Darurat Pengangguran Sarjana di Tengah PHK Massal
Jakarta, Kowantaranews.com -Gelar cumlaude yang dulu dibanggakan, kini tak lebih dari secarik kertas tak bermakna bagi Rina (27), sarjana teknik kimia Universitas Gadjah Mada. Sejak perusahaan farmasi tempatnya bekerja melakukan PHK massal pada Januari 2025, Rina menganggur selama tiga bulan. “Saya melamar ke 50 perusahaan, tapi hanya satu yang merespons. Sekarang, saya jadi kasir di minimarket,” katanya lirih.
Kisah Rina bukan sekadar cerita pilu individu. Ia adalah potret buram darurat pengangguran terdidik yang melanda Indonesia di awal 2025. Data Kementerian Ketenagakerjaan mencatat, 3.325 orang sudah kehilangan pekerjaan dalam dua bulan pertama tahun ini. Namun, menurut Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), angka sebenarnya jauh lebih mengerikan: 17.000 buruh terdampak PHK sepanjang Januari-Februari 2025. Yang mengkhawatirkan, korban PHK tak hanya buruh pabrik, tapi juga lulusan S1 dan diploma yang terpaksa “jual derajat” ke sektor informal.
“Ini darurat nasional. PHK massal menghancurkan masa depan generasi muda dan menggerogoti fondasi ekonomi Indonesia,” tegas Iwan Kusmawan, Ketua Serikat Pekerja Nasional.
Babak I: Gelombang PHK Menghantam Sektor Strategis
1. Manufaktur Ambruk, Sarjana Jadi Tumbal
Sektor manufaktur, yang selama ini menjadi tulang punggung penyerapan tenaga kerja, kini jadi episentrum PHK. PT Sritex Group, raksasa tekstil asal Solo, memecat 12.000 karyawan setelah dinyatakan pailit. Nasib serupa menimpa pabrik elektronik dan alat musik. Yamaha Music Manufacturing Indonesia, misalnya, harus mem-PHK 1.000 pekerja akibat penurunan permintaan global.
Yang mencengangkan, korban PHK tak hanya buruh kasar. Dinda (25), lulusan cumlaude manajemen Universitas Indonesia, harus merelakan posisi staf HRD di perusahaan tekstil ternama setelah perusahaannya mengurangi 30% karyawan. “Saya kira gelar cumlaude akan menjamin karier stabil. Nyatanya, PHK tak pandang ijazah,” ujarnya.
2. Pariwisata Terkapar: Hotel Tutup, Sarjana Jadi Sopir
Sektor pariwisata, yang mulai bangkit pascapandemi, kembali terpuruk akibat kebijakan penghematan anggaran pemerintah. Survei PHRI menunjukkan 83% hotel di 30 provinsi mengalami penurunan pendapatan drastis. “Permintaan dari instansi pemerintah turun 70%. Kami terpaksa PHK 50 karyawan, termasuk lulusan perhotelan berbakat,” keluh Agus, pemilik hotel di Jawa Tengah.
Banyak pekerja terdidik di sektor ini akhirnya banting setir. Andi (28), sarjana pariwisata yang di-PHK dari hotel bintang 4 di Bali, kini menjadi sopir taksi online. “Lebih baik kerja serabutan daripada menganggur. Tapi, rasa malu itu ada,” akunya.
3. Serbuan Impor: Pabrik Kelapa Riau Kolaps, 3.000 Pekerja Menganggur
Industri pengolahan kelapa di Riau, yang sempat menjadi kebanggaan nasional, kini sekarat. Dua pabrik besar di wilayah itu terpaksa tutup akibat kalah bersaing dengan produk impor murah. “Bahan baku lokal mahal, sementara produk impor dari Filipina membanjiri pasar. Kami tak sanggup bertahan,” ujar Direktur PT Kelapa Sejahtera, salah satu perusahaan yang merumahkan 1.500 karyawan.
Baca juga : Baju Lebaran Gen Z: Dari Tangerang Hingga New York, Semua Terinspirasi!
Baca juga : BENCANA MEGA-DEFORESTASI: PUNCAK BOGOR JADI KUBURAN HUTAN, JAKARTA LUMPUH OLEH AIR MATA ALAM!
Baca juga : Dilema Besar! Pembangunan IKN atau Kesejahteraan Rakyat?
Babak II: Akar Masalah: Dari Impor Hingga Daya Beli Nol
1. Impor Legal & Ilegal: Pembunuh Industri Domestik
Mohammad Faisal, Direktur Eksekutif CORE Indonesia, menyebut serbuan impor sebagai biang kerok PHK massal. “Setelah pandemi, industri domestik sudah lemah. Mereka harus berhadapan dengan gempuran produk impor legal dan ilegal yang lebih murah,” paparnya. Di sektor tekstil, misalnya, impor pakaian bekas (baju bekas) dari Singapura dan Malaysia membuat harga produk lokal anjlok 40%.
2. Daya Beli Masyarakat: Tabungan Menipis, Konsumsi Jatuh
Lesunya daya beli masyarakat memperparah situasi. Survei Bank Indonesia menunjukkan tabungan kelas menengah menyusut 25% sejak 2023 akibat inflasi bahan pokok dan kenaikan harga energi. “Masyarakat kini lebih memilih belanja kebutuhan primer. Produk elektronik, fashion, dan barang sekunder lainnya sepi peminat,” ujar Nailul Huda, ekonom Celios.
3. Efisiensi Anggaran Pemerintah: Pisau Bermata Dua
Kebijakan penghematan anggaran pemerintah, yang ditujukan untuk menekan defisit APBN, justru memukul sektor usaha. Di sektor konstruksi, proyek infrastruktur dipangkas 30%, menyebabkan PHK di 20 perusahaan kontraktor. “Kami kehilangan proyek senilai Rp 1,2 triliun. Terpaksa mengurangi 500 pekerja,” kata Direktur PT Bangun Jaya Abadi.
Babak III: Tragedi Generasi Muda: Cumlaude Jadi ART, Sarjana Jadi Sopir
1. Derita Pekerja Terdidik: Dari Kantor ke Sektor Informal
PT Kasih Ibu Sejati Mulia, perusahaan penyalur tenaga kerja di Jakarta, mencatat peningkatan 300% lamaran dari sarjana pengangguran sepanjang 2024-2025. “Banyak lulusan S1 melamar jadi ART, sopir, atau baby sitter. Kami bahkan menerima pelamar magister hukum untuk posisi office boy,” ungkap Manajer PT Kasih Ibu, Siti Nurhaliza.
Purnawati (42), lulusan D3 akuntansi yang kini bekerja sebagai pengasuh anak, adalah contoh nyata degradasi ini. “Dulu saya staf keuangan di perusahaan logistik. Setelah PHK, saya jadi babysitter. Hidup harus terus berjalan,” katanya dengan mata berkaca-kaca.
2. Tenaga Kerja Asing: Saingi Sarjana Lokal di Sektor Teknologi
Di sektor teknologi, PHK justru diikuti invasi tenaga kerja asing. Perusahaan startup di bidang IT lebih memilih merekrut programmer dari India dengan gaji 50% lebih murah. “Saya di-PHK karena perusahaan mengganti tim IT dengan outsourcing dari Bengaluru,” kisah Aditya (29), sarjana informatika cumlaude yang kini menganggur.
Babak IV: Dampak Ekonomi: Konsumsi Jatuh, Pertumbuhan Melambat
1. Daya Beli Rontok: Domino Effect PHK Massal
Yusuf Rendy Manilet, ekonom CORE Indonesia, memprediksi PHK massal akan memicu perlambatan ekonomi 0,5-1% pada kuartal I 2025. “Jika 17.000 keluarga kehilangan penghasilan, konsumsi domestik bisa anjlok. Sektor ritel, properti, dan otomotif akan terdampak paling parah,” tegasnya.
2. Beban BPJS Ketenagakerjaan: Dana Habis untuk Pengangguran
BPJS Ketenagakerjaan mencatat klaim jaminan PHK meningkat 200% pada Januari-Februari 2025. “Dana kami terkuras untuk membayar tunjangan pengangguran. Jika tren ini berlanjut, kami bisa bangkrut pada 2026,” kata Dirut BPJS Ketenagakerjaan, Anggoro Eko Priyo.
3. Ancaman Resesi: Krisis Multidimensi di Depan Mata
Teuku Riefky, peneliti LPEM FEB UI, mengingatkan bahwa PHK massal bisa menjadi pemicu resesi. “Pengangguran tinggi akan mengurangi penerimaan pajak, meningkatkan kemiskinan, dan memicu gejolak sosial. Pemerintah harus bertindak cepat,” tandasnya.
Darurat Nasional, Perlukah Negara Turun Tangan?
Di tengah kepanikan ini, seruan untuk pembentukan Satgas Penanganan PHK semakin kencang. Serikat buruh mendesak pemerintah membatasi impor, memberi insentif fiskal untuk UMKM, dan memperluas program pelatihan kerja.
Namun, bagi Rina, Dinda, dan ribuan korban PHK lainnya, solusi itu mungkin sudah terlambat. “Saya hanya ingin kerja lagi sesuai bidang saya. Tapi, apakah negara peduli?” tanya Rina, sarjana cumlaude yang nasibnya masih terkatung-katung.
Darurat pengangguran terdidik ini bukan sekadar angka statistik. Ia adalah luka kolektif yang, jika dibiarkan, akan membunuh masa depan Indonesia. By Mukroni
Foto Kowantaranews
- Berita Terkait :
Baju Lebaran Gen Z: Dari Tangerang Hingga New York, Semua Terinspirasi!
BENCANA MEGA-DEFORESTASI: PUNCAK BOGOR JADI KUBURAN HUTAN, JAKARTA LUMPUH OLEH AIR MATA ALAM!
Dilema Besar! Pembangunan IKN atau Kesejahteraan Rakyat?
Retakan Tanah Mengintai: Perlombaan Melawan Waktu di Tengah Ancaman Longsor Pekalongan
Di Balik Obsesi Swasembada Pangan: Lingkungan dan Masyarakat yang Terlupakan
Makan Bergizi Gratis Ngebut! 82,9 Juta Pelajar Siap Disantuni di 2025!
Kemiskinan Menyusut, Tapi Jurang Kesenjangan Kian Menganga!
Jeritan Nelayan: Terjebak di Balik Tembok Laut, Rezeki Kian Terkikis
Menimbang Makna di Balik Perayaan Tahun Baru
Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang
Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam
Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur
JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot
76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza
Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill
Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global
Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden
Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza
Enam Sekutu Amerika Serikat Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”
Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza
Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru
Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa
Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel
Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina
Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah
Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global
Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina
Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza
Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time
Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan
Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah
Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi
Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”
Tujuan Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah
Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka
Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi
Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’
Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza
Israel Menutup Kantor Al Jazeera
Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan
Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel
Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap
Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme
Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel
Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang
Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina
Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan Warisan Budaya Tradisi Uyghur
Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB
Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar Terbang Menemui Erdogan
Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar
Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor Bangunan Ditangkapi
Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya
Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB
Gawat ! Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari