• Rab. Des 10th, 2025

KowantaraNews

Kowantara News: Berita tajam, warteg jaya, UMKM tak terjajah!

Berulang, Kita Berkhianat: Gajah Membersihkan Puing Rumahnya Sendiri

ByAdmin

Des 10, 2025
Gajah Membersihkan Rumahnya Sendiri (Gambar IA Gemini)
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com – Di tengah lumpur yang masih setinggi lutut warga Desa Meunasah Bie, Kecamatan Meurah Dua, empat gajah Sumatera berjalan pelan sambil mengangkat batang pohon sepanjang enam meter dengan belalainya. Midok, Aziz, Abu, dan Nanik – nama-nama yang sudah tidak asing lagi bagi rakyat Aceh – kembali menjadi penyelamat saat alat berat tak kuasa menembus jalan sempit yang tertimbun longsor sejak akhir November lalu.

Keempat gajah ini bukan pendatang baru. Dua dekade silam, saat tsunami 2004 menghantam Banda Aceh dan sekitarnya, mereka yang masih remaja ikut mencari korban di bawah reruntuhan bersama pawangnya dari Pusat Latihan Gajah Saree. Kini, di usia paruh baya, mereka kembali turun ke medan bencana hidrometeorologi terparah tahun ini, kali ini membersihkan puing-puing yang ironisnya berasal dari habitat mereka sendiri.

“Ini sudah hari kelima gajah-gajah membantu kami. Tanpa mereka, jalan ke dusun sebelah masih tertutup total,” ujar Nurma (61), warga Meunasah Bie, sembari menatap Nanik yang dengan tenang menggeser gelondongan jati berdiameter hampir satu meter ke pinggir jalan.

Namun di balik decak kagum ribuan warga dan ratusan video viral di media sosial, terdapat ironi yang menusuk. Kayu-kayu besar yang kini diangkat gajah adalah pohon-pohon yang tumbuh di hutan lindung dan kawasan konservasi tempat mereka biasa mencari makan. Deforestasi masif untuk perkebunan sawit, pertambangan, dan pemukiman menjadi biang keladi banjir bandang serta longsor yang menewaskan sedikitnya 127 orang dan merusak 285 satuan pendidikan di Aceh hingga hari ini.

“Gajah bukan pengganti buldoser. Mereka sedang membersihkan puing rumahnya sendiri yang kita hancurkan,” tegas Ali Akbar, Koordinator Forum Konservasi Gajah Indonesia, Rabu (10/12). Menurutnya, populasi gajah Sumatera di Aceh kini tersisa kurang dari 500 ekor di alam liar, turun drastis dari 1.300 ekor pada tahun 2000.

Sementara itu, ratusan ribu siswa di 11 kabupaten/kota terdampak masih diliburkan hingga waktu yang belum ditentukan. Plt Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Murthalamuddin, mengakui banyak sekolah masih tertimbun lumpur setebal dua meter dan akses jalan terputus. “Keselamatan anak-anak adalah prioritas utama,” katanya.

Glühwein dan Labirin Kerajinan: Pasar Natal Berlin Tetap Hangat di Suhu 4°C

Kepala BKSDA Aceh Wilayah Sigli, Hadi Sofyan, menegaskan pengerahan gajah hanya bersifat darurat dan terbatas di medan yang benar-benar tak bisa dijangkau alat berat. “Risiko bagi gajah juga besar. Mereka bisa terpeleset atau terluka. Ini seharusnya jadi pengingat bahwa kita tidak boleh terus mengandalkan satwa liar untuk memperbaiki kesalahan manusia.”

Sore itu, saat matahari mulai tenggelam di ufuk Pidie Jaya, Midok mengangkat batang pohon terakhir hari itu. Belalainya yang kuat meletakkan kayu itu di tepi jurang, tepat di samping plang bertuliskan “Kawasan Lindung Hutan Raya Saree – Dilarang Membuka Lahan”. Tak ada yang bertepuk tangan kali ini. Hanya angin gunung yang berdesir, seolah alam sedang menghela napas panjang atas pengkhianatan yang berulang. By Mukroni

  • Berita Terkait

Glühwein dan Labirin Kerajinan: Pasar Natal Berlin Tetap Hangat di Suhu 4°C

Sumatra Barat Daya Krisis: Penjarahan Mulai Terjadi, Stok Pangan Tinggal Hitungan Hari

Sumatra Tenggelam: Tambang dan Sawit Ubah Siklon Jadi Pembantaian Massal

Korban Tewas Banjir Bandang Sumatera Capai 188 Orang, 167 Masih Hilang

182 Korban Tewas, Operasi Udara Besar-besaran TNI AU Terus Gempur 3 Provinsi Terdampak Banjir-Longsor

39 Tewas, Puluhan Hilang akibat Banjir Bandang dan Longsor di Aceh & Sumut

Aroma yang Membawa Pulang: Ketika Makanan Menyimpan Kenangan

Ketimpangan Wilayah: Bom Waktu Struktural yang Terabaikan di Balik Kemegahan Jabodetabek

Marsinah Resmi Jadi Pahlawan Nasional, Simbol Perjuangan Buruh Perempuan

Investor Global Serukan Penghentian Deforestasi 2030: Krisis Hutan Jadi Ancaman Finansia

MPR Dukung Transisi Energi Berkelanjutan: Awasi Dekarbonisasi 2060 dan Dorong Ekonomi Hijau

Gen Z Mengguncang Dunia: Dari Aktivisme Digital ke Revolusi Jalanan

Perempuan Muslimah Indonesia: Membangun Negeri dengan Pendidikan dan Nilai Kebangsaan

Perluasan Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Sasaran Baru, Anggaran Besar, dan Tantangan Tata Kelola

Ngepop Tanpa Mesiu: Ketika Musik dan Kaos Pink Mengguncang Kekuasaan

Dapur Makan Bergizi Gratis Ceger – Cipayung 001 Resmi Mendistribusikan Makanan Bergizi untuk Generasi Sehat

Lokasi Taman Eden dalam Tradisi Yahudi: Antara GeogrTerafi, Alegori, dan Mistisisme

Hutan Orang Rimba Jadi Kebun Sawit: Berondolan Dicuri, Pemerintah Sibuk Selfie ?

Buruh Bersuara, Monas Jadi Panggung Prabowo, Warteg Tetep Jadi Pelarian!

1.835 Spesies Burung: Indonesia, Konser Alam Terbesar di Dunia!

Kartini Kekinian: Dari Jepara ke Luar Angkasa, Emansipasi Tetap Cetar!

Korlantas: Arus Balik Lebaran 2025 Diprediksi Terbagi dalam Beberapa Gelombang 

TSUNAMI PHK DAN DEFLASI: GELOMBANG PEMUDIK LEBARAN 2025 MENYUSUT DRASTIS!

Aktivitas Sesar Sagaing: Pemicu Utama Gempa 7,7 yang Guncang Myanmar dan Asia Tenggara

Tak Mampu Bayar Bus, Pemudik Banjiri Jalan dengan Motor: Tragedi Menanti di Balik Rindu Kampung Halaman ?

Sarjana Cumlaude Disandera PHK ? Indonesia Darurat Pengangguran Beredukasi ?

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *