Prolog: Dari Surga Hijau ke Neraka Beton
Di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut, Puncak Bogor pernah menjadi mahkota hijau Jawa Barat—tempat kabut menyelimuti hutan tropis yang lebat, mata air jernih mengalir deras, dan udara segar menjadi obat bagi jiwa yang lelah. Kini, pemandangan itu hanya tinggal kenangan. Kawasan yang dulu dijuluki “Paru-Paru Jawa” itu telah berubah menjadi kuburan hutan—hamparan tanah gersang dipenuhi vila mewah, lapangan golf eksklusif, dan hotel bertingkat yang menjulang bak nisan raksasa. Deforestasi masif ini bukan hanya merenggut nyawa alam, tetapi juga menuai bencana berantai: Jakarta, kota metropolitan berpenduduk 10 juta jiwa, lumpuh oleh banjir yang disebut para ahli sebagai “air mata alam” yang tertahan terlalu lama.
Babak I: Mega-Deforestasi Puncak Bogor—Kisah Pengkhianatan Ekologis
Dari 145.000 Hektar ke 4.000 Hektar: Pembantaian Hutan Secara Sistematis
Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengungkap fakta mencengangkan: hutan alami di daerah aliran sungai (DAS) Cikeas, Bogor, yang awalnya seluas 145.000 hektar, kini tersisa hanya 4.000 hektar. Artinya, 97% tutupan hutan telah musnah dalam beberapa dekade terakhir. Laju deforestasi ini setara dengan menghancurkan 10 lapangan bola setiap jam—sebuah kecepatan yang membuat Indonesia, ironisnya, menjadi salah satu negara dengan tingkat deforestasi tertinggi di dunia.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hanif Faisol, menyebut situasi ini sebagai “krisis ekologis terparah dalam sejarah Jawa Barat”. “Ini bukan sekadar pelanggaran, tapi pembunuhan berencana terhadap alam. Hutan lindung yang seharusnya menjadi benteng penahan air, diubah jadi vila, lapangan golf, dan tambang oleh oknum tak bertanggung jawab,” tegas Hanif dalam konferensi pers darurat, Kamis (15/6).
Gunung Geulis Golf & Hotel Mewah: Simbol Keserakahan di Atas Kuburan Hutan
Dua fasilitas yang menjadi sorotan adalah Gunung Geulis Golf Course dan sebuah hotel mewah tak bernama di kawasan Puncak. Keduanya diduga dibangun di atas hutan lindung yang secara hukum dilarang untuk kegiatan komersial. Investigasi KLHK menemukan, 80% lahan golf tersebut merupakan bekas tebangan hutan primer, sementara hotel itu mencaplok kawasan resapan air vital yang terhubung langsung dengan Sungai Cikeas.
“Lapangan golf ini ibarat nisan bagi hutan yang mereka bunuh. Setiap lubang golfnya adalah liang kubur bagi pohon-pohon ratusan tahun,” ujar Asep Saepudin, aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jawa Barat.
Baca juga : Dilema Besar! Pembangunan IKN atau Kesejahteraan Rakyat?
Baca juga : IKN: Proyek Mahal yang Justru Didorong oleh Keterbatasan Anggaran!
Baca juga : Retakan Tanah Mengintai: Perlombaan Melawan Waktu di Tengah Ancaman Longsor Pekalongan
Hibisc Fantasy: Taman Hiburan yang Berubah Jadi Monster Beton
Tidak hanya sektor privat, proyek pemerintah daerah pun ikut bermain api. Taman Hiburan Hibisc Fantasy, yang dikelola Pemkab Bogor, terbukti melanggar izin dengan memperluas area dari 4.800 meter persegi menjadi 15.000 meter persegi. Ekspansi ini menghancurkan kawasan buffer zone (penyangga) hutan, mempercepat aliran air ke dataran rendah. “Ini bukti ketidakseriusan pemerintah daerah dalam menjaga lingkungan. Mereka justru jadi aktor perusak,” sindir Hanif.
Babak II: Jakarta Lumpuh—Banjir sebagai Karma Ekologis
Banjir 3 Meter di Bekasi & Jakarta: Alam Menuntut Balas
Pada 10 Juni 2024, Jakarta dan Bekasi diguncang banjir terparah dalam 10 tahun terakhir. Ribuan rumah terendam, jalan-jalan protokol berubah jadi sungai, dan aktivitas ibu kota lumpuh total. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, 90% wilayah Jakarta Utara tenggelam, dengan ketinggian air mencapai 3 meter di kawasan Marunda.
Ahli hidrologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr. Rina Priastuti, menjelaskan bahwa banjir ini adalah akumulasi dari dosa ekologis di hulu. “Hutan Puncak Bogor berfungsi sebagai spons raksasa yang menyerap 60% curah hujan. Ketika spons itu diganti beton, air hujan langsung mengalir deras ke Jakarta. Ini bukan banjir biasa—ini adalah air mata alam yang meluap,” papar Rina.
Sungai Cikeas yang Menjerit: Dari Sumber Kehidupan ke Pembawa Petaka
Sungai Cikeas, yang dulu menjadi sumber irigasi dan air bersih bagi warga Bogor, kini berubah jadi anjing penjaga para pengembang. Limbah konstruksi, sedimentasi dari erosi, dan sampah proyek memenuhi alirannya. Saat hujan datang, sungai ini tak lagi mampu menahan laju air, melainkan menyalurkan banjir bandang ke Jakarta dengan kecepatan yang mengerikan.
“Setiap kali hujan deras, kami seperti mendengar jeritan Sungai Cikeas. Dia ingin marah, tapi hanya bisa meluap,” kata Tati, warga Kampung Cimande, Bogor, yang rumahnya tiga kali terendam banjir tahun ini.
Babak III: Pertarungan Politik di Balik Pembalakan Liar
Mafia Tanah & Izin Fantasi: Ketika Hukum Dijual demi Rupiah
Kasus deforestasi di Puncak Bogor tidak lepas dari rekayasa perizinan yang melibatkan oknum pejabat. LSM Transparansi Indonesia menemukan, 70% izin pembangunan di kawasan lindung Puncak dikeluarkan melalui “jalur belakang”, dengan imbalan uang jutaan hingga miliaran rupiah. “Ada mafia tanah yang bekerja seperti sindikat. Mereka mengubah hutan jadi emas, tapi rakyat yang menanggung racunnya,” ujar Dadang Trisasongko, Sekjen Transparency International Indonesia.
Pemkab Bogor vs Pemerintah Pusat: Adu Kuat Kebijakan
Hanif Faisol secara terbuka menuding Pemkab Bogor sebagai aktor utama pembiaran deforestasi. “Mereka mengeluarkan izin tambang dan vila di kawasan lindung, padahal jelas-jelas melanggar UU No. 41/1999 tentang Kehutanan,” tegasnya. Namun, Bupati Bogor, Ade Yasin, membantah tuduhan ini. “Kami hanya memfasilitasi investasi untuk kesejahteraan rakyat. KLHK terlalu lebay menyebut ini bencana,” sanggah Ade dalam wawancara eksklusif.
Babak IV: Perlawanan Warga & Upaya Restorasi yang Tertatih
SavePuncak: Gerakan Akar Rumah yang Diabaikan
Sejak 2018, warga Puncak Bogor yang tergabung dalam Aliansi Selamatkan Puncak (ASP) telah berkali-kali mengadukan perusakan hutan ke pemerintah. Mereka bahkan menduduki lokasi proyek vila ilegal dan memblokir truk pengangkut material. Namun, aksi ini kerap dihadapi dengan kekerasan oleh preman bayaran. “Kami seperti melawan raksasa. Tapi selama napas masih ada, kami akan terus berteriak,” kata Ketua ASP, Arifin Malik.
Restorasi Ekosistem: Mimpi yang Semakin Jauh
KLHK mengklaim telah menanam 50.000 bibit pohon di kawasan Puncak sepanjang 2023. Namun, para aktivis menilai ini hanya pencitraan. “Menanam pohon tanpa menindak perusak hutan itu seperti mengobati kanker dengan plester. Percuma!” protes Asep dari WALHI.
Epilog: Jakarta 2030—Surga yang Hilang atau Kuburan Beton?
Para ahli memprediksi, jika deforestasi di Puncak Bogor tidak dihentikan, Jakarta akan mengalami banjir permanen pada 2030. Wilayah seperti Pluit, Ancol, dan Marunda akan hilang ditelan air, sementara krisis air bersih melanda seluruh ibu kota. “Kita sedang menuju kiamat ekologis. Pilihan kita hanya dua: menghentikan keserakahan atau mati bersama alam,” pungkas Dr. Rina.
Sementara itu, di Puncak Bogor, deru mesin bulldozer masih terdengar—seperti nyanyian kematian yang perlahan mengubur harapan. By Mukroni
Foto Kowantaranews
- Berita Terkait :
Dilema Besar! Pembangunan IKN atau Kesejahteraan Rakyat?
Retakan Tanah Mengintai: Perlombaan Melawan Waktu di Tengah Ancaman Longsor Pekalongan
Di Balik Obsesi Swasembada Pangan: Lingkungan dan Masyarakat yang Terlupakan
Makan Bergizi Gratis Ngebut! 82,9 Juta Pelajar Siap Disantuni di 2025!
Kemiskinan Menyusut, Tapi Jurang Kesenjangan Kian Menganga!
Jeritan Nelayan: Terjebak di Balik Tembok Laut, Rezeki Kian Terkikis
Menimbang Makna di Balik Perayaan Tahun Baru
Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang
Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam
Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur
JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot
76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza
Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill
Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global
Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden
Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza
Enam Sekutu Amerika Serikat Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”
Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza
Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru
Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa
Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel
Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina
Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah
Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global
Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina
Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza
Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time
Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan
Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah
Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi
Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”
Tujuan Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah
Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka
Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi
Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’
Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza
Israel Menutup Kantor Al Jazeera
Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan
Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel
Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap
Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme
Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel
Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang
Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina
Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan Warisan Budaya Tradisi Uyghur
Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB
Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar Terbang Menemui Erdogan
Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar
Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor Bangunan Ditangkapi
Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya
Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB
Gawat ! Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari