Jakarta, Kowantaranews.com -Isra Miraj merupakan salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah Islam, sebuah perjalanan spiritual yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini tidak hanya menjadi tonggak penting dalam kehidupan religius umat Islam, tetapi juga menawarkan pelajaran mendalam tentang harmoni multikultural. Dalam narasi modern, Isra Miraj dapat dimaknai sebagai simbol langkah kosmik menuju kesatuan umat manusia yang berbeda budaya, agama, dan keyakinan.
Makna Perjalanan Isra dan Miraj
Isra Miraj terjadi pada tahun-tahun awal kenabian, di tengah tekanan besar dari masyarakat Mekah yang menolak ajaran Islam. Isra adalah perjalanan malam Nabi Muhammad dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem, sementara Miraj adalah perjalanan spiritual beliau naik ke Sidratul Muntaha, bertemu langsung dengan Allah SWT. Dalam perjalanan tersebut, Nabi Muhammad menerima perintah shalat lima waktu, yang menjadi salah satu pilar utama Islam.
Namun, di luar makna spiritual, Isra Miraj juga memiliki dimensi sosial yang kuat. Kota Yerusalem, tempat Masjidil Aqsa berada, adalah simbol dari keberagaman agama. Kota ini dihormati oleh tiga agama besar: Islam, Kristen, dan Yahudi. Dengan memilih Yerusalem sebagai salah satu titik perjalanan Nabi, Isra Miraj menekankan pentingnya dialog antaragama dan penghormatan terhadap keragaman kepercayaan.
Harmoni Multikultural dalam Sejarah Islam
Islam sejak awal berdiri di atas prinsip keadilan, inklusivitas, dan penghormatan terhadap perbedaan. Nabi Muhammad SAW sendiri hidup dalam masyarakat multikultural di Mekah dan Madinah. Di Madinah, beliau memimpin masyarakat yang terdiri dari berbagai suku dan agama, termasuk komunitas Yahudi dan Kristen. Piagam Madinah yang disusun Nabi menjadi contoh awal dari kontrak sosial multikultural, yang menjamin hak-hak semua warga, terlepas dari keyakinan mereka.
Isra Miraj mencerminkan nilai-nilai ini dalam konteks yang lebih luas. Perjalanan Nabi ke Yerusalem dan pertemuannya dengan para nabi terdahulu seperti Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Ibrahim menunjukkan kesinambungan dan kesatuan pesan-pesan kenabian. Hal ini menggarisbawahi bahwa Islam tidak berdiri sendiri, melainkan bagian dari tradisi keagamaan yang lebih besar yang mendorong nilai-nilai kemanusiaan universal.
Baca juga : Retakan Tanah Mengintai: Perlombaan Melawan Waktu di Tengah Ancaman Longsor Pekalongan
Baca juga : Di Balik Obsesi Swasembada Pangan: Lingkungan dan Masyarakat yang Terlupakan
Baca juga : Harga Tinggi Dapur Program Gizi: UMKM Dipaksa Mundur?
Pelajaran Isra Miraj untuk Dunia Modern
Dalam dunia yang semakin global dan saling terhubung, harmoni multikultural menjadi kebutuhan mendesak. Konflik berbasis agama, etnis, dan budaya masih sering terjadi, menciptakan jurang pemisah di antara kelompok-kelompok manusia. Isra Miraj mengajarkan bahwa keberagaman bukanlah ancaman, melainkan kekayaan yang harus dirayakan.
Perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Yerusalem dapat dimaknai sebagai simbol perjalanan manusia menuju pemahaman dan penghormatan terhadap “yang lain.” Masjidil Aqsa, yang menjadi titik persinggahan beliau, mengingatkan kita bahwa tempat suci tidak hanya milik satu agama atau kelompok, tetapi merupakan warisan bersama umat manusia.
Selain itu, perintah shalat yang diterima Nabi dalam perjalanan Miraj juga mengandung pesan penting. Shalat adalah bentuk ibadah yang menghubungkan manusia dengan Sang Pencipta, tetapi juga mengajarkan disiplin, solidaritas, dan tanggung jawab sosial. Dalam konteks multikultural, shalat dapat diinterpretasikan sebagai panggilan untuk menciptakan harmoni, baik dalam hubungan dengan Tuhan maupun sesama manusia.
Implementasi Harmoni Multikultural di Indonesia
Indonesia, sebagai negara dengan keberagaman budaya, suku, dan agama, dapat mengambil inspirasi dari nilai-nilai Isra Miraj. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi semboyan bangsa sejalan dengan semangat inklusivitas yang diajarkan Islam. Dalam konteks ini, Isra Miraj dapat menjadi momen refleksi nasional untuk memperkuat persatuan di tengah keberagaman.
Peringatan Isra Miraj yang dilakukan setiap tahun di berbagai daerah di Indonesia menunjukkan bagaimana nilai-nilai spiritual dapat diintegrasikan dengan budaya lokal. Misalnya, tradisi kenduri, pengajian, dan diskusi keagamaan yang diadakan dalam rangka Isra Miraj menjadi sarana untuk mempererat hubungan antarindividu dan kelompok. Hal ini mencerminkan bagaimana agama dapat menjadi jembatan, bukan tembok pemisah.
Namun, tantangan harmoni multikultural di Indonesia tetap ada. Politisasi agama, intoleransi, dan diskriminasi masih menjadi isu yang harus dihadapi bersama. Dalam hal ini, Isra Miraj dapat dijadikan sebagai pijakan untuk mengembangkan pendidikan multikultural yang berbasis pada nilai-nilai agama. Kurikulum pendidikan di sekolah-sekolah, misalnya, dapat memasukkan pelajaran tentang toleransi yang diambil dari kisah Isra Miraj dan sejarah Islam.
Langkah Kosmik Menuju Masa Depan
Isra Miraj bukan sekadar peristiwa masa lalu, melainkan peta jalan untuk masa depan. Dalam perjalanan spiritualnya, Nabi Muhammad SAW menunjukkan bahwa keberagaman adalah bagian tak terpisahkan dari penciptaan Allah. Dengan memahami dan menghormati perbedaan, manusia dapat menciptakan dunia yang lebih damai dan adil.
Di era modern, teknologi dan komunikasi memungkinkan manusia untuk terhubung secara global. Namun, keterhubungan ini juga membawa tantangan berupa misinformasi, prasangka, dan konflik. Dalam konteks ini, Isra Miraj dapat menginspirasi langkah kosmik baru, yaitu perjalanan menuju pemahaman global. Dialog antaragama, kerja sama lintas budaya, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia adalah beberapa cara untuk mewujudkan harmoni multikultural.
Isra Miraj adalah peristiwa besar yang mengandung pelajaran spiritual dan sosial yang relevan hingga saat ini. Dalam perjalanan malamnya, Nabi Muhammad SAW mengajarkan pentingnya penghormatan terhadap keberagaman, dialog antaragama, dan tanggung jawab sosial. Bagi dunia modern, peristiwa ini adalah pengingat bahwa harmoni multikultural bukanlah sesuatu yang mustahil, melainkan tujuan yang dapat dicapai melalui upaya bersama.
Sebagai bangsa yang kaya akan keragaman, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi model harmoni multikultural. Dengan mengambil inspirasi dari Isra Miraj, kita dapat memperkuat persatuan, mengatasi perbedaan, dan melangkah menuju masa depan yang lebih baik. Langkah kosmik Nabi Muhammad SAW bukan hanya perjalanan spiritual, tetapi juga panggilan untuk membangun dunia yang lebih inklusif dan manusiawi. By Mukroni
Foto Sonora.id
- Berita Terkait :
Retakan Tanah Mengintai: Perlombaan Melawan Waktu di Tengah Ancaman Longsor Pekalongan
Di Balik Obsesi Swasembada Pangan: Lingkungan dan Masyarakat yang Terlupakan
Makan Bergizi Gratis Ngebut! 82,9 Juta Pelajar Siap Disantuni di 2025!
Kemiskinan Menyusut, Tapi Jurang Kesenjangan Kian Menganga!
Jeritan Nelayan: Terjebak di Balik Tembok Laut, Rezeki Kian Terkikis
Menimbang Makna di Balik Perayaan Tahun Baru
Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang
Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam
Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur
JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot
76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza
Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill
Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global
Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden
Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza
Enam Sekutu Amerika Serikat Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”
Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza
Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru
Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa
Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel
Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina
Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah
Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global
Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina
Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza
Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time
Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan
Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah
Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi
Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”
Tujuan Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah
Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka
Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi
Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’
Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza
Israel Menutup Kantor Al Jazeera
Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan
Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel
Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap
Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme
Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel
Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang
Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina
Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan Warisan Budaya Tradisi Uyghur
Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB
Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar Terbang Menemui Erdogan
Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar
Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor Bangunan Ditangkapi
Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya
Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB
Gawat ! Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari