• Sel. Des 2nd, 2025

KowantaraNews

Kowantara News: Berita tajam, warteg jaya, UMKM tak terjajah!

Sumatra Tenggelam: Tambang dan Sawit Ubah Siklon Jadi Pembantaian Massal

ByAdmin

Des 2, 2025
Hutan adalah rumah bagi 80% spesies tumbuhan dan hewan darat di duniaFoto: Dimas Ardian/Getty Images
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com    – Siklon Tropis Senyar sudah melemah sejak empat hari lalu. Namun, air keruh masih menggerus jalan, mayat-mayat terus ditemukan di bawah timbunan kayu gelondongan, dan 631 jenazah resmi tercatat di kantong BNPB malam ini. Angka hilang melonjak menjadi 504 jiwa. Total korban tewas dan hilang telah menembus 1.135 orang—terbesar sejak tsunami Aceh 2004. Lebih dari 570 ribu warga mengungsi, 3,3 juta lainnya terdampak, dan 277 jembatan putus total mengisolasi puluhan kecamatan di Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh.

Di Tapanuli Tengah, sebuah desa bernama Sitahuis lenyap ditelan longsor pada 28 November malam. Hanya tersisa satu masjid yang kini menjadi tempat pengungsian darurat. “Dua jam hujan deras, tiba-tiba gunung bergerak,” cerita Maruddin, warga yang selamat. Di Sitahuis, radius 15 kilometer dari tambang emas PT Agincourt Resources (Martabe)—tambang yang diklaim pemerintah “cukup jauh” dari pusat bencana.

Walhi dan para ahli menggelengkan kepala. “Jauh secara koordinat, tapi dekat secara hidrologi,” kata Khalisah Khalid, Kepala Departemen Kampanye Walhi Nasional. “Deforestasi di hulu Batang Toru sudah mencapai 250 ribu hektar dalam lima tahun terakhir. Tambang, sawit, dan Hutan Tanaman Industri saling tumpang tindih. Akar pohon yang dulu menahan tanah sudah hilang. Siklon Senyar hanya menekan tombol detonator.”

Data satelit yang dirilis Greenpeace Asia Tenggara pagi ini menunjukkan 94 ribu hektar konsesi sawit dan HTI aktif di dalam Ekosistem Batang Toru—kawasan yang juga rumah orangutan Tapanuli, spesies paling terancam di dunia. Lebih dari 400 Izin Usaha Pertambangan (IUP) bertebaran di Sumatra Utara saja, belum lagi ratusan HGU sawit yang terus bertambah demi target biodiesel B50.

Di Sumatra Barat, cerita serupa terulang. Kayu-kayu gelondongan berdiameter dua meter terdampar di Pantai Padang—bukti nyata penebangan hutan di Bukit Barisan. Pakar hidrologi UGM, Prof. Pramono, menyebutnya “bom waktu ekologis”. “Curah hujan 300-400 mm dalam sehari memang ekstrem, tapi di hutan primer yang utuh, tanah masih bisa menyerap 70-80 persen. Di lahan gundul, daya serap tinggal 10-15 persen. Sisanya langsung jadi banjir bandang,” jelasnya.

Pemerintah bersikukuh menyalahkan cuaca. Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Ridwan Djamaluddin menyatakan, “Lokasi tambang Martabe berjarak puluhan kilometer dari titik longsor terparah.” Pernyataan ini langsung dibantah Walhi dengan peta tumpang susun konsesi: galian tambang, terowongan, dan timbunan limbah (tailing) berada tepat di hulu sungai-sungai yang meluap 28 November lalu.

Malam ini, di pengungsian Tarutung, seorang ibu bernama Roslinda menangis mencari anaknya yang hilang sejak longsor menghantam rumah mereka di Huta Tonga, Tapanuli Utara. “Rumah kami tepat di bawah bukit yang dulu hutan. Sekarang habis ditanami sawit. Katanya investasi, katanya lapangan kerja. Ini hasilnya,” katanya lirih.

Korban Tewas Banjir Bandang Sumatera Capai 188 Orang, 167 Masih Hilang

Presiden Prabowo Subianto sudah mengunjungi lokasi kemarin, menjanjikan bantuan dan rehabilitasi. Namun, hingga berita ini ditulis, belum ada satu pun pernyataan resmi dari Istana soal moratorium izin tambang dan sawit di wilayah rawan bencana—tuntutan utama yang disuarakan Walhi, Greenpeace, dan ribuan warga yang kini kehilangan segalanya.

Siklon Senyar telah pergi. Tapi luka yang ia tinggalkan bukan hanya karena angin dan hujan. Ia adalah cermin dari puluhan tahun kebijakan yang mengorbankan hutan demi konsesi, mengorbankan daya dukung bumi demi pertumbuhan ekonomi semu. Sumatra tidak tenggelam karena air laut naik. Sumatra tenggelam karena kita membiarkan gunung-gunungnya botak, sungai-sungainya kehilangan akar, dan tanahnya lupa cara menahan air.

Jika hari ini kita masih menyalahkan cuaca semata, maka besok—ketika siklon berikutnya datang—kita hanya akan menambah angka nol di belakang jumlah korban. By Mukroni

  • Berita Terkait

Korban Tewas Banjir Bandang Sumatera Capai 188 Orang, 167 Masih Hilang

182 Korban Tewas, Operasi Udara Besar-besaran TNI AU Terus Gempur 3 Provinsi Terdampak Banjir-Longsor

39 Tewas, Puluhan Hilang akibat Banjir Bandang dan Longsor di Aceh & Sumut

Aroma yang Membawa Pulang: Ketika Makanan Menyimpan Kenangan

Ketimpangan Wilayah: Bom Waktu Struktural yang Terabaikan di Balik Kemegahan Jabodetabek

Marsinah Resmi Jadi Pahlawan Nasional, Simbol Perjuangan Buruh Perempuan

Investor Global Serukan Penghentian Deforestasi 2030: Krisis Hutan Jadi Ancaman Finansia

MPR Dukung Transisi Energi Berkelanjutan: Awasi Dekarbonisasi 2060 dan Dorong Ekonomi Hijau

Gen Z Mengguncang Dunia: Dari Aktivisme Digital ke Revolusi Jalanan

Perempuan Muslimah Indonesia: Membangun Negeri dengan Pendidikan dan Nilai Kebangsaan

Perluasan Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Sasaran Baru, Anggaran Besar, dan Tantangan Tata Kelola

Ngepop Tanpa Mesiu: Ketika Musik dan Kaos Pink Mengguncang Kekuasaan

Dapur Makan Bergizi Gratis Ceger – Cipayung 001 Resmi Mendistribusikan Makanan Bergizi untuk Generasi Sehat

Lokasi Taman Eden dalam Tradisi Yahudi: Antara GeogrTerafi, Alegori, dan Mistisisme

Hutan Orang Rimba Jadi Kebun Sawit: Berondolan Dicuri, Pemerintah Sibuk Selfie ?

Buruh Bersuara, Monas Jadi Panggung Prabowo, Warteg Tetep Jadi Pelarian!

1.835 Spesies Burung: Indonesia, Konser Alam Terbesar di Dunia!

Kartini Kekinian: Dari Jepara ke Luar Angkasa, Emansipasi Tetap Cetar!

Korlantas: Arus Balik Lebaran 2025 Diprediksi Terbagi dalam Beberapa Gelombang 

TSUNAMI PHK DAN DEFLASI: GELOMBANG PEMUDIK LEBARAN 2025 MENYUSUT DRASTIS!

Aktivitas Sesar Sagaing: Pemicu Utama Gempa 7,7 yang Guncang Myanmar dan Asia Tenggara

Tak Mampu Bayar Bus, Pemudik Banjiri Jalan dengan Motor: Tragedi Menanti di Balik Rindu Kampung Halaman ?

Sarjana Cumlaude Disandera PHK ? Indonesia Darurat Pengangguran Beredukasi ?

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *