Jakarta, Kowantaranews.com -Dalam upaya membangun kembali Gaza yang hancur akibat konflik berkepanjangan, Mesir mengajukan proposal rekonstruksi yang mendapatkan dukungan penuh dari Liga Arab. Rencana ini, yang diperkirakan membutuhkan dana sebesar 53 miliar dolar AS (sekitar Rp 872 triliun), bertujuan untuk membangun kembali Gaza secara menyeluruh tanpa memindahkan penduduknya. Proposal ini juga menjadi tantangan terhadap rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengusulkan pembangunan resor mewah di Gaza dengan memindahkan warga Palestina ke negara lain, seperti Yordania atau Mesir.
Latar Belakang Konflik Gaza
Gaza, sebuah wilayah kecil di Timur Tengah yang dihuni oleh sekitar 2 juta penduduk, telah menjadi pusat konflik antara Israel dan Palestina selama beberapa dekade. Serangan militer Israel yang intensif, terutama pasca-serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, telah menyebabkan kerusakan parah di wilayah tersebut. Ribuan bangunan hancur, infrastruktur publik lumpuh, dan jutaan ton puing-puing menutupi wilayah ini. Situasi ini memerlukan upaya rekonstruksi besar-besaran untuk memulihkan kehidupan warga Gaza.
Rencana Rekonstruksi oleh Mesir
Mesir, sebagai salah satu negara Arab yang memiliki hubungan dekat dengan Palestina, mengambil inisiatif untuk merancang proposal rekonstruksi Gaza. Rencana ini diumumkan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Darurat Liga Arab di Kairo pada Selasa, 4 Maret 2025. Proposal tersebut mencakup pembangunan kembali Gaza secara bertahap hingga tahun 2030, dengan fokus pada pembangunan perumahan, infrastruktur, dan kawasan perkotaan yang berkelanjutan.
Tahap pertama rencana ini akan dimulai dengan pemindahan persenjataan yang tidak meledak dan membersihkan sedikitnya 50 juta ton puing bekas pengeboman. Ratusan ribu unit rumah sementara akan didirikan untuk menampung penduduk selama proses rekonstruksi berlangsung. Puing-puing tersebut akan didaur ulang, sebagian di antaranya digunakan sebagai timbunan untuk memperluas lahan di pantai Laut Tengah.
Baca juga : Gencatan Senjata Hancur, Gaza Menjerit dalam Lorong Kegelapan
Baca juga : Ultimatum Trump: Relokasi Gaza atau Putus Bantuan, Mesir-Jordania di Persimpangan Takdir!
Baca juga : Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Solusi Nutrisi dan Kebersamaan di Sekolah
Dukungan Liga Arab
Liga Arab, yang terdiri dari 22 negara anggota, sepakat mendukung proposal Mesir ini. Ketua Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit, menyatakan bahwa rencana ini membuka jalan bagi konteks keamanan dan politik baru di Gaza. Dukungan ini juga mencerminkan solidaritas negara-negara Arab terhadap perjuangan rakyat Palestina.
Mesir berencana untuk menjadi tuan rumah konferensi internasional bekerja sama dengan PBB guna mengumpulkan dana dan dukungan untuk rencana rekonstruksi ini. Bank Dunia akan mengawasi dana perwakilan yang dialokasikan untuk pemulihan dan rekonstruksi awal.
Komite Administratif Gaza
Untuk mewujudkan rencana ini, Mesir bekerja sama dengan Palestina membentuk komite administratif yang terdiri dari teknokrat independen dan profesional. Komite ini akan bertanggung jawab mengawasi bantuan kemanusiaan dan mengelola segala urusan di Jalur Gaza sementara waktu, sebagai persiapan kembalinya Otoritas Palestina (PA).
Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty, menjelaskan bahwa anggota komite telah diputuskan dan akan diberi kepercayaan untuk memerintah Gaza setelah perang berakhir. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan stabilitas politik dan keamanan di wilayah tersebut.
Reaksi Hamas
Hamas, kelompok yang memerintah Gaza sejak 2007, menyambut positif rencana rekonstruksi ini. Mereka setuju untuk menyerahkan kekuasaan kepada komite administratif hingga Otoritas Palestina yang direformasi dapat mengambil alih kendali. Hamas juga menyatakan tidak akan mengajukan kandidat untuk komite tersebut, meskipun tetap akan terlibat dalam memberikan persetujuan terhadap tugas, anggota, dan agenda komite.
Dalam pernyataannya, Hamas mengapresiasi dukungan Liga Arab yang menolak upaya penggusuran warga Palestina. “Hasil ini adalah langkah maju bagi dukungan Arab dan Islam di balik perjuangan Palestina,” kata perwakilan Hamas.
Reaksi Israel
Israel, di sisi lain, mengecam rencana rekonstruksi ini. Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan bahwa rencana Mesir tidak mengatasi realitas situasi pasca-serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Israel menegaskan bahwa Hamas tidak boleh tetap berkuasa di Gaza, dan setiap upaya rekonstruksi harus memastikan bahwa kelompok tersebut tidak lagi menjadi ancaman.
Posisi Amerika Serikat
Rencana rekonstruksi Gaza oleh Mesir juga bertentangan dengan proposal yang diajukan oleh Presiden AS Donald Trump. Trump sebelumnya mengusulkan untuk menjadikan Gaza sebagai resor mewah di Timur Tengah dengan memindahkan warga Palestina ke negara lain, seperti Yordania atau Mesir. Proposal ini ditolak oleh negara-negara Arab dan dianggap sebagai upaya untuk mengabaikan hak-hak rakyat Palestina.
Gedung Putih menyambut masukan dari negara-negara Arab tetapi menegaskan bahwa Hamas tidak boleh terus memerintah Gaza. “Presiden Trump telah menegaskan, Hamas tidak dapat terus memerintah Gaza,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Brian Hughes.
Tantangan dan Prospek
Rencana rekonstruksi Gaza menghadapi sejumlah tantangan besar. Pertama, situasi keamanan yang tidak stabil di Gaza, termasuk adanya persenjataan yang tidak meledak dan puing-puing perang, dapat menghambat proses rekonstruksi. Kedua, koordinasi antara semua pihak, termasuk Hamas, Otoritas Palestina, Israel, dan negara-negara Arab, akan menjadi kunci keberhasilan rencana ini.
Mesir berencana untuk mencari dukungan dari negara-negara Muslim dan organisasi internasional seperti PBB dan Bank Dunia untuk mendanai dan mengawasi rencana rekonstruksi ini. Konferensi internasional yang dijadwalkan pada Jumat, 7 Maret 2025, di Jeddah, Arab Saudi, akan menjadi forum penting untuk mengumpulkan dukungan dan sumber daya.
Rencana rekonstruksi Gaza yang diusulkan oleh Mesir dan didukung oleh Liga Arab merupakan langkah penting dalam upaya membangun kembali Gaza dan menciptakan stabilitas di kawasan tersebut. Meskipun menghadapi tantangan besar, rencana ini menawarkan harapan baru bagi warga Gaza untuk hidup dalam kondisi yang lebih baik dan berkelanjutan. Dukungan internasional dan kerjasama antara semua pihak akan menjadi kunci keberhasilan rencana ini, sambil memastikan bahwa hak-hak rakyat Palestina tetap terjaga. By Mukroni
Foto Kowantara
- Berita Terkait :
Gencatan Senjata Hancur, Gaza Menjerit dalam Lorong Kegelapan
Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Solusi Nutrisi dan Kebersamaan di Sekolah
Liang Wenfeng: Jenius AI China yang Mengguncang Dunia dan Mengancam Hegemoni Teknologi AS
DOSA DAN BANJIR DAHSYAT: KETIKA NEGERI MAKMUR TENGGELAM DAN HUTAN MANGROVE BANGKIT!
Mangrove, Benteng Gaib Penahan Tsunami dan Penyelamat Umat Manusia
MANGROVE: POHON SAKTI PENJAGA BUMI DARI AMUKAN LAUTAN!
Mangrove: Pohon Ajaib yang Menyembuhkan Bumi dan Mengenyangkan Perut Manusia
Serai Wangi: Pahlawan Tak Terduga untuk Lingkungan yang Terluka!
Mangrove Indonesia: Lumbung Karbon Terbesar yang Menyelamatkan Planet!
Krisis Sputnik Baru: Deepseek Mengancam Hegemoni Teknologi Amerika
Laut Terkunci: Pagar Bambu yang Mengurung Masa Depan Nelayan
Isra Miraj: Langkah Kosmik Menuju Harmoni Multikultural
Retakan Tanah Mengintai: Perlombaan Melawan Waktu di Tengah Ancaman Longsor Pekalongan
Di Balik Obsesi Swasembada Pangan: Lingkungan dan Masyarakat yang Terlupakan
Makan Bergizi Gratis Ngebut! 82,9 Juta Pelajar Siap Disantuni di 2025!
Kemiskinan Menyusut, Tapi Jurang Kesenjangan Kian Menganga!
Jeritan Nelayan: Terjebak di Balik Tembok Laut, Rezeki Kian Terkikis
Menimbang Makna di Balik Perayaan Tahun Baru
Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang
Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam
Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur
JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot
76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza
Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill
Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global
Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden
Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza
Enam Sekutu Amerika Serikat Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”
Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza
Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru
Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa
Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel
Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina
Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah
Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global
Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina
Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza
Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time
Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan
Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah
Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi
Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”
Tujuan Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah
Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka
Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi
Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’
Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza
Israel Menutup Kantor Al Jazeera
Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan
Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel
Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap
Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme
Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel
Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang
Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina
Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan Warisan Budaya Tradisi Uyghur
Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB
Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar Terbang Menemui Erdogan
Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar
Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor Bangunan Ditangkapi
Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya
Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB
Gawat ! Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari