• Jum. Jun 20th, 2025

KowantaraNews

Halal Gratis, Warteg Nge-Hits: Tanpa Drama, Cuma Solusi!

1.835 Spesies Burung: Indonesia, Konser Alam Terbesar di Dunia!

ByAdmin

Apr 23, 2025
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com – Langit Indonesia masih bergema dengan kicauan 1.835 spesies burung, menjadikan Nusantara sebagai panggung “konser alam” terbesar di dunia. Laporan Status Burung di Indonesia 2025 membawa nada optimisme bercampur tantangan: ada burung yang kembali menari di udara, tapi ada pula yang terancam kehilangan panggungnya. Dari hutan Jawa hingga rawa-rawa Kalimantan, kisah konservasi ini penuh warna—dari sorak kemenangan hingga peringatan untuk segera bertindak.

Nada Gembira: Burung yang Kembali Bersuara

Mari buka dengan irama ceria! Sebanyak 18 spesies burung berhasil “turun kasta” dari daftar keterancaman IUCN, menandakan populasi mereka mulai pulih. Ini seperti burung-burung ini mendapat tiket VIP untuk hidup lebih aman di alam liar. Dua penutur melodi utama adalah Pecuk-ular Asia (Anhinga melanogaster) dan Ibis Cucuk-Besi (Threskiornis melanocephalus), yang melompat dari status “Hampir Terancam” ke “Risiko Rendah”. Mereka kini bisa terbang dengan santai, seolah berkata, “Kami aman, dunia!”

Namun, bintang sejati adalah Poksai Kuda (Garrulax rufifrons), burung endemis Jawa yang dulu nyaris jadi mitos. Dari status “Kritis” yang bikin jantungan, kini mereka turun ke level “Genting” berkat penemuan populasi baru di 14 lokasi di Jawa. “Bayangkan, kami sedang survei, tiba-tiba dengar kicauan yang kami kira cuma ada di buku cerita!” ujar seorang peneliti Burung Indonesia, wajahnya sumringah. Keberhasilan ini adalah harmoni antara restorasi habitat, penegakan hukum anti-perburuan, dan kerja sama dengan masyarakat lokal. Jadi, kalau kamu mendengar kicauan merdu di hutan Jawa, itu mungkin Poksai Kuda yang sedang menggelar konser comeback!

Baca juga : Kartini Kekinian: Dari Jepara ke Luar Angkasa, Emansipasi Tetap Cetar!

Baca juga : Korlantas: Arus Balik Lebaran 2025 Diprediksi Terbagi dalam Beberapa Gelombang

Baca juga : TSUNAMI PHK DAN DEFLASI: GELOMBANG PEMUDIK LEBARAN 2025 MENYUSUT DRASTIS!

Nada Sedih: Sayap yang Terancam Patah

Namun, seperti lagu dengan nada minor, kabar buruk juga mengiringi. Dua belas spesies burung justru “naik pangkat” ke status keterancaman yang lebih serius. Mentok Rimba (Asarcornis scutulata) adalah salah satu yang paling memilukan, kini masuk daftar “Kritis”. Burung penyuka rawa ini kehilangan panggungnya karena konversi lahan basah jadi perkebunan, ditambah ancaman degradasi lingkungan dan perburuan. “Mentok Rimba ini seperti penyanyi opera yang kehilangan teaternya,” kata seorang aktivis dengan nada prihatin.

Tak hanya itu, delapan spesies burung pantai migran juga sedang kehilangan “rute tur” mereka. Reklamasi pesisir dan konversi lahan basah di Jalur Terbang Asia Timur-Australasia membuat mereka kehilangan tempat singgah. Bayangkan terbang ribuan kilometer hanya untuk menemukan “panggung” mereka sudah jadi kawasan industri! Ini bukan cuma soal burung, tapi juga tentang keseimbangan ekosistem global, karena burung migran adalah duta alam lintas benua.

Komposisi Alam: Data dan Fakta

Dengan 1.835 spesies, Indonesia adalah “festival musik” alam yang tak tertandingi. Sayangnya, jumlah ini turun satu spesies dari 2024 karena Kapinis Kecil (Apus affinis) resmi dianggap bukan penduduk asli Indonesia—mungkin mereka memilih jadi “turis burung” saja. Dari total ini, 85% adalah burung residen yang setia tinggal di Nusantara, sementara 15% adalah migran yang mampir melalui Jalur Terbang Asia Timur-Australasia. Yang bikin bangga, 542 spesies di antaranya adalah endemis—mereka adalah “penyanyi eksklusif” yang cuma tampil di panggung Indonesia, terutama di kawasan Wallacea seperti Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara.

Ancaman: Panggung yang Menciut

Sayangnya, konser alam ini terancam reda. Perburuan liar masih jadi penutup tirai bagi banyak spesies. Burung-burung seperti nuri, cenderawasih, atau jalak sering berakhir di kandang untuk perdagangan atau lomba kicau. “Mereka bukan cuma penyanyi, tapi juga penyerbuk, penyebar biji, dan pengendali hama. Kalau burung hilang, alam bakal sepi,” ujar seorang ekolog dari Burung Indonesia. Bayangkan kalau nggak ada burung yang nyebarin biji mangga—alam bakal jadi panggung tanpa penonton!

Hilangnya habitat juga jadi ancaman utama. Deforestasi di hutan dataran rendah dan pegunungan, terutama di Wallacea, mengancam ratusan spesies endemis. Hutan yang dulu megah kini sering jadi kebun sawit atau tambang. Ini seperti burung-burung kehilangan studio rekaman mereka, terpaksa “manggung” di pinggir jalan.

Harmoni Konservasi: Kolaborasi adalah Kunci

Tapi, Indonesia bukan cuma panggung untuk drama alam—kita juga punya orkestra konservasi yang luar biasa! Burung Indonesia, bersama IUCN dan BirdLife International, bekerja seperti konduktor yang memastikan setiap nada konservasi terdengar jelas. Mereka memantau status burung, merancang strategi, dan memastikan burung-burung ini tetap punya panggung.

Salah satu kisah sukses datang dari Taman Nasional Sebangau di Kalimantan Tengah, yang jadi bukti bahwa manusia dan alam bisa “duet” dengan apik. Ekosistem gambut di Sebangau, yang rusak sejak 1994 akibat kebakaran dan eksploitasi, kini mulai bernyanyi lagi. Berkat kolaborasi antara WWF, Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF), Borneo Nature Foundation (BNF), dan masyarakat lokal, kanal-kanal air direstorasi, gambut dibasahi, dan kebakaran dicegah. “Gambut ini seperti penutup lagu yang menyelamatkan—menyerap karbon, mencegah banjir, dan jadi panggung buat burung,” ujar seorang relawan. Hasilnya? Burung seperti Cekakak Sungai dan Bubut Besar kembali tampil, seolah menggelar konser “comeback” di rawa-rawa.

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, dalam kunjungannya ke Sebangau, menabuh genderang semangat. “Konservasi bukan cuma soal pemerintah. Masyarakat lokal adalah penyanyi utama dalam konser ini,” katanya sambil tersenyum ke warga desa. Program pemberdayaan masyarakat, seperti pelatihan ekowisata dan pertanian ramah lingkungan, kini diperluas untuk memastikan hutan tetap hijau dan burung tetap berkicau.

Final: Panggilan untuk Penonton

Laporan Status Burung 2025 bukan cuma daftar lagu tentang burung, tapi juga panggilan untuk kita semua jadi bagian dari konser alam ini. Konservasi berkelanjutan butuh tiga nada utama: perlindungan habitat, pemantauan ilmiah, dan partisipasi masyarakat. Tanpa harmoni ini, burung-burung kita mungkin cuma akan tampil di kandang atau, lebih buruk lagi, cuma jadi catatan di buku sejarah.

Apa yang bisa kita lakukan? Mulai dari hal kecil: dukung produk ramah lingkungan, tolak perdagangan burung liar, atau ikut kegiatan konservasi di daerahmu. Kalau kamu tinggal dekat hutan, dengarkan kicauan burung—itu seperti alam mengirimkan notifikasi, “Kami masih di sini, tapi butuh dukunganmu!” Dan kalau kamu cuma bisa main media sosial, share cerita tentang burung-burung ini. Siapa tahu, postinganmu jadi “lagu viral” yang bikin lebih banyak orang peduli.

Dengan 1.835 spesies, Indonesia adalah panggung konser alam terbesar di dunia. Mari pastikan burung-burung ini terus mengisi langit dengan kicauan, bukan cuma nyanyi di kandang. Karena, seperti kata pepatah, “Kalau burung bahagia, alam pun ikut menari!” By Mukroni

Foto Scientific American

  • Berita Terkait :

Kartini Kekinian: Dari Jepara ke Luar Angkasa, Emansipasi Tetap Cetar!

Korlantas: Arus Balik Lebaran 2025 Diprediksi Terbagi dalam Beberapa Gelombang

TSUNAMI PHK DAN DEFLASI: GELOMBANG PEMUDIK LEBARAN 2025 MENYUSUT DRASTIS!

Aktivitas Sesar Sagaing: Pemicu Utama Gempa 7,7 yang Guncang Myanmar dan Asia Tenggara

Tak Mampu Bayar Bus, Pemudik Banjiri Jalan dengan Motor: Tragedi Menanti di Balik Rindu Kampung Halaman ?

Sarjana Cumlaude Disandera PHK ? Indonesia Darurat Pengangguran Beredukasi ?

Baju Lebaran Gen Z: Dari Tangerang Hingga New York, Semua Terinspirasi!

BENCANA MEGA-DEFORESTASI: PUNCAK BOGOR JADI KUBURAN HUTAN, JAKARTA LUMPUH OLEH AIR MATA ALAM!

Dilema Besar! Pembangunan IKN atau Kesejahteraan Rakyat?

Retakan Tanah Mengintai: Perlombaan Melawan Waktu di Tengah Ancaman Longsor Pekalongan

Di Balik Obsesi Swasembada Pangan: Lingkungan dan Masyarakat yang Terlupakan

Makan Bergizi Gratis Ngebut! 82,9 Juta Pelajar Siap Disantuni di 2025!

Kemiskinan Menyusut, Tapi Jurang Kesenjangan Kian Menganga!

Jeritan Nelayan: Terjebak di Balik Tembok Laut, Rezeki Kian Terkikis

Menimbang Makna di Balik Perayaan Tahun Baru

Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang

Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam

Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur

JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot

76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza

Afrika Selatan Menuduh Israel Lakukan Genosida di Gaza di Hadapan Mahkamah Internasional, ini Alasan Adila Hassim

Kontroversi Nat Schwartz: Penyelidikan The New York Times tentang Kekerasan Seksual oleh Hamas dan Implikasinya

Pengarahan Jaksa ICC Karim AA Khan KC kepada Dewan Keamanan PBB mengenai Situasi di Libya: Laporan dan Peta Jalan Menuju Keadilan Berdasarkan Resolusi 1970 (2011)

Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill

Prof. Jeffrey Sachs: Kebijakan Luar Negeri AS Bertentangan dengan Kepentingan Rakyat dan Didasarkan pada Kebohongan Berkelanjutan

Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global

Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden

Thomas Piketty: Barat Harus Memberikan Sanksi kepada Israel Jika Benar-Benar Mendukung Solusi Dua Negara

Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza

Enam Sekutu Amerika Serikat  Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Paul Newman tentang Kebenaran dan Politik Luar Negeri Amerika: “Menciptakan Musuh untuk Membenarkan Perang”

Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”

Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza

Trinity College Cambridge Memutuskan Divestasi dari Perusahaan Senjata Setelah Terungkapnya Investasi Kontroversial

Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru

Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa

Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel

Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina

Munafik atau Ketidakadilan? Politisi Belgia Kritik Keputusan Kontes Lagu Eurovision terkait Israel dan Palestina

Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah

Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global

Jejak Sejarah Esau: Perjalanan di Pegunungan Bani Yas’in dari Bani Jawa dalam Kitab Tarikh Ibnu Khaldun

Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina

Tabassum Menerima Tepuk Tangan Meriah atas Pidato Perpisahan di USC: Perlawanannya Terhadap Genosida Disambut Hangat

Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza

Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time

Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan

Seruan Menteri Luar Negeri Afrika Selatan untuk Penangkapan ICC terhadap PM Israel Netanyahu: Kontroversi dan Implikasi Internasional

Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah

Greta Thunberg Aktivis Iklim Bergabung dalam Protes Ribuan Massa di Eurovision 2024 Malmo: Penolakan Partisipasi Israel dalam Kontes Lagu

Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi

Kontroversi Penyensoran di YouTube: Tuduhan Terhadap Penyensoran Lagu Pro-Palestina Macklemore, ‘Hind’s Hall’

Kontroversi dan Pertanyaan Etis: Investigasi Independen Terhadap Publikasi Artikel dalam New York Times

Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”

Persemakmuran Bahama Mengakui Palestina Sebagai Negara, Mengukuhkan Komitmen pada Hak Asasi Manusia dan Penentuan Nasib Sendiri

Persemakmuran Bahama Mengakui Palestina Sebagai Negara, Mengukuhkan Komitmen pada Hak Asasi Manusia dan Penentuan Nasib Sendiri

Sekretaris Jenderal PBB Memperingatkan Terhadap Invasi Israel di Rafah dan Potensi Bencana Kemanusiaan

Permintaan Pengacara Belanda kepada ICC untuk Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Pejabat Israel

Tujuan  Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah

Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka

Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi

Muslim Muhammadiyah Salurkan Donasi Rp 15 Miliar untuk Palestina: Upaya Mendukung Dalam Krisis dan Pemberdayaan Ekonomi

Proposal Gencatan Senjata Hamas Diterima Meski Israel Menolak, Pasukan Israel Lanjutkan Operasi Militer di Rafah

Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’

Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza

Israel Menutup Kantor Al Jazeera

UC Riverside dan Kelompok Pro-Palestina Mencapai Kesepakatan Damai: Akhir Perkemahan dengan Dialog Konstruktif

Ketegangan Meningkat dalam Perang Israel di Gaza: Tuduhan Netanyahu ‘Menyabotase’ Perundingan Gencatan Senjata

Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan

Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel

Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap

Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme

Dukungan Jeremy Corbyn terhadap Afrika Selatan dalam Kasus Genosida terhadap Israel: Pandangan dan Tanggapan Internasional

Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan

Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme

Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya

Kandidat Presiden dari Partai Hijau Ditangkap dalam Rapat Pro-Palestina: Kisah Kekerasan dan Solidaritas

Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza

Senator Bernie Sanders dan Anggota Partai Demokrat Mendorong Presiden Biden untuk Menghentikan Pengiriman Senjata ke Israel selama Konflik Gaza

Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan

Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang

Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina

Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika

Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan

Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah

Perdana Menteri Israel Kritik Protes Pro-Palestina di Kampus Amerika: Sebuah Sorotan Terhadap Kenaikan Antisemitisme

Pengaruh Skema Asli: Teori Kontroversial Profesor Santos tentang Lokasi Sebenarnya Yerusalem dalam ‘Atlantis: The Lost Continent Finally Found’

Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa

Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante

Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica

Mengungkap Misteri Taman Eden: Perjalanan dan Komentar Obadiah dari Bertinoro tentang Misnah dalam Perjalanannya ke Yerusalem

Tantangan Geografis dalam Interpretasi Klasik Kisah Eden: Targum Yerushalmi, Terjemahan Arab, dan Perspektif Nahmadines

Hubungan antara Midrash HaGadol dan Lokasi Eden serta Catatan Buku “Atlantis: The Lost Continent Finally Found” karya Prof. Arysio Santos

Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis

Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel

“Menyuarakan Kebenaran: Dialog Imaginer Rabbi Neturei Karta dengan Jurnalis Kowantaranews.com tentang Konflik Israel-Palestina”

Neturei KARTA” bukanlah nama kota-kota di Indonesia seperti JaKARTA, JogjaKARTA, SuraKARTA, PurwoKERTO, PurwaKARTA, MojoKERTO, KERTOsono, KERTAbesuki” dan lainnya tapi Sebuah Komunitas Yahudi Ortodoks yang Menentang Zionisme Israel

Bulan Ramadhan Tahun ini dan Seterusnya Azan Dikumandangkan 5 Kali Sehari di Salah Satu Kota Terbesar di Amerika Serikat, Kota Minneapolis Negara Bagian Minnesota

Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang

Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina

Ternyata ICJP Menyerukan Pemerintah Inggris untuk Merujuk Israel dan Perdana Menteri Netanyahu ke Pengadilan Kriminal Internasional untuk Kejahatan Perang di Palestina, Sebelum Jadwal Kunjungan Netanyahu 

Siapakah Alvin Bragg?  Jaksa Distrik Manhattan Setingkat Kejaksaan Negeri yang  Menuntut Donald Trump Presiden Amerika Serikat ke-45

Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”

TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK  “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”

Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan  Warisan Budaya Tradisi Uyghur

Selain Beberapa Organisasi Islam, Warga Amerika Serikat Juga  Meminta Pemerintah Indonesia Menolak Timnas Israel U-20

Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB

Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar  Terbang  Menemui  Erdogan

Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar

Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor  Bangunan Ditangkapi

Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya

Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB

Gawat !  Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China

Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia

Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan

Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair

Tegas !  Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina

Rame Dibahas di Medsos “Pegunungan Makkah Telah Ditutupi dengan Tanaman Hijau Setelah Hujan Baru-baru ini”

China  Sebagai Pembunuh Terbanyak  Dalam Sejarah Modern,  Karena Ketidakmampuan dan Kebodohan Pemerintah Komunis Cina,  Tulis Media Luar

Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu

Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat

Ternyata  Angelina Jolie  Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia

Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022

Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan

Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun

Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid

Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan

Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun

Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda

Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa

Ternyata Komunitas Muslim dan Masjid Terbesar di Benua Amerika Selatan Ada Di Negara  Juara Piala Dunia Qatar FIFA 2022 Argentina !

Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)

Mahasiswa Cambridge memecahkan masalah tata bahasa Sansekerta yang membingungkan para sarjana selama berabad-abad

Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *