• Jum. Jun 20th, 2025

KowantaraNews

Halal Gratis, Warteg Nge-Hits: Tanpa Drama, Cuma Solusi!

Buruh Bersuara, Monas Jadi Panggung Prabowo, Warteg Tetep Jadi Pelarian!

ByAdmin

Mei 2, 2025
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com – Hari Buruh Internasional tahun ini menjadi momen bersejarah bagi Indonesia. Ribuan buruh dari berbagai penjuru negeri, mulai dari Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, hingga Malang, turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi mereka. Dengan spanduk, yel-yel, dan semangat yang membara, mereka menuntut pencabutan Undang-Undang Cipta Kerja dan Undang-Undang TNI, penghapusan sistem kerja kontrak dan outsourcing, serta kenaikan upah minimum yang layak. Namun, di tengah gelombang aksi ini, sorotan tertuju pada Monumen Nasional (Monas), Jakarta, tempat Presiden Prabowo Subianto membuat sejarah sebagai presiden pertama dalam 60 tahun terakhir yang hadir langsung di tengah massa buruh. Sementara itu, di sudut-sudut kota, warteg—warung tegal legendaris—tetap menjadi pelarian bagi buruh dan warga untuk melepas lelah setelah seharian berjuang.

Gelombang Aksi Buruh: Suara Rakyat Menggema

Pagi itu, Jakarta sudah riuh. Jalan-jalan utama menuju Monas dipadati buruh dari berbagai serikat pekerja, seperti Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Serikat Pekerja Nasional (SPN), dan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI). Mereka membawa tuntutan yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya, namun dengan nada yang lebih tegas: cabut UU Cipta Kerja yang dianggap merugikan hak-hak pekerja, tolak UU TNI yang dikhawatirkan membuka ruang represi militer terhadap aksi buruh, dan hapuskan sistem outsourcing yang membuat pekerja hidup dalam ketidakpastian. Selain itu, kenaikan upah minimum menjadi sorotan utama, dengan buruh menuntut kenaikan yang signifikan untuk mengimbangi inflasi dan biaya hidup yang terus melonjak.

Di Yogyakarta, buruh tidak hanya fokus pada isu ketenagakerjaan. Mereka juga menolak penggusuran lahan yang mengancam tempat tinggal dan mata pencaharian mereka. Dalam orasi di depan Gedung Agung, perwakilan buruh menuntut revisi UU Ketenagakerjaan dan kenaikan upah minimum provinsi sebesar 50% dari Rp2,2 juta. “Kami bukan hanya minta gaji naik, tapi juga rumah untuk anak-cucu kami!” teriak salah seorang orator, disambut sorak sorai massa.

Di Malang, aksi buruh diwarnai kekhawatiran terhadap UU TNI. Pasal-pasal dalam undang-undang tersebut dinilai membuka peluang keterlibatan militer dalam sengketa buruh, yang dikhawatirkan akan meningkatkan risiko represi. “Kami ingin bekerja dengan tenang, bukan di bawah bayang-bayang senjata,” ujar seorang buruh dari sektor manufaktur. Sementara itu, di Surabaya, fokus utama adalah pencabutan UU Cipta Kerja, yang menurut buruh mengabaikan jaminan sosial, seperti jaminan kesehatan dan pensiun. Aksi di depan Gedung Grahadi berlangsung damai, meski penuh semangat.

Namun, tidak semua aksi berjalan mulus. Di Semarang, kericuhan mewarnai demonstrasi ketika sekelompok orang berpakaian hitam berusaha menerobos masuk ke kantor gubernur. Polisi dengan cepat bertindak, menangkap 18 orang yang disebut sebagai provokator. Namun, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang membantah tuduhan tersebut, menyebut penangkapan itu sebagai upaya kriminalisasi terhadap buruh. Insiden ini memicu perdebatan sengit di media sosial, dengan sebagian netizen mengecam polisi, sementara yang lain mendukung tindakan tegas untuk menjaga ketertiban.

Prabowo di Monas: Janji Manis di Tengah Sorak Sorai

Puncak perhatian Hari Buruh 2025 tertuju pada Monas, tempat ratusan ribu buruh berkumpul. Suasana semakin membuncah ketika Presiden Prabowo Subianto tiba. Sorak sorai massa menggema, sebagian meneriakkan namanya dengan penuh harap. Dalam pidatonya, Prabowo menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan kesejahteraan buruh. “Tidak akan kubiarkan rakyat atau pekerja di-PHK seenaknya,” katanya dengan nada tegas, disambut tepuk tangan meriah.

Prabowo mengumumkan sejumlah janji besar: pembentukan Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional untuk memastikan kebijakan pro-pekerja, pembentukan Satgas PHK untuk mencegah pemutusan hubungan kerja sepihak, penghapusan sistem outsourcing yang selama ini menjadi momok bagi buruh, dan percepatan pengesahan RUU Pekerja Rumah Tangga untuk melindungi hak pekerja domestik. Ia juga menyuarakan tekad untuk memberantas korupsi, bahkan menyatakan rela mati demi bangsa dan negara.

Kehadiran Prabowo di Monas bukan hanya simbolis. Menurut beberapa pengamat, ini adalah langkah strategis untuk merangkul kelompok buruh, yang selama ini sering berada di garis depan kritik terhadap pemerintah. “Prabowo tahu buruh adalah kekuatan besar. Dengan hadir langsung, ia menunjukkan bahwa pemerintahannya ingin mendengar,” kata seorang analis politik di Jakarta. Namun, ada juga yang skeptis, menyebut kehadiran Prabowo sebagai “panggung politik” untuk meredam ketegangan sosial.

Tanggapan Ahli: Antara Harapan dan Tantangan

Triyono, peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), memberikan pandangan kritis terhadap janji-janji Prabowo. Menurutnya, komitmen presiden harus diwujudkan dengan kerja konkret, bukan sekadar retorika. “Pemerintah perlu memperbaiki iklim investasi agar perusahaan tidak lari ke negara lain, tetapi di saat yang sama, hak buruh harus dilindungi,” ujarnya. Triyono juga menyoroti masalah organisasi massa yang kerap memicu konflik dengan pengusaha, yang menurutnya perlu diselesaikan melalui dialog tripartit antara pemerintah, buruh, dan pengusaha.

Tantangan terbesar, menurut Triyono, adalah menciptakan keseimbangan antara perlindungan buruh dan daya saing ekonomi. Jika tuntutan buruh seperti kenaikan upah minimum dipenuhi tanpa strategi yang matang, dikhawatirkan akan memicu gelombang PHK atau penutupan perusahaan kecil. Sebaliknya, jika pemerintah terlalu berpihak pada pengusaha, risiko ketegangan sosial akan semakin besar.

Warteg: Oase di Tengah Hiruk-Pikuk

Di tengah riuhnya aksi dan janji-janji politik, warteg tetap menjadi pahlawan tanpa tanda jasa bagi buruh dan warga kota. Usai berdemo, banyak buruh yang memilih mampir ke warteg untuk mengisi perut dengan harga terjangkau. Di Jakarta, warteg seperti Warteg Warmo di Tebet atau Warteg Gang Mangga di Glodok menjadi tempat favorit. Nasi, sayur kolplay, tempe goreng, dan telur dadar menjadi kombinasi andalan yang tak pernah gagal memanjakan lidah.

Namun, beberapa buruh mengeluhkan harga warteg yang mulai merangkak naik. “Dulu 15 ribu bisa dapat nasi, ayam, sama sayur. Sekarang naik jadi 25 rib,” keluh seorang buruh di sela-sela makan siang. Postingan di X juga mencerminkan sentimen serupa, dengan beberapa pengguna menyebut harga warteg kini bisa mencapai 30 ribu untuk porsi sederhana. Meski begitu, warteg tetap jadi pelarian, tempat di mana buruh bisa melepas penat, berbagi cerita, dan menikmati kehangatan sederhana di tengah perjuangan mereka.

Baca juga : Mengerikan! Sindikat Internasional Ekspor Kulit Mangrove Ilegal, Laut Maluku Menjerit!

Baca juga : BENCANA MEGA-DEFORESTASI: PUNCAK BOGOR JADI KUBURAN HUTAN, JAKARTA LUMPUH OLEH AIR MATA ALAM!

Baca juga : Dilema Besar! Pembangunan IKN atau Kesejahteraan Rakyat?

Menanti Realisasi di Tengah Harapan

Hari Buruh 2025 menjadi cerminan semangat perjuangan buruh Indonesia. Dari Monas hingga pelosok kota, suara mereka menggema, menuntut keadilan dan kesejahteraan. Kehadiran Prabowo di tengah massa, dengan segala janji manisnya, memberikan secercah harapan, namun juga memicu pertanyaan: akankah janji-janji itu terwujud?

Pemerintah kini berada di persimpangan. Di satu sisi, tuntutan buruh harus dipenuhi untuk menjaga stabilitas sosial. Di sisi lain, daya saing ekonomi dan iklim investasi tidak boleh diabaikan. Sementara itu, warteg, dengan segala kesederhanaannya, tetap menjadi saksi bisu perjuangan rakyat. Di meja-meja kecilnya, buruh berbagi tawa, keluh, dan harapan, menanti hari esok yang lebih baik.

Dengan lebih dari 200.000 buruh memadati Monas dan aksi serentak di berbagai kota, Hari Buruh 2025 bukan hanya soal demonstrasi, tetapi juga tentang harapan kolektif untuk masa depan yang lebih adil. Apakah pemerintah akan menjawab dengan tindakan nyata? Hanya waktu yang akan menjawab. Untuk saat ini, di tengah hiruk-pikuk politik dan perjuangan, warteg tetap setia menjadi tempat pulang, tempat di mana perut kenyang dan hati sedikit terhibur. By Mukroni

Foto Kowantaranews.com

  • Berita Terkait :

Mengerikan! Sindikat Internasional Ekspor Kulit Mangrove Ilegal, Laut Maluku Menjerit!

BENCANA MEGA-DEFORESTASI: PUNCAK BOGOR JADI KUBURAN HUTAN, JAKARTA LUMPUH OLEH AIR MATA ALAM!

Dilema Besar! Pembangunan IKN atau Kesejahteraan Rakyat?

Retakan Tanah Mengintai: Perlombaan Melawan Waktu di Tengah Ancaman Longsor Pekalongan

Di Balik Obsesi Swasembada Pangan: Lingkungan dan Masyarakat yang Terlupakan

Makan Bergizi Gratis Ngebut! 82,9 Juta Pelajar Siap Disantuni di 2025!

Kemiskinan Menyusut, Tapi Jurang Kesenjangan Kian Menganga!

Jeritan Nelayan: Terjebak di Balik Tembok Laut, Rezeki Kian Terkikis

Menimbang Makna di Balik Perayaan Tahun Baru

Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang

Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam

Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur

JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot

76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza

Afrika Selatan Menuduh Israel Lakukan Genosida di Gaza di Hadapan Mahkamah Internasional, ini Alasan Adila Hassim

Kontroversi Nat Schwartz: Penyelidikan The New York Times tentang Kekerasan Seksual oleh Hamas dan Implikasinya

Pengarahan Jaksa ICC Karim AA Khan KC kepada Dewan Keamanan PBB mengenai Situasi di Libya: Laporan dan Peta Jalan Menuju Keadilan Berdasarkan Resolusi 1970 (2011)

Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill

Prof. Jeffrey Sachs: Kebijakan Luar Negeri AS Bertentangan dengan Kepentingan Rakyat dan Didasarkan pada Kebohongan Berkelanjutan

Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global

Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden

Thomas Piketty: Barat Harus Memberikan Sanksi kepada Israel Jika Benar-Benar Mendukung Solusi Dua Negara

Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza

Enam Sekutu Amerika Serikat  Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Paul Newman tentang Kebenaran dan Politik Luar Negeri Amerika: “Menciptakan Musuh untuk Membenarkan Perang”

Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”

Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza

Trinity College Cambridge Memutuskan Divestasi dari Perusahaan Senjata Setelah Terungkapnya Investasi Kontroversial

Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru

Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa

Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel

Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina

Munafik atau Ketidakadilan? Politisi Belgia Kritik Keputusan Kontes Lagu Eurovision terkait Israel dan Palestina

Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah

Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global

Jejak Sejarah Esau: Perjalanan di Pegunungan Bani Yas’in dari Bani Jawa dalam Kitab Tarikh Ibnu Khaldun

Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina

Tabassum Menerima Tepuk Tangan Meriah atas Pidato Perpisahan di USC: Perlawanannya Terhadap Genosida Disambut Hangat

Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza

Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time

Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan

Seruan Menteri Luar Negeri Afrika Selatan untuk Penangkapan ICC terhadap PM Israel Netanyahu: Kontroversi dan Implikasi Internasional

Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah

Greta Thunberg Aktivis Iklim Bergabung dalam Protes Ribuan Massa di Eurovision 2024 Malmo: Penolakan Partisipasi Israel dalam Kontes Lagu

Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi

Kontroversi Penyensoran di YouTube: Tuduhan Terhadap Penyensoran Lagu Pro-Palestina Macklemore, ‘Hind’s Hall’

Kontroversi dan Pertanyaan Etis: Investigasi Independen Terhadap Publikasi Artikel dalam New York Times

Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”

Persemakmuran Bahama Mengakui Palestina Sebagai Negara, Mengukuhkan Komitmen pada Hak Asasi Manusia dan Penentuan Nasib Sendiri

Persemakmuran Bahama Mengakui Palestina Sebagai Negara, Mengukuhkan Komitmen pada Hak Asasi Manusia dan Penentuan Nasib Sendiri

Sekretaris Jenderal PBB Memperingatkan Terhadap Invasi Israel di Rafah dan Potensi Bencana Kemanusiaan

Permintaan Pengacara Belanda kepada ICC untuk Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Pejabat Israel

Tujuan  Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah

Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka

Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi

Muslim Muhammadiyah Salurkan Donasi Rp 15 Miliar untuk Palestina: Upaya Mendukung Dalam Krisis dan Pemberdayaan Ekonomi

Proposal Gencatan Senjata Hamas Diterima Meski Israel Menolak, Pasukan Israel Lanjutkan Operasi Militer di Rafah

Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’

Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza

Israel Menutup Kantor Al Jazeera

UC Riverside dan Kelompok Pro-Palestina Mencapai Kesepakatan Damai: Akhir Perkemahan dengan Dialog Konstruktif

Ketegangan Meningkat dalam Perang Israel di Gaza: Tuduhan Netanyahu ‘Menyabotase’ Perundingan Gencatan Senjata

Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan

Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel

Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap

Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme

Dukungan Jeremy Corbyn terhadap Afrika Selatan dalam Kasus Genosida terhadap Israel: Pandangan dan Tanggapan Internasional

Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan

Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme

Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya

Kandidat Presiden dari Partai Hijau Ditangkap dalam Rapat Pro-Palestina: Kisah Kekerasan dan Solidaritas

Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza

Senator Bernie Sanders dan Anggota Partai Demokrat Mendorong Presiden Biden untuk Menghentikan Pengiriman Senjata ke Israel selama Konflik Gaza

Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan

Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang

Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina

Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika

Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan

Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah

Perdana Menteri Israel Kritik Protes Pro-Palestina di Kampus Amerika: Sebuah Sorotan Terhadap Kenaikan Antisemitisme

Pengaruh Skema Asli: Teori Kontroversial Profesor Santos tentang Lokasi Sebenarnya Yerusalem dalam ‘Atlantis: The Lost Continent Finally Found’

Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa

Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante

Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica

Mengungkap Misteri Taman Eden: Perjalanan dan Komentar Obadiah dari Bertinoro tentang Misnah dalam Perjalanannya ke Yerusalem

Tantangan Geografis dalam Interpretasi Klasik Kisah Eden: Targum Yerushalmi, Terjemahan Arab, dan Perspektif Nahmadines

Hubungan antara Midrash HaGadol dan Lokasi Eden serta Catatan Buku “Atlantis: The Lost Continent Finally Found” karya Prof. Arysio Santos

Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis

Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel

“Menyuarakan Kebenaran: Dialog Imaginer Rabbi Neturei Karta dengan Jurnalis Kowantaranews.com tentang Konflik Israel-Palestina”

Neturei KARTA” bukanlah nama kota-kota di Indonesia seperti JaKARTA, JogjaKARTA, SuraKARTA, PurwoKERTO, PurwaKARTA, MojoKERTO, KERTOsono, KERTAbesuki” dan lainnya tapi Sebuah Komunitas Yahudi Ortodoks yang Menentang Zionisme Israel

Bulan Ramadhan Tahun ini dan Seterusnya Azan Dikumandangkan 5 Kali Sehari di Salah Satu Kota Terbesar di Amerika Serikat, Kota Minneapolis Negara Bagian Minnesota

Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang

Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina

Ternyata ICJP Menyerukan Pemerintah Inggris untuk Merujuk Israel dan Perdana Menteri Netanyahu ke Pengadilan Kriminal Internasional untuk Kejahatan Perang di Palestina, Sebelum Jadwal Kunjungan Netanyahu 

Siapakah Alvin Bragg?  Jaksa Distrik Manhattan Setingkat Kejaksaan Negeri yang  Menuntut Donald Trump Presiden Amerika Serikat ke-45

Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”

TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK  “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”

Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan  Warisan Budaya Tradisi Uyghur

Selain Beberapa Organisasi Islam, Warga Amerika Serikat Juga  Meminta Pemerintah Indonesia Menolak Timnas Israel U-20

Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB

Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar  Terbang  Menemui  Erdogan

Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar

Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor  Bangunan Ditangkapi

Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya

Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB

Gawat !  Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China

Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia

Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan

Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair

Tegas !  Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina

Rame Dibahas di Medsos “Pegunungan Makkah Telah Ditutupi dengan Tanaman Hijau Setelah Hujan Baru-baru ini”

China  Sebagai Pembunuh Terbanyak  Dalam Sejarah Modern,  Karena Ketidakmampuan dan Kebodohan Pemerintah Komunis Cina,  Tulis Media Luar

Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu

Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat

Ternyata  Angelina Jolie  Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia

Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022

Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan

Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun

Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid

Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan

Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun

Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda

Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa

Ternyata Komunitas Muslim dan Masjid Terbesar di Benua Amerika Selatan Ada Di Negara  Juara Piala Dunia Qatar FIFA 2022 Argentina !

Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)

Mahasiswa Cambridge memecahkan masalah tata bahasa Sansekerta yang membingungkan para sarjana selama berabad-abad

Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *