adalah simbol cinta yang kokoh. Namun, di hari mereka yang paling istimewa, mereka tidak hanya merayakan cinta mereka satu sama lain, tetapi juga mendukung sesuatu yang lebih besar daripada diri mereka sendiri: kebebasan Palestina.
Saat para tamu menikmati hidangan lezat dan musik yang riang, Sarah dan Omar tiba-tiba melangkah ke tengah panggung. Dengan tegas, mereka mengibarkan bendera Palestina di atas kepala mereka. Ruangan yang riuh dengan tawa dan percakapan tiba-tiba hening, diisi dengan keajaiban dan kekaguman.
Sarah dan Omar, tanpa ragu, menyampaikan pesan mereka dengan suara yang kuat. Mereka menyerukan kebebasan bagi rakyat Palestina, menuntut akhir dari genosida Israel di Jalur Gaza. Meskipun topik ini bisa menjadi kontroversial di banyak tempat, pasangan itu memilih untuk tidak memendam perasaan mereka.
Reaksi dari para tamu sangatlah bervariasi. Beberapa merasa terinspirasi oleh keberanian dan komitmen mereka, sementara yang lain merasa tidak nyaman dengan keputusan pasangan itu untuk memasukkan isu politik ke dalam hari pernikahan mereka. Namun, Sarah dan Omar tidak terguncang oleh pandangan negatif atau ketidaksetujuan. Bagi mereka, ini adalah momen penting untuk menyuarakan keyakinan mereka.
Baca juga : Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza
Baca juga : Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time
Saat malam berlanjut, Sarah dan Omar berbicara dari hati ke hati dengan para tamu, menjelaskan mengapa mereka memilih untuk membuat pernyataan politik pada hari pernikahan mereka. Mereka berbagi cerita tentang perjalanan mereka menuju pemahaman yang lebih dalam tentang konflik Palestina-Israel dan bagaimana peristiwa-peristiwa di sana telah memengaruhi pandangan mereka tentang keadilan dan hak asasi manusia.
Beberapa tamu merasa terharu oleh keberanian dan ketulusan pasangan itu, sementara yang lain merasa tersentuh oleh kedalaman pemikiran mereka tentang isu-isu global yang kompleks. Diskusi yang dimulai dengan pernyataan dramatis di atas panggung berubah menjadi dialog yang bermakna dan mendalam tentang pentingnya solidaritas dan empati dalam dunia yang semakin terhubung.
Namun, tidak semua orang merespons dengan positif. Beberapa tamu merasa tidak nyaman dengan diskusi yang tidak terduga tentang politik di tengah-tengah acara pernikahan yang seharusnya penuh kebahagiaan. Ada yang meninggalkan acara dengan perasaan tidak puas, sementara yang lain memilih untuk menahan diri dan tetap berada di sana untuk mendukung Sarah dan Omar.
Meskipun reaksi yang beragam dari para tamu, pasangan itu tidak menyesal atas keputusan mereka untuk menyuarakan dukungan mereka untuk Palestina. Bagi mereka, pernikahan bukan hanya tentang merayakan cinta, tetapi juga tentang memanfaatkan platform mereka untuk memperjuangkan keadilan dan kemanusiaan.
Seiring malam berjalan, suasana di ruangan mulai kembali ke keceriaan semula. Sarah dan Omar kembali menikmati saat-saat berharga mereka bersama keluarga dan teman-teman terdekat mereka. Meskipun mereka tahu bahwa mereka mungkin telah menimbulkan kontroversi dengan tindakan mereka, mereka juga tahu bahwa mereka telah berbicara dari hati mereka sendiri dan menjalankan nilai-nilai mereka dengan jelas.
Ketika acara berakhir dan para tamu mulai pulang, banyak dari mereka membawa pulang pesan dari pernikahan itu yang jauh lebih dalam daripada sekadar perayaan cinta. Mereka membawa pulang inspirasi untuk memanfaatkan platform mereka sendiri untuk menyuarakan kebenaran dan memperjuangkan keadilan di dunia yang terus berubah. Dan di balik semua itu, Sarah dan Omar tersenyum, tahu bahwa mereka telah melakukan apa yang benar, tidak hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk orang lain di sekitar mereka. *Roni
Sumber dan Foto twitter.com/QudsNen
- Berita Terkait :
Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza
Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time
Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan
Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah
Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi
Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”
Tujuan Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah
Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka
Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi
Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’
Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza
Israel Menutup Kantor Al Jazeera
Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan
Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel
Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap
Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme
Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel
Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang
Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina
Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan Warisan Budaya Tradisi Uyghur
Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB
Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar Terbang Menemui Erdogan
Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar
Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor Bangunan Ditangkapi
Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya
Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB
Gawat ! Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari
Warga China Minta Xi Jinping Mundur, Imbas At