Jakarta, Kowantaranews.com – Dunia musik dan pendidikan Indonesia kembali digemparkan dengan kabar mengejutkan! Novi Citra Indriyati, vokalis band punk legendaris Sukatani, telah dipecat dari pekerjaannya sebagai guru di SDIT Mutiara Hati, Banjarnegara, Jawa Tengah. Pemecatan ini sontak memicu gelombang protes besar-besaran dari berbagai kalangan, termasuk aktivis hak asasi manusia, organisasi guru, hingga komunitas musik di seluruh negeri.
Sejak kabar ini mencuat, media sosial dibanjiri tagar #KembalikanNovi dan #KebebasanBerekspresi. Netizen geram atas tindakan yang dinilai sebagai pembungkaman terhadap kebebasan berkarya dan berekspresi. Tidak sedikit yang menyebut kasus ini sebagai bentuk represif terhadap musisi yang berani bersuara kritis terhadap sistem.
Pemecatan Kontroversial: Apa yang Terjadi?
Kronologi kejadian bermula saat pihak sekolah mengeluarkan keputusan resmi yang menyatakan bahwa Novi diberhentikan pada 6 Februari 2025. Namun, publik mulai mempertanyakan alasan sebenarnya di balik pemecatan ini. Menurut pernyataan Kepala Sekolah SDIT Mutiara Hati, Eti Endarwati, keputusan ini diambil karena Novi dianggap melanggar kode etik guru dengan berpakaian yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Namun, berbagai pihak justru menyoroti momentum pemecatan yang berdekatan dengan permintaan maaf Sukatani kepada kepolisian terkait lagu mereka yang berjudul “Bayar, Bayar, Bayar”.
Lagu tersebut secara lantang mengkritik praktik pungutan liar dan dugaan penyalahgunaan kekuasaan oleh oknum kepolisian. Tidak lama setelah lagu itu viral, data Novi tiba-tiba dihapus dari Dapodik (Data Pokok Pendidikan) pada 13 Februari 2025. Seolah skenario ini telah disusun rapi, band Sukatani pun kemudian dipanggil untuk meminta maaf pada 20 Februari 2025.
Banyak yang berspekulasi bahwa pemecatan Novi adalah bentuk tekanan terhadap band tersebut agar tidak lagi menyuarakan kritik melalui musik mereka. Ini semakin menguatkan dugaan adanya intervensi terhadap kebebasan berekspresi di dunia seni.
Baca juga : Indonesia: Nomor Satu dalam Agama, Nomor Buncit dalam Moral?
Baca juga : Dana Desa Dikunci! Otonomi Desa Terancam demi Makan Bergizi Gratis?
Baca juga : Anak Muda Berbondong-bondong ke Luar Negeri, Indonesia Krisis Harapan?
Protes dan Gelombang Dukungan
Tak butuh waktu lama, gelombang protes datang dari berbagai penjuru. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) melalui Ketua Umumnya, Fahmi Hatib, mengecam pemecatan ini dan mendesak pihak sekolah untuk segera memulihkan hak-hak Novi sebagai guru. Menurut Fahmi, tindakan ini jelas melanggar Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta beberapa regulasi lain yang menjamin perlindungan profesi guru.
“Kami menuntut agar nama Novi dikembalikan dalam Dapodik dan hak-haknya sebagai tenaga pendidik dipulihkan. Ini bukan hanya soal profesi, tetapi juga tentang hak konstitusional seorang warga negara untuk berekspresi dan berkarya,” tegas Fahmi dalam konferensi pers.
Tak hanya komunitas pendidikan, Amnesty International Indonesia juga ikut angkat bicara. Mereka menyoroti adanya indikasi pelanggaran hak asasi manusia dalam pemecatan ini. Menteri HAM Natalius Pigai bahkan langsung memerintahkan investigasi untuk memastikan bahwa Novi tidak mengalami intimidasi lebih lanjut.
“Kami tidak akan tinggal diam. Ini bukan hanya tentang satu individu, tetapi tentang prinsip dasar hak asasi manusia yang harus dijunjung tinggi oleh negara,” ujar Pigai dengan nada tegas.
Sukatani: Band yang Berani Melawan Arus
Sukatani bukanlah band biasa. Sejak awal kemunculannya di kancah musik punk Tanah Air, mereka dikenal sebagai kelompok musisi yang vokal dalam mengkritik kebijakan pemerintah dan berbagai ketidakadilan sosial. Lagu-lagu mereka sering kali menyuarakan suara rakyat kecil yang tertindas oleh sistem.
“Bayar, Bayar, Bayar” sendiri adalah salah satu lagu terbaru mereka yang berisi kritik tajam terhadap praktik pungutan liar yang kerap terjadi di jalanan. Liriknya menggambarkan betapa sulitnya rakyat menghadapi birokrasi yang korup, di mana uang menjadi alat utama untuk mendapatkan hak-hak dasar.
Namun, keberanian mereka ternyata harus dibayar mahal. Pemecatan Novi diyakini sebagai bagian dari konsekuensi atas keberanian band ini dalam bersuara. Meski demikian, Sukatani tetap teguh pada prinsip mereka. Dalam sebuah wawancara, salah satu personel band menyatakan bahwa mereka tidak akan berhenti menyuarakan kebenaran meskipun ada tekanan dari pihak mana pun.
“Kami lahir dari suara rakyat, dan kami akan terus bernyanyi untuk rakyat. Musik adalah senjata kami, dan kami tidak akan tunduk pada ketakutan!” ujar mereka.
Polisi di Bawah Sorotan Publik
Di tengah hiruk-pikuk kasus ini, sorotan publik juga mengarah pada kepolisian. Dugaan adanya intervensi terhadap pemecatan Novi semakin menguat ketika enam anggota Direktorat Reserse Siber Polda Jawa Tengah diperiksa oleh Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri. Hal ini membuktikan bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam cara penanganan kasus ini.
Juru Bicara Polda Jawa Tengah, Komisaris Besar Artanto, membenarkan adanya pemeriksaan terhadap anggotanya. Meski demikian, ia enggan memberikan komentar lebih lanjut terkait dugaan keterlibatan polisi dalam kasus ini.
“Kami masih melakukan investigasi lebih lanjut. Namun, kami pastikan bahwa setiap anggota yang melanggar kode etik akan ditindak tegas,” ujarnya singkat.
Pernyataan ini justru semakin memicu rasa penasaran publik. Jika memang tidak ada intervensi, mengapa ada pemeriksaan terhadap aparat? Apakah ini berarti memang ada tekanan yang dilakukan kepada Sukatani dan Novi? Pertanyaan-pertanyaan ini masih terus bergulir tanpa jawaban pasti.
Dampak dan Masa Depan Novi
Kasus ini telah membuka mata banyak orang tentang bagaimana kebebasan berekspresi masih menjadi isu sensitif di Indonesia. Tidak sedikit yang mengkhawatirkan bahwa kejadian serupa bisa menimpa musisi atau seniman lainnya yang berani mengkritik sistem.
Bagi Novi sendiri, masa depannya masih menjadi tanda tanya besar. Apakah ia akan kembali mengajar? Ataukah ia akan fokus dalam dunia musik bersama Sukatani? Dalam wawancara singkat, Novi mengaku tidak menyesali apa yang telah terjadi.
“Saya kehilangan pekerjaan, tapi saya masih punya suara. Saya masih bisa bernyanyi dan memperjuangkan apa yang saya yakini benar,” katanya dengan penuh semangat.
Kini, semua mata tertuju pada langkah selanjutnya dari pemerintah, kepolisian, dan pihak sekolah. Akankah keadilan ditegakkan? Ataukah kasus ini akan menguap begitu saja seperti banyak kasus lainnya? Satu hal yang pasti, perjuangan belum berakhir!
Pemecatan Novi Citra Indriyati bukan hanya soal kehilangan pekerjaan, tetapi juga menyangkut kebebasan berekspresi, perlindungan tenaga pendidik, dan keadilan sosial. Kasus ini telah mengungkap banyak hal, dari dugaan intervensi hingga lemahnya perlindungan terhadap mereka yang berani bersuara kritis.
Indonesia kini berada di persimpangan jalan. Apakah negara ini akan memilih untuk mendukung kebebasan berbicara, atau justru semakin membungkam suara-suara yang tidak sejalan dengan kekuasaan? Jawabannya ada di tangan kita semua.
Perjuangan masih panjang! Jangan biarkan keadilan terkubur begitu saja! #KembalikanNovi #KebebasanBerekspresi By Mukroni
Foto Suara.com
- Berita Terkait :
Indonesia: Nomor Satu dalam Agama, Nomor Buncit dalam Moral?
Dana Desa Dikunci! Otonomi Desa Terancam demi Makan Bergizi Gratis?
Anak Muda Berbondong-bondong ke Luar Negeri, Indonesia Krisis Harapan?
Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Solusi Nutrisi dan Kebersamaan di Sekolah
Mangrove, Benteng Gaib Penahan Tsunami dan Penyelamat Umat Manusia
MANGROVE: POHON SAKTI PENJAGA BUMI DARI AMUKAN LAUTAN!
Mangrove: Pohon Ajaib yang Menyembuhkan Bumi dan Mengenyangkan Perut Manusia
Serai Wangi: Pahlawan Tak Terduga untuk Lingkungan yang Terluka!
Mangrove Indonesia: Lumbung Karbon Terbesar yang Menyelamatkan Planet!
Krisis Sputnik Baru: Deepseek Mengancam Hegemoni Teknologi Amerika
Laut Terkunci: Pagar Bambu yang Mengurung Masa Depan Nelayan
Isra Miraj: Langkah Kosmik Menuju Harmoni Multikultural
Retakan Tanah Mengintai: Perlombaan Melawan Waktu di Tengah Ancaman Longsor Pekalongan
Di Balik Obsesi Swasembada Pangan: Lingkungan dan Masyarakat yang Terlupakan
Makan Bergizi Gratis Ngebut! 82,9 Juta Pelajar Siap Disantuni di 2025!
Kemiskinan Menyusut, Tapi Jurang Kesenjangan Kian Menganga!
Jeritan Nelayan: Terjebak di Balik Tembok Laut, Rezeki Kian Terkikis
Menimbang Makna di Balik Perayaan Tahun Baru
Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang
Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam
Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur
JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot
76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza
Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill
Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global
Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden
Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza
Enam Sekutu Amerika Serikat Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”
Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza
Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru
Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa
Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel
Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina
Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah
Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global
Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina
Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza
Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time
Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan
Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah
Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi
Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”
Tujuan Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah
Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka
Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi
Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’
Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza
Israel Menutup Kantor Al Jazeera
Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan
Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel
Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap
Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme
Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel
Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang
Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina
Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan Warisan Budaya Tradisi Uyghur
Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB
Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar Terbang Menemui Erdogan
Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar
Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor Bangunan Ditangkapi
Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya
Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB
Gawat ! Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari