• Jum. Jun 20th, 2025

KowantaraNews

Halal Gratis, Warteg Nge-Hits: Tanpa Drama, Cuma Solusi!

Guncang Dunia! Pemecatan Vokalis Sukatani Menghebohkan Indonesia!

ByAdmin

Feb 24, 2025
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com – Dunia musik dan pendidikan Indonesia kembali digemparkan dengan kabar mengejutkan! Novi Citra Indriyati, vokalis band punk legendaris Sukatani, telah dipecat dari pekerjaannya sebagai guru di SDIT Mutiara Hati, Banjarnegara, Jawa Tengah. Pemecatan ini sontak memicu gelombang protes besar-besaran dari berbagai kalangan, termasuk aktivis hak asasi manusia, organisasi guru, hingga komunitas musik di seluruh negeri.

Sejak kabar ini mencuat, media sosial dibanjiri tagar #KembalikanNovi dan #KebebasanBerekspresi. Netizen geram atas tindakan yang dinilai sebagai pembungkaman terhadap kebebasan berkarya dan berekspresi. Tidak sedikit yang menyebut kasus ini sebagai bentuk represif terhadap musisi yang berani bersuara kritis terhadap sistem.

Pemecatan Kontroversial: Apa yang Terjadi?

Kronologi kejadian bermula saat pihak sekolah mengeluarkan keputusan resmi yang menyatakan bahwa Novi diberhentikan pada 6 Februari 2025. Namun, publik mulai mempertanyakan alasan sebenarnya di balik pemecatan ini. Menurut pernyataan Kepala Sekolah SDIT Mutiara Hati, Eti Endarwati, keputusan ini diambil karena Novi dianggap melanggar kode etik guru dengan berpakaian yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Namun, berbagai pihak justru menyoroti momentum pemecatan yang berdekatan dengan permintaan maaf Sukatani kepada kepolisian terkait lagu mereka yang berjudul “Bayar, Bayar, Bayar”.

Lagu tersebut secara lantang mengkritik praktik pungutan liar dan dugaan penyalahgunaan kekuasaan oleh oknum kepolisian. Tidak lama setelah lagu itu viral, data Novi tiba-tiba dihapus dari Dapodik (Data Pokok Pendidikan) pada 13 Februari 2025. Seolah skenario ini telah disusun rapi, band Sukatani pun kemudian dipanggil untuk meminta maaf pada 20 Februari 2025.

Banyak yang berspekulasi bahwa pemecatan Novi adalah bentuk tekanan terhadap band tersebut agar tidak lagi menyuarakan kritik melalui musik mereka. Ini semakin menguatkan dugaan adanya intervensi terhadap kebebasan berekspresi di dunia seni.

Baca juga : Indonesia: Nomor Satu dalam Agama, Nomor Buncit dalam Moral?

Baca juga : Dana Desa Dikunci! Otonomi Desa Terancam demi Makan Bergizi Gratis?

Baca juga : Anak Muda Berbondong-bondong ke Luar Negeri, Indonesia Krisis Harapan?

Protes dan Gelombang Dukungan

Tak butuh waktu lama, gelombang protes datang dari berbagai penjuru. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) melalui Ketua Umumnya, Fahmi Hatib, mengecam pemecatan ini dan mendesak pihak sekolah untuk segera memulihkan hak-hak Novi sebagai guru. Menurut Fahmi, tindakan ini jelas melanggar Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta beberapa regulasi lain yang menjamin perlindungan profesi guru.

“Kami menuntut agar nama Novi dikembalikan dalam Dapodik dan hak-haknya sebagai tenaga pendidik dipulihkan. Ini bukan hanya soal profesi, tetapi juga tentang hak konstitusional seorang warga negara untuk berekspresi dan berkarya,” tegas Fahmi dalam konferensi pers.

Tak hanya komunitas pendidikan, Amnesty International Indonesia juga ikut angkat bicara. Mereka menyoroti adanya indikasi pelanggaran hak asasi manusia dalam pemecatan ini. Menteri HAM Natalius Pigai bahkan langsung memerintahkan investigasi untuk memastikan bahwa Novi tidak mengalami intimidasi lebih lanjut.

“Kami tidak akan tinggal diam. Ini bukan hanya tentang satu individu, tetapi tentang prinsip dasar hak asasi manusia yang harus dijunjung tinggi oleh negara,” ujar Pigai dengan nada tegas.

Sukatani: Band yang Berani Melawan Arus

Sukatani bukanlah band biasa. Sejak awal kemunculannya di kancah musik punk Tanah Air, mereka dikenal sebagai kelompok musisi yang vokal dalam mengkritik kebijakan pemerintah dan berbagai ketidakadilan sosial. Lagu-lagu mereka sering kali menyuarakan suara rakyat kecil yang tertindas oleh sistem.

“Bayar, Bayar, Bayar” sendiri adalah salah satu lagu terbaru mereka yang berisi kritik tajam terhadap praktik pungutan liar yang kerap terjadi di jalanan. Liriknya menggambarkan betapa sulitnya rakyat menghadapi birokrasi yang korup, di mana uang menjadi alat utama untuk mendapatkan hak-hak dasar.

Namun, keberanian mereka ternyata harus dibayar mahal. Pemecatan Novi diyakini sebagai bagian dari konsekuensi atas keberanian band ini dalam bersuara. Meski demikian, Sukatani tetap teguh pada prinsip mereka. Dalam sebuah wawancara, salah satu personel band menyatakan bahwa mereka tidak akan berhenti menyuarakan kebenaran meskipun ada tekanan dari pihak mana pun.

“Kami lahir dari suara rakyat, dan kami akan terus bernyanyi untuk rakyat. Musik adalah senjata kami, dan kami tidak akan tunduk pada ketakutan!” ujar mereka.

Polisi di Bawah Sorotan Publik

Di tengah hiruk-pikuk kasus ini, sorotan publik juga mengarah pada kepolisian. Dugaan adanya intervensi terhadap pemecatan Novi semakin menguat ketika enam anggota Direktorat Reserse Siber Polda Jawa Tengah diperiksa oleh Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri. Hal ini membuktikan bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam cara penanganan kasus ini.

Juru Bicara Polda Jawa Tengah, Komisaris Besar Artanto, membenarkan adanya pemeriksaan terhadap anggotanya. Meski demikian, ia enggan memberikan komentar lebih lanjut terkait dugaan keterlibatan polisi dalam kasus ini.

“Kami masih melakukan investigasi lebih lanjut. Namun, kami pastikan bahwa setiap anggota yang melanggar kode etik akan ditindak tegas,” ujarnya singkat.

Pernyataan ini justru semakin memicu rasa penasaran publik. Jika memang tidak ada intervensi, mengapa ada pemeriksaan terhadap aparat? Apakah ini berarti memang ada tekanan yang dilakukan kepada Sukatani dan Novi? Pertanyaan-pertanyaan ini masih terus bergulir tanpa jawaban pasti.

Dampak dan Masa Depan Novi

Kasus ini telah membuka mata banyak orang tentang bagaimana kebebasan berekspresi masih menjadi isu sensitif di Indonesia. Tidak sedikit yang mengkhawatirkan bahwa kejadian serupa bisa menimpa musisi atau seniman lainnya yang berani mengkritik sistem.

Bagi Novi sendiri, masa depannya masih menjadi tanda tanya besar. Apakah ia akan kembali mengajar? Ataukah ia akan fokus dalam dunia musik bersama Sukatani? Dalam wawancara singkat, Novi mengaku tidak menyesali apa yang telah terjadi.

“Saya kehilangan pekerjaan, tapi saya masih punya suara. Saya masih bisa bernyanyi dan memperjuangkan apa yang saya yakini benar,” katanya dengan penuh semangat.

Kini, semua mata tertuju pada langkah selanjutnya dari pemerintah, kepolisian, dan pihak sekolah. Akankah keadilan ditegakkan? Ataukah kasus ini akan menguap begitu saja seperti banyak kasus lainnya? Satu hal yang pasti, perjuangan belum berakhir!

Pemecatan Novi Citra Indriyati bukan hanya soal kehilangan pekerjaan, tetapi juga menyangkut kebebasan berekspresi, perlindungan tenaga pendidik, dan keadilan sosial. Kasus ini telah mengungkap banyak hal, dari dugaan intervensi hingga lemahnya perlindungan terhadap mereka yang berani bersuara kritis.

Indonesia kini berada di persimpangan jalan. Apakah negara ini akan memilih untuk mendukung kebebasan berbicara, atau justru semakin membungkam suara-suara yang tidak sejalan dengan kekuasaan? Jawabannya ada di tangan kita semua.

Perjuangan masih panjang! Jangan biarkan keadilan terkubur begitu saja! #KembalikanNovi #KebebasanBerekspresi By Mukroni

Foto Suara.com

  • Berita Terkait :

Indonesia: Nomor Satu dalam Agama, Nomor Buncit dalam Moral?

Dana Desa Dikunci! Otonomi Desa Terancam demi Makan Bergizi Gratis?

Anak Muda Berbondong-bondong ke Luar Negeri, Indonesia Krisis Harapan?

Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Solusi Nutrisi dan Kebersamaan di Sekolah

Mangrove, Benteng Gaib Penahan Tsunami dan Penyelamat Umat Manusia

MANGROVE: POHON SAKTI PENJAGA BUMI DARI AMUKAN LAUTAN!

Mangrove: Pohon Ajaib yang Menyembuhkan Bumi dan Mengenyangkan Perut Manusia

Serai Wangi: Pahlawan Tak Terduga untuk Lingkungan yang Terluka!

Mangrove Indonesia: Lumbung Karbon Terbesar yang Menyelamatkan Planet!

Krisis Sputnik Baru: Deepseek Mengancam Hegemoni Teknologi Amerika

Laut Terkunci: Pagar Bambu yang Mengurung Masa Depan Nelayan

Isra Miraj: Langkah Kosmik Menuju Harmoni Multikultural

Retakan Tanah Mengintai: Perlombaan Melawan Waktu di Tengah Ancaman Longsor Pekalongan

Di Balik Obsesi Swasembada Pangan: Lingkungan dan Masyarakat yang Terlupakan

Makan Bergizi Gratis Ngebut! 82,9 Juta Pelajar Siap Disantuni di 2025!

Kemiskinan Menyusut, Tapi Jurang Kesenjangan Kian Menganga!

Jeritan Nelayan: Terjebak di Balik Tembok Laut, Rezeki Kian Terkikis

Menimbang Makna di Balik Perayaan Tahun Baru

Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang

Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam

Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur

JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot

76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza

Afrika Selatan Menuduh Israel Lakukan Genosida di Gaza di Hadapan Mahkamah Internasional, ini Alasan Adila Hassim

Kontroversi Nat Schwartz: Penyelidikan The New York Times tentang Kekerasan Seksual oleh Hamas dan Implikasinya

Pengarahan Jaksa ICC Karim AA Khan KC kepada Dewan Keamanan PBB mengenai Situasi di Libya: Laporan dan Peta Jalan Menuju Keadilan Berdasarkan Resolusi 1970 (2011)

Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill

Prof. Jeffrey Sachs: Kebijakan Luar Negeri AS Bertentangan dengan Kepentingan Rakyat dan Didasarkan pada Kebohongan Berkelanjutan

Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global

Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden

Thomas Piketty: Barat Harus Memberikan Sanksi kepada Israel Jika Benar-Benar Mendukung Solusi Dua Negara

Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza

Enam Sekutu Amerika Serikat  Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Paul Newman tentang Kebenaran dan Politik Luar Negeri Amerika: “Menciptakan Musuh untuk Membenarkan Perang”

Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”

Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza

Trinity College Cambridge Memutuskan Divestasi dari Perusahaan Senjata Setelah Terungkapnya Investasi Kontroversial

Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru

Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa

Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel

Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina

Munafik atau Ketidakadilan? Politisi Belgia Kritik Keputusan Kontes Lagu Eurovision terkait Israel dan Palestina

Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah

Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global

Jejak Sejarah Esau: Perjalanan di Pegunungan Bani Yas’in dari Bani Jawa dalam Kitab Tarikh Ibnu Khaldun

Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina

Tabassum Menerima Tepuk Tangan Meriah atas Pidato Perpisahan di USC: Perlawanannya Terhadap Genosida Disambut Hangat

Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza

Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time

Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan

Seruan Menteri Luar Negeri Afrika Selatan untuk Penangkapan ICC terhadap PM Israel Netanyahu: Kontroversi dan Implikasi Internasional

Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah

Greta Thunberg Aktivis Iklim Bergabung dalam Protes Ribuan Massa di Eurovision 2024 Malmo: Penolakan Partisipasi Israel dalam Kontes Lagu

Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi

Kontroversi Penyensoran di YouTube: Tuduhan Terhadap Penyensoran Lagu Pro-Palestina Macklemore, ‘Hind’s Hall’

Kontroversi dan Pertanyaan Etis: Investigasi Independen Terhadap Publikasi Artikel dalam New York Times

Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”

Persemakmuran Bahama Mengakui Palestina Sebagai Negara, Mengukuhkan Komitmen pada Hak Asasi Manusia dan Penentuan Nasib Sendiri

Persemakmuran Bahama Mengakui Palestina Sebagai Negara, Mengukuhkan Komitmen pada Hak Asasi Manusia dan Penentuan Nasib Sendiri

Sekretaris Jenderal PBB Memperingatkan Terhadap Invasi Israel di Rafah dan Potensi Bencana Kemanusiaan

Permintaan Pengacara Belanda kepada ICC untuk Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Pejabat Israel

Tujuan  Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah

Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka

Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi

Muslim Muhammadiyah Salurkan Donasi Rp 15 Miliar untuk Palestina: Upaya Mendukung Dalam Krisis dan Pemberdayaan Ekonomi

Proposal Gencatan Senjata Hamas Diterima Meski Israel Menolak, Pasukan Israel Lanjutkan Operasi Militer di Rafah

Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’

Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza

Israel Menutup Kantor Al Jazeera

UC Riverside dan Kelompok Pro-Palestina Mencapai Kesepakatan Damai: Akhir Perkemahan dengan Dialog Konstruktif

Ketegangan Meningkat dalam Perang Israel di Gaza: Tuduhan Netanyahu ‘Menyabotase’ Perundingan Gencatan Senjata

Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan

Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel

Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap

Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme

Dukungan Jeremy Corbyn terhadap Afrika Selatan dalam Kasus Genosida terhadap Israel: Pandangan dan Tanggapan Internasional

Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan

Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme

Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya

Kandidat Presiden dari Partai Hijau Ditangkap dalam Rapat Pro-Palestina: Kisah Kekerasan dan Solidaritas

Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza

Senator Bernie Sanders dan Anggota Partai Demokrat Mendorong Presiden Biden untuk Menghentikan Pengiriman Senjata ke Israel selama Konflik Gaza

Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan

Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang

Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina

Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika

Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan

Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah

Perdana Menteri Israel Kritik Protes Pro-Palestina di Kampus Amerika: Sebuah Sorotan Terhadap Kenaikan Antisemitisme

Pengaruh Skema Asli: Teori Kontroversial Profesor Santos tentang Lokasi Sebenarnya Yerusalem dalam ‘Atlantis: The Lost Continent Finally Found’

Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa

Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante

Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica

Mengungkap Misteri Taman Eden: Perjalanan dan Komentar Obadiah dari Bertinoro tentang Misnah dalam Perjalanannya ke Yerusalem

Tantangan Geografis dalam Interpretasi Klasik Kisah Eden: Targum Yerushalmi, Terjemahan Arab, dan Perspektif Nahmadines

Hubungan antara Midrash HaGadol dan Lokasi Eden serta Catatan Buku “Atlantis: The Lost Continent Finally Found” karya Prof. Arysio Santos

Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis

Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel

“Menyuarakan Kebenaran: Dialog Imaginer Rabbi Neturei Karta dengan Jurnalis Kowantaranews.com tentang Konflik Israel-Palestina”

Neturei KARTA” bukanlah nama kota-kota di Indonesia seperti JaKARTA, JogjaKARTA, SuraKARTA, PurwoKERTO, PurwaKARTA, MojoKERTO, KERTOsono, KERTAbesuki” dan lainnya tapi Sebuah Komunitas Yahudi Ortodoks yang Menentang Zionisme Israel

Bulan Ramadhan Tahun ini dan Seterusnya Azan Dikumandangkan 5 Kali Sehari di Salah Satu Kota Terbesar di Amerika Serikat, Kota Minneapolis Negara Bagian Minnesota

Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang

Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina

Ternyata ICJP Menyerukan Pemerintah Inggris untuk Merujuk Israel dan Perdana Menteri Netanyahu ke Pengadilan Kriminal Internasional untuk Kejahatan Perang di Palestina, Sebelum Jadwal Kunjungan Netanyahu 

Siapakah Alvin Bragg?  Jaksa Distrik Manhattan Setingkat Kejaksaan Negeri yang  Menuntut Donald Trump Presiden Amerika Serikat ke-45

Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”

TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK  “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”

Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan  Warisan Budaya Tradisi Uyghur

Selain Beberapa Organisasi Islam, Warga Amerika Serikat Juga  Meminta Pemerintah Indonesia Menolak Timnas Israel U-20

Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB

Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar  Terbang  Menemui  Erdogan

Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar

Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor  Bangunan Ditangkapi

Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya

Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB

Gawat !  Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China

Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia

Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan

Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair

Tegas !  Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina

Rame Dibahas di Medsos “Pegunungan Makkah Telah Ditutupi dengan Tanaman Hijau Setelah Hujan Baru-baru ini”

China  Sebagai Pembunuh Terbanyak  Dalam Sejarah Modern,  Karena Ketidakmampuan dan Kebodohan Pemerintah Komunis Cina,  Tulis Media Luar

Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu

Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat

Ternyata  Angelina Jolie  Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia

Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022

Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan

Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun

Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid

Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan

Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun

Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda

Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa

Ternyata Komunitas Muslim dan Masjid Terbesar di Benua Amerika Selatan Ada Di Negara  Juara Piala Dunia Qatar FIFA 2022 Argentina !

Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)

Mahasiswa Cambridge memecahkan masalah tata bahasa Sansekerta yang membingungkan para sarjana selama berabad-abad

Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *