• Jum. Des 6th, 2024

KowantaraNews

RINGKAS DAN TAJAM

Munafik atau Ketidakadilan? Politisi Belgia Kritik Keputusan Kontes Lagu Eurovision terkait Israel dan Palestina

ByAdmin

Mei 11, 2024
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com  -Ketika lampu-lampu panggung mulai bersinar di Rotterdam Ahoy, tempat berlangsungnya Kontes Lagu Eurovision tahun ini, dunia menyaksikan panggung terbesar untuk keberagaman musik di Eropa. Namun, di balik gemerlapnya panggung, tersembunyi kontroversi yang memperdebatkan hak Israel untuk berpartisipasi sambil menekan simbol Palestina. Ini bukan sekadar pertunjukan musik; ini adalah panggung politik yang memperjuangkan nilai-nilai dan identitas, sebuah medan perang ideologi yang tergambar dalam catatan hitam dan putih di sepanjang sejarah yang tak pernah habis.

Di Belgia, suara Jos D’Haese bergema sebagai representasi dari sudut pandang yang mendukung Palestina. Sebagai seorang politisi Belgia dan anggota Parlemen Flemish, D’Haese dengan tegas mengecam keputusan Kontes Lagu Eurovision yang dianggapnya munafik. Baginya, memperbolehkan Israel berpartisipasi sambil melarang bendera Palestina dan Keffiyeh adalah bentuk keunggulan ganda yang tidak dapat ditoleransi. Ini bukan hanya tentang musik, tetapi juga tentang keadilan dan representasi politik.

Namun, di balik seruan D’Haese, ada kompleksitas yang melekat dalam hubungan Israel-Palestina yang sulit diurai. Konflik berkepanjangan, dengan akar sejarah yang dalam, telah memunculkan pertanyaan tentang identitas, kedaulatan, dan hak asasi manusia. Eurovision, yang didasarkan pada semangat persatuan dan keragaman, mendapati dirinya terjerat dalam jaringan politik yang rumit. Bagaimana Eurovision, sebuah acara hiburan global, bisa menjadi medan perjuangan politik yang begitu kuat?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita harus melihat lebih dalam ke dalam esensi Eurovision dan dinamika hubungan internasional yang mempengaruhinya. Eurovision, sejak pertama kali diadakan pada tahun 1956, telah menjadi simbol kebersamaan Eropa pasca-perang. Dengan memberikan kesempatan bagi negara-negara yang berpartisipasi untuk bersatu dalam cinta akan musik, Eurovision mencoba meruntuhkan batas-batas politik yang memisahkan mereka. Namun, dalam upayanya untuk mempromosikan persatuan, Eurovision terkadang menemui rintangan yang tidak dapat dihindari.

Partisipasi Israel dalam Eurovision adalah salah satu contohnya. Sejak Israel bergabung dengan kontes pada tahun 1973, keikutsertaannya telah dipenuhi dengan protes dan kontroversi. Bagi sebagian orang, keikutsertaan Israel adalah ekspresi dari haknya untuk bergabung dalam komunitas musik internasional tanpa memandang latar belakang politiknya. Namun, bagi yang lain, kehadiran Israel adalah pengingkaran terhadap kebijakan politiknya terhadap Palestina.

Baca juga : Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah

Baca juga : Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global

Baca juga : Jejak Sejarah Esau: Perjalanan di Pegunungan Bani Yas’in dari Bani Jawa dalam Kitab Tarikh Ibnu Khaldun

Israel, dengan konfliknya yang panjang dan kompleks dengan Palestina, seringkali dilihat sebagai negara yang mempraktikkan pendudukan dan pelanggaran hak asasi manusia. Karena itu, ada mereka yang percaya bahwa memperbolehkan Israel berpartisipasi dalam Eurovision adalah membenarkan tindakan-tindakan tersebut. Mereka melihat Eurovision tidak hanya sebagai ajang musik, tetapi juga sebagai platform politik yang memungkinkan Israel untuk mencuci citra internasionalnya.

Di sisi lain, ada argumen bahwa musik harus dianggap sebagai bahasa universal yang mampu mempersatukan orang dari latar belakang yang berbeda. Partisipasi Israel dalam Eurovision bisa dianggap sebagai langkah menuju rekonsiliasi antara negara-negara di kawasan tersebut. Namun, apakah rekonsiliasi semudah itu? Bagaimana mungkin kita menyatukan suara dan melupakan perbedaan politik saat ketidakadilan terus berlangsung?

Kritik terhadap Eurovision tidak hanya berasal dari Belgia atau negara-negara Eropa lainnya. Di negara-negara Arab dan Muslim, Eurovision sering dianggap sebagai ajang yang memperkuat narasi pro-Israel dan meredam suara Palestina. Penentang Eurovision mengklaim bahwa acara tersebut menjadi platform bagi Israel untuk mempromosikan citra yang bersih di mata dunia, sementara meredam kesadaran akan penderitaan rakyat Palestina.

Namun, di tengah kontroversi ini, ada suara-suara yang mempertanyakan apakah Eurovision memang tempat yang tepat untuk menyalurkan perjuangan politik. Apakah tidak mungkin kita memisahkan musik dari politik? Bagaimana mungkin kita merayakan keragaman dan persatuan sambil terus terlibat dalam perdebatan politik yang tidak kunjung usai?

Mungkin, jawabannya terletak pada kemampuan kita untuk mengakui kompleksitas dunia ini. Eurovision, sebagaimana juga politik dan hubungan internasional, tidak pernah hitam-putih. Ada abu-abu di antara warna-warna yang saling bertentangan. Mungkin kita harus melihat Eurovision sebagai cermin dari dunia yang kita tinggali, dengan semua konflik, ketidakadilan, dan ambiguitasnya.

Jadi, saat kita menyaksikan Eurovision, mari kita tidak hanya menilai penampilan musiknya, tetapi juga menelusuri pesan politik yang tersembunyi di balik gemerlap panggung. Mari kita berusaha memahami perspektif yang berbeda-beda dan terus memperjuangkan keadilan di dunia yang terus berubah ini. Karena pada akhirnya, kita semua berbagi panggung yang sama, panggung yang kita sebut sebagai bumi ini

Biografi Ringkas Jos D’Haese

Jos D’Haese, seorang politisi Belgia yang penuh semangat dan berpendidikan tinggi, memperoleh gelar master di bidang biologi dari Universitas Antwerp pada tahun 2018. Pendidikan tingginya memberinya landasan yang kuat dalam memahami isu-isu kompleks yang berkaitan dengan lingkungan dan sains.

Sebagai perwakilan mahasiswa terpilih dan ketua Comac di Antwerp, D’Haese telah menunjukkan komitmennya terhadap advokasi mahasiswa dan kepentingan pekerja. Komitmen ini tercermin dalam perannya dalam mendirikan festival DiverCity, yang bertujuan untuk memperkuat keberagaman dan inklusi di antara mahasiswa dan masyarakat Antwerp.

Namun, panggilan politiknya tidak hanya terbatas pada lingkup lokal. Dengan kepemimpinan yang kuat, D’Haese berhasil memimpin daftar Partai Pekerja pada pemilihan umum lokal 2018 di Borgerhout, menunjukkan dukungan yang kuat dari pemilih di daerah tersebut. Pada awal 2019, dia kemudian menjabat sebagai anggota Parlemen Flemish setelah terpilih dalam pemilu regional Belgia 2019.

Pengangkatannya sebagai anggota Parlemen Flemish bukanlah hal yang kecil. Bersama dengan Lise Vandecasteele, D’Haese terpilih sebagai anggota Parlemen Flemish, menjadi bagian dari delegasi pertama Partai Pekerja di lembaga legislatif tersebut. Ini merupakan pencapaian penting bagi partai dan juga menunjukkan popularitas dan dukungan yang dimiliki oleh D’Haese di kalangan pemilih.

Tetapi, popularitas dan keberhasilan politik D’Haese tidak hanya terbatas pada arena tradisional politik. Dia juga dikenal sebagai politisi Belgia yang paling populer di TikTok, sebuah platform media sosial yang semakin berpengaruh, terutama di kalangan generasi muda. Kemampuannya untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan pemilih melalui platform digital ini menunjukkan adaptabilitasnya dalam memanfaatkan teknologi untuk mencapai audiens yang lebih luas.

Dengan demikian, Jos D’Haese adalah contoh nyata dari seorang politisi muda yang berpendidikan tinggi, berkomitmen pada nilai-nilai sosial dan keadilan, dan memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan beragam pemilih, baik melalui jalur konvensional maupun melalui platform digital. Kepemimpinannya dalam memperjuangkan isu-isu penting bagi masyarakat Belgia, seperti lingkungan, keadilan sosial, dan advokasi mahasiswa, membuatnya menjadi figur yang penting dalam politik Belgia modern. *Roni

Sumber https://twitter.com/MiddleEastEye/status/1788972264706220468?t=yDruCooT0p9PABcRD-4M4A&s=08

Foto commons.wikimedia.org

  • Berita Terkait :

Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah

Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global

Jejak Sejarah Esau: Perjalanan di Pegunungan Bani Yas’in dari Bani Jawa dalam Kitab Tarikh Ibnu Khaldun

Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina

Tabassum Menerima Tepuk Tangan Meriah atas Pidato Perpisahan di USC: Perlawanannya Terhadap Genosida Disambut Hangat

Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza

Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time

Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan

Seruan Menteri Luar Negeri Afrika Selatan untuk Penangkapan ICC terhadap PM Israel Netanyahu: Kontroversi dan Implikasi Internasional

Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah

Greta Thunberg Aktivis Iklim Bergabung dalam Protes Ribuan Massa di Eurovision 2024 Malmo: Penolakan Partisipasi Israel dalam Kontes Lagu

Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi

Kontroversi Penyensoran di YouTube: Tuduhan Terhadap Penyensoran Lagu Pro-Palestina Macklemore, ‘Hind’s Hall’

Kontroversi dan Pertanyaan Etis: Investigasi Independen Terhadap Publikasi Artikel dalam New York Times

Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”

Persemakmuran Bahama Mengakui Palestina Sebagai Negara, Mengukuhkan Komitmen pada Hak Asasi Manusia dan Penentuan Nasib Sendiri

Persemakmuran Bahama Mengakui Palestina Sebagai Negara, Mengukuhkan Komitmen pada Hak Asasi Manusia dan Penentuan Nasib Sendiri

Sekretaris Jenderal PBB Memperingatkan Terhadap Invasi Israel di Rafah dan Potensi Bencana Kemanusiaan

Permintaan Pengacara Belanda kepada ICC untuk Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Pejabat Israel

Tujuan  Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah

Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka

Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi

Muslim Muhammadiyah Salurkan Donasi Rp 15 Miliar untuk Palestina: Upaya Mendukung Dalam Krisis dan Pemberdayaan Ekonomi

Proposal Gencatan Senjata Hamas Diterima Meski Israel Menolak, Pasukan Israel Lanjutkan Operasi Militer di Rafah

Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’

Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza

Israel Menutup Kantor Al Jazeera

UC Riverside dan Kelompok Pro-Palestina Mencapai Kesepakatan Damai: Akhir Perkemahan dengan Dialog Konstruktif

Ketegangan Meningkat dalam Perang Israel di Gaza: Tuduhan Netanyahu ‘Menyabotase’ Perundingan Gencatan Senjata

Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan

Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel

Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap

Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme

Dukungan Jeremy Corbyn terhadap Afrika Selatan dalam Kasus Genosida terhadap Israel: Pandangan dan Tanggapan Internasional

Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan

Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme

Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya

Kandidat Presiden dari Partai Hijau Ditangkap dalam Rapat Pro-Palestina: Kisah Kekerasan dan Solidaritas

Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza

Senator Bernie Sanders dan Anggota Partai Demokrat Mendorong Presiden Biden untuk Menghentikan Pengiriman Senjata ke Israel selama Konflik Gaza

Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan

Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang

Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina

Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika

Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan

Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah

Perdana Menteri Israel Kritik Protes Pro-Palestina di Kampus Amerika: Sebuah Sorotan Terhadap Kenaikan Antisemitisme

Pengaruh Skema Asli: Teori Kontroversial Profesor Santos tentang Lokasi Sebenarnya Yerusalem dalam ‘Atlantis: The Lost Continent Finally Found’

Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa

Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante

Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica

Mengungkap Misteri Taman Eden: Perjalanan dan Komentar Obadiah dari Bertinoro tentang Misnah dalam Perjalanannya ke Yerusalem

Tantangan Geografis dalam Interpretasi Klasik Kisah Eden: Targum Yerushalmi, Terjemahan Arab, dan Perspektif Nahmadines

Hubungan antara Midrash HaGadol dan Lokasi Eden serta Catatan Buku “Atlantis: The Lost Continent Finally Found” karya Prof. Arysio Santos

Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis

Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel

“Menyuarakan Kebenaran: Dialog Imaginer Rabbi Neturei Karta dengan Jurnalis Kowantaranews.com tentang Konflik Israel-Palestina”

Neturei KARTA” bukanlah nama kota-kota di Indonesia seperti JaKARTA, JogjaKARTA, SuraKARTA, PurwoKERTO, PurwaKARTA, MojoKERTO, KERTOsono, KERTAbesuki” dan lainnya tapi Sebuah Komunitas Yahudi Ortodoks yang Menentang Zionisme Israel

Bulan Ramadhan Tahun ini dan Seterusnya Azan Dikumandangkan 5 Kali Sehari di Salah Satu Kota Terbesar di Amerika Serikat, Kota Minneapolis Negara Bagian Minnesota

Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang

Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina

Ternyata ICJP Menyerukan Pemerintah Inggris untuk Merujuk Israel dan Perdana Menteri Netanyahu ke Pengadilan Kriminal Internasional untuk Kejahatan Perang di Palestina, Sebelum Jadwal Kunjungan Netanyahu 

Siapakah Alvin Bragg?  Jaksa Distrik Manhattan Setingkat Kejaksaan Negeri yang  Menuntut Donald Trump Presiden Amerika Serikat ke-45

Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”

TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK  “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”

Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan  Warisan Budaya Tradisi Uyghur

Selain Beberapa Organisasi Islam, Warga Amerika Serikat Juga  Meminta Pemerintah Indonesia Menolak Timnas Israel U-20

Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB

Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar  Terbang  Menemui  Erdogan

Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar

Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor  Bangunan Ditangkapi

Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya

Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB

Gawat !  Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China

Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia

Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan

Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair

Tegas !  Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina

Rame Dibahas di Medsos “Pegunungan Makkah Telah Ditutupi dengan Tanaman Hijau Setelah Hujan Baru-baru ini”

China  Sebagai Pembunuh Terbanyak  Dalam Sejarah Modern,  Karena Ketidakmampuan dan Kebodohan Pemerintah Komunis Cina,  Tulis Media Luar

Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu

Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat

Ternyata  Angelina Jolie  Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia

Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022

Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan

Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun

Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid

Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan

Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun

Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda

Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa

Ternyata Komunitas Muslim dan Masjid Terbesar di Benua Amerika Selatan Ada Di Negara  Juara Piala Dunia Qatar FIFA 2022 Argentina !

Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)

Mahasiswa Cambridge memecahkan masalah tata bahasa Sansekerta yang membingungkan para sarjana selama berabad-abad

Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari

Warga China Minta Xi Jinping Mundur, Imbas At

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *