Jakarta, Kowantaranews.com -Seorang mantan jurnalis BBC News, Karishma Patel, mengejutkan publik dengan pengumuman bahwa dirinya kini menjadi finalis dalam ajang Miss Universe Great Britain. Keputusan ini tidak hanya menjadi langkah baru dalam kariernya tetapi juga membawa misi besar: meningkatkan kesadaran mengenai pemberitaan media tentang Gaza dan menggalang dana untuk pendidikan bagi anak-anak yang terdampak konflik.
Dari Dunia Jurnalistik ke Dunia Pageant
Karishma Patel sebelumnya dikenal sebagai jurnalis yang telah bekerja di BBC selama lebih dari lima tahun. Ia memiliki rekam jejak yang kuat dalam meliput berbagai isu global, termasuk kebijakan luar negeri, konflik internasional, dan hak asasi manusia. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, ia mulai merasa tidak sejalan dengan kebijakan editorial BBC terkait peliputan situasi di Gaza.
Dalam pernyataan publiknya, Patel mengungkapkan bahwa ia merasa ada ketimpangan dalam cara media, termasuk BBC, menyajikan berita mengenai konflik di Timur Tengah. Menurutnya, banyak aspek dari penderitaan rakyat Palestina yang tidak mendapatkan sorotan yang adil di media arus utama. Hal ini membuatnya mengambil keputusan besar untuk meninggalkan pekerjaannya dan mencari cara lain untuk menyuarakan kebenaran.
“Saya selalu percaya bahwa media memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk persepsi publik, dan ketika pemberitaan tidak seimbang, itu bisa berdampak besar pada opini masyarakat serta kebijakan global,” ujar Patel dalam wawancara dengan The Independent.
Patel tidak ingin hanya diam dan menerima keadaan ini. Ia kemudian melihat ajang Miss Universe Great Britain sebagai platform baru untuk menyuarakan isu yang menurutnya kurang mendapatkan perhatian yang cukup. Keikutsertaannya dalam kontes kecantikan ini bukan hanya sekadar mengejar gelar, tetapi juga sebuah misi untuk menggunakan popularitasnya guna memperjuangkan isu-isu kemanusiaan yang penting baginya.
Baca juga : Liga Arab Dukung Rencana Rekonstruksi Gaza oleh Mesir, Tantang Proposal Trump
Baca juga : Gencatan Senjata Hancur, Gaza Menjerit dalam Lorong Kegelapan
Baca juga : Ultimatum Trump: Relokasi Gaza atau Putus Bantuan, Mesir-Jordania di Persimpangan Takdir!
Membawa Isu Gaza ke Panggung Global
Keputusan Patel untuk menggunakan Miss Universe Great Britain sebagai sarana advokasi adalah langkah yang cukup berani. Sebagai finalis, ia berencana untuk menjadikan kompetisi ini sebagai ruang untuk meningkatkan kesadaran publik mengenai situasi di Gaza dan bagaimana media global meliput konflik tersebut. Menurutnya, banyak korban yang tidak bersuara karena kurangnya liputan yang adil dan akurat dari media besar.
“Saya ingin memastikan bahwa orang-orang di luar sana mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Bahwa ada anak-anak yang kehilangan keluarga mereka, ada sekolah yang dihancurkan, ada masa depan yang terenggut akibat konflik ini. Media seharusnya memberikan gambaran yang utuh, bukan hanya dari satu perspektif saja,” ungkapnya.
Selain meningkatkan kesadaran publik, Patel juga berupaya untuk menggalang dana bagi organisasi pendidikan yang membantu anak-anak korban konflik di Gaza. Salah satu tujuan utamanya adalah mendukung pembangunan sekolah serta menyediakan akses pendidikan bagi mereka yang terdampak perang. Baginya, pendidikan adalah kunci utama dalam membangun masa depan yang lebih baik dan lebih damai bagi generasi mendatang.
“Pendidikan adalah satu-satunya cara agar anak-anak di Gaza memiliki harapan baru. Jika kita ingin melihat dunia yang lebih damai, kita harus mulai dari memberikan mereka kesempatan untuk belajar dan berkembang,” katanya.
Kritik terhadap BBC dan Tantangan yang Dihadapi
Keputusan Patel untuk keluar dari BBC bukan tanpa alasan. Ia mengungkapkan bahwa ada beberapa momen di mana ia merasa liputan yang dilakukan oleh BBC tidak cukup memberikan perspektif yang seimbang terkait konflik di Timur Tengah. Salah satu insiden yang menjadi perhatian adalah ketika sebuah dokumenter BBC mengenai Gaza ditarik karena naratornya memiliki hubungan keluarga dengan seorang pejabat Hamas. Keputusan ini memicu perdebatan mengenai apakah media seharusnya tetap mempertahankan independensinya atau justru tunduk pada tekanan politik tertentu.
“Ketika saya melihat bagaimana berita mengenai Gaza ditampilkan, saya merasa ada ketidakseimbangan yang jelas. Beberapa cerita tidak mendapatkan tempat yang cukup, dan beberapa lainnya justru diberi narasi yang bias. Ini adalah sesuatu yang harus kita perbaiki jika kita ingin masyarakat mendapatkan informasi yang akurat dan adil,” jelas Patel.
Namun, langkah Patel ini juga tidak lepas dari tantangan. Sebagai seorang mantan jurnalis yang kini memasuki dunia pageant, ia menghadapi kritik dari beberapa pihak yang menganggap bahwa ajang kecantikan bukanlah tempat yang tepat untuk advokasi politik dan sosial. Beberapa orang mempertanyakan apakah ia dapat benar-benar membawa perubahan melalui platform tersebut.
Meski demikian, Patel tetap optimis bahwa suara dan perjuangannya akan didengar. Ia percaya bahwa dengan kombinasi pengaruh media sosial, kampanye kesadaran, dan keterlibatannya dalam komunitas internasional, ia dapat membuat perbedaan yang nyata.
Dukungan dan Harapan untuk Masa Depan
Langkah Patel mendapatkan dukungan dari banyak aktivis dan kelompok kemanusiaan yang juga peduli terhadap isu Palestina. Organisasi hak asasi manusia dan beberapa figur publik menyatakan apresiasi mereka terhadap keberanian Patel dalam meninggalkan pekerjaan stabilnya untuk mengejar sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri.
Selain itu, banyak masyarakat yang juga mendukung misinya di Miss Universe Great Britain. Melalui media sosial, Patel telah menerima berbagai pesan dukungan dari orang-orang di seluruh dunia yang juga berharap ada lebih banyak perhatian terhadap pemberitaan yang lebih adil mengenai konflik di Gaza.
“Ini bukan hanya tentang saya. Ini tentang memastikan bahwa ada keadilan dalam pemberitaan, bahwa orang-orang mendapatkan informasi yang benar, dan bahwa kita semua bisa berkontribusi dalam cara kita masing-masing untuk menciptakan perubahan,” tegasnya.
Ke depan, Patel berharap bahwa keterlibatannya dalam dunia pageant akan membuka lebih banyak peluang baginya untuk berkolaborasi dengan organisasi kemanusiaan dan media independen dalam memperjuangkan hak-hak mereka yang selama ini tidak terdengar. Ia juga ingin memastikan bahwa setiap langkah yang diambilnya di ajang Miss Universe Great Britain akan membawa dampak positif, tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi mereka yang menjadi fokus perjuangannya.
“Saya mungkin tidak lagi bekerja di media, tetapi saya tidak akan berhenti menjadi suara bagi mereka yang membutuhkannya,” pungkasnya.
Kisah Karishma Patel adalah bukti bahwa advokasi dan perjuangan bisa dilakukan melalui berbagai cara. Dari dunia jurnalistik hingga dunia pageant, ia menunjukkan bahwa tidak ada batasan dalam menyuarakan kebenaran dan membela hak-hak mereka yang tertindas. Dengan platform yang kini dimilikinya, Patel bertekad untuk menjadikan Miss Universe Great Britain sebagai ajang untuk meningkatkan kesadaran tentang Gaza, menantang ketidakadilan dalam media, serta membantu anak-anak korban konflik mendapatkan masa depan yang lebih baik.
Langkahnya mungkin penuh tantangan, tetapi bagi Patel, ini adalah awal dari perjalanan panjang menuju perubahan yang ia yakini bisa terjadi. By Mukroni
Foto @KarishmaPatel99
- Berita Terkait :
Liga Arab Dukung Rencana Rekonstruksi Gaza oleh Mesir, Tantang Proposal Trump
Gencatan Senjata Hancur, Gaza Menjerit dalam Lorong Kegelapan
Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Solusi Nutrisi dan Kebersamaan di Sekolah
Liang Wenfeng: Jenius AI China yang Mengguncang Dunia dan Mengancam Hegemoni Teknologi AS
DOSA DAN BANJIR DAHSYAT: KETIKA NEGERI MAKMUR TENGGELAM DAN HUTAN MANGROVE BANGKIT!
Mangrove, Benteng Gaib Penahan Tsunami dan Penyelamat Umat Manusia
MANGROVE: POHON SAKTI PENJAGA BUMI DARI AMUKAN LAUTAN!
Mangrove: Pohon Ajaib yang Menyembuhkan Bumi dan Mengenyangkan Perut Manusia
Serai Wangi: Pahlawan Tak Terduga untuk Lingkungan yang Terluka!
Mangrove Indonesia: Lumbung Karbon Terbesar yang Menyelamatkan Planet!
Krisis Sputnik Baru: Deepseek Mengancam Hegemoni Teknologi Amerika
Laut Terkunci: Pagar Bambu yang Mengurung Masa Depan Nelayan
Isra Miraj: Langkah Kosmik Menuju Harmoni Multikultural
Retakan Tanah Mengintai: Perlombaan Melawan Waktu di Tengah Ancaman Longsor Pekalongan
Di Balik Obsesi Swasembada Pangan: Lingkungan dan Masyarakat yang Terlupakan
Makan Bergizi Gratis Ngebut! 82,9 Juta Pelajar Siap Disantuni di 2025!
Kemiskinan Menyusut, Tapi Jurang Kesenjangan Kian Menganga!
Jeritan Nelayan: Terjebak di Balik Tembok Laut, Rezeki Kian Terkikis
Menimbang Makna di Balik Perayaan Tahun Baru
Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang
Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam
Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur
JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot
76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza
Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill
Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global
Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden
Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza
Enam Sekutu Amerika Serikat Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”
Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza
Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru
Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa
Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel
Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina
Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah
Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global
Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina
Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza
Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time
Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan
Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah
Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi
Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”
Tujuan Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah
Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka
Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi
Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’
Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza
Israel Menutup Kantor Al Jazeera
Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan
Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel
Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap
Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme
Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel
Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang
Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina
Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan Warisan Budaya Tradisi Uyghur
Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB
Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar Terbang Menemui Erdogan
Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar
Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor Bangunan Ditangkapi
Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya
Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB
Gawat ! Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari