• Jum. Feb 14th, 2025

KowantaraNews

RINGKAS DAN TAJAM

Pemulihan Tidak Merata, Ketimpangan Semakin Tajam

ByAdmin

Des 12, 2023
Sharing is caring

Meski kemiskinan menurun, jurang antara yang kaya dan miskin semakin melebar akibat pemulihan laju konsumsi yang timpang pascapandemi. Kesenjangan tidak bisa diatasi hanya dengan mengandalkan bantuan sosial.

Jakarta, Kowantaranew.com — Meskipun tingkat kemiskinan menurun, ketimpangan ekonomi di Indonesia per Maret 2023 melebar dan mencatat rekor terburuk lima tahun terakhir. Potret tersebut menggambarkan laju pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19 yang belum merata dirasakan masyarakat sampai ke lapisan terbawah.

Kondisi itu tecermin dari data Profil Kemiskinan di Indonesia edisi Maret 2023 yang dirilis Badan Pusat Statistik pada Senin (17/7/2023). BPS mencatat, tingkat kemiskinan per Maret 2023 turun menjadi 9,36 persen dari total populasi Indonesia atau 25,9 juta orang.

Foto Suasana Rumah Transmigrasi di Desa Jalung, Pintu Rime Gayo, Bener Meriah, Aceh (Dok. Kowantaranews.com)

Angka itu lebih rendah dari angka kemiskinan per September 2022 yang tercatat 9,57 persen atau 26,36 juta orang serta data kemiskinan per Maret 2022 yang tercatat 9,54 persen atau 26,16 juta orang.

Penurunan tingkat kemiskinan itu juga semakin mendekati kondisi sebelum pandemi meski belum kembali pulih sepenuhnya. Pada September 2019, angka kemiskinan menyentuh level terendah dalam sejarah, yakni 9,22 persen atau 24,78 juta orang.

Namun, jurang antara yang kaya dan miskin justru semakin lebar. BPS mencatat, per Maret 2023, rasio gini naik ke level 0,388 dari sebelumnya 0,381 pada September 2022 dan 0,384 pada Maret 2022. Ketimpangan yang menajam itu terjadi di wilayah perkotaan, sementara di perdesaan tetap stagnan.

Sebagai catatan, rasio gini digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan pengeluaran masyarakat. Nilai rasio gini berkisar 0-1. Semakin tinggi nilai rasio gini, semakin tinggi ketimpangan di suatu wilayah.

Kondisi ketimpangan per Maret 2023 itu tercatat sebagai yang terburuk dalam lima tahun terakhir. Sebelumnya, pada Maret 2018, rasio gini menyentuh level 0,389, kemudian trennya menurun. Pada puncak pandemi, rasio gini meningkat, tetapi hanya menyentuh level tertinggi 0,385 pada September 2020.

Kendati kemiskinan menurun, jurang antara yang kaya dan miskin justru semakin lebar.

Konsumsi timpang
Sekretaris Utama BPS Atqo Mardiyanto menjelaskan, ketimpangan meningkat karena laju pengeluaran kelompok terkaya selama September 2022-Maret 2023 lebih tinggi dibandingkan kelompok masyarakat menengah dan bawah. Indonesia memang mengukur tingkat kemiskinan dan ketimpangan berdasarkan pengeluaran atau konsumsi bukan pendapatan.

Berdasarkan data BPS, sumbangan dari kelompok 20 persen terkaya terhadap total pengeluaran masyarakat meningkat sebesar 1,59 persen. Sementara, kontribusi dari kelompok 40 persen terbawah turun -1,10 persen dan sumbangan pengeluaran dari kelompok 40 persen menengah menurun -1,48 persen.

”Jadi, ’kue’ pertumbuhan pengeluaran yang dikuasai kelompok 20 persen teratas itu semakin besar, sementara 40 persen kelompok menengah dan bawah itu semakin kecil,” kata Atqo dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.

Naiknya tingkat ketimpangan terjadi di hampir seluruh wilayah. Satu-satunya wilayah yang mengalami penurunan tingkat ketimpangan selama periode September 2022-Maret 2023 adalah Maluku Papua yang menurun sebesar 0,012 poin.

Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Haryono mengatakan, salah satu faktor yang mendorong naiknya ketimpangan dalam pengeluaran itu adalah melejitnya konsumsi dari kelompok teratas setelah pandemi berlalu dan pembatasan mobilitas dicabut, seperti berwisata. Sementara pada periode yang sama, konsumsi kelompok menengah dan bawah stagnan, tidak banyak meningkat.

”Jadi itu salah satu penyebab yang mendorong ketimpangan pengeluaran semakin tajam. Ketimpangan bisa saja tidak terjadi jika konsumsi masyarakat menengah-bawah juga naik dan ’menyodok’ ke atas,” katanya.

Baca juga : ‘OPEC’ Kelapa Sawit Akan Terbentuk  Oleh Indonesia-Malaysia, Asa  Anwar Ibrahim

Baca juga : Menyambut Tahun Baru 2023, Pedagang Warteg Berharap : “Tidak Ada Lagi PPKM Jilid II”

Baca juga : Pedagang Warteg Tidak Jantungan Lagi, Pemerintah Resmi Sudah Terbitkan Harga Acuan Pangan

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics Indonesia Mohammad Faisal menilai, ketimpangan yang melebar itu menunjukkan pemulihan ekonomi belum merata dirasakan hingga ke lapisan terbawah.

Pendapatan masyarakat miskin dan rentan miskin di perkotaan menurun seiring dengan terjadinya gelombang pemutusan hubungan kerja di sektor padat karya yang terjadi mulai akhir tahun lalu sampai sekarang. Pendapatan yang turun itu otomatis turut menekan tingkat pengeluaran atau konsumsi kelompok tersebut.

”Ini berbeda dari kalangan atas. Spending mereka tidak berkurang karena pendapatannya sudah besar. Kalaupun pendapatan mereka berkurang pun, konsumsi mereka tetap jalan karena punya tabungan besar,” kata Faisal.

Akar masalah
Menurut dia, kesenjangan akan terus melebar selama akar masalah kemiskinan tidak teratasi. Kemiskinan tidak cukup hanya diatasi dengan bantuan sosial. Bansos dapat mengangkat kelompok masyarakat yang selama ini hidup di bawah garis kemiskinan ke atas, tetapi jarak mereka dengan garis kemiskinan masih dekat.

”Masyarakat rentan miskin dan hampir miskin terangkat sedikit ke atas berkat bansos, tetapi faktanya mereka masih hidup di sekitar garis kemiskinan. Tidak bisa dibilang sudah mampu. Itu sebabnya, kemiskinan kita bisa menurun, tetapi ketimpangan justru meningkat,” ujarnya.

Masyarakat rentan miskin dan hampir miskin terangkat sedikit ke atas berkat bansos, tetapi faktanya mereka masih hidup di sekitar garis kemiskinan.

Untuk itu, akar masalah kemiskinan perlu diatasi antara lain dengan meningkatkan akses masyarakat rentan terhadap lapangan kerja yang layak dan relevan dengan kondisi mereka, seperti di sektor padat karya. Investasi dan penciptaan lapangan kerja yang tinggi tetapi tidak selaras dengan kebutuhan masyarakat hanya akan memperburuk ketimpangan.

Selain itu, diperlukan perbaikan terhadap akses pendidikan, kesehatan, air bersih, listrik, dan kebutuhan dasar lainnya. ”Harapannya, kalau masyarakat pintar, sehat, dan bisa mengakses lapangan kerja yang cocok dengan mereka, mereka bisa mendapat penghidupan yang lebih layak,” kata Faisal.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam kesempatan terpisah mengatakan, pemerintah akan terus mendorong pemulihan ekonomi untuk menekan angka kemiskinan dan ketimpangan.

”Kita punya target bahwa kemiskinan ekstrem tahun 2024 turun mendekati nol persen. Tentu kualitas sumber daya manusia dan berbagai program akan kita dorong terus untuk mencapai target itu,” katanya. ***

Sumber kompas.id

Foto Dok. Kowantaranews

  • Berita Terkait

Keren !, Sejumlah Alumni UB Mendirikan Koperasi dan Warteg Sahabat di Kota Malang

Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online

Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani

Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu

Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi

Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya

Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan

Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.

Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang

KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat

Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?

Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka 

Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu

Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis

Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi

Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik

Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama

Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal

Kowartami  Resmikan  Warteg  Republik  Bahari Cabang Ke-4 Di Salemba Jakarta Pusat

Natal Di Jepang, Kentucky Fried Chicken (KFC) Salah Satu Makanan Favorit

Pedagang Warteg Semakin Sulit Harga Beras Naik

Yabie Cafe Tempat Bersantai Kekinian di Kranji Bekasi

Nongkrong Sambil Mencicip Surabi dengan Beragam Topping di Bandung

Gurihnya Coto Makassar Legendaris di Air Mancur Bogor, Yuk ke Sana

‘OPEC’ Kelapa Sawit Akan Terbentuk  Oleh Indonesia-Malaysia, Asa  Anwar Ibrahim

Menyambut Tahun Baru 2023, Pedagang Warteg Berharap : “Tidak Ada Lagi PPKM Jilid II”

Pedagang Warteg Tidak Jantungan Lagi, Pemerintah Resmi Sudah Terbitkan Harga Acuan Pangan

Ternyata Pengusaha Ini ! Yang Menggeser Orang Terkaya Di Indonesia

Antisipasi Harga Telur Naik Pemrov DKI Mensubsidi Rp 10 Ribu Per Kilogram

Resume Seminar Evaluasi Ekonomi Akhir Tahun di Universitas Paramadina

Apresiasi Presiden Jokowi ke  PT Bank Rakyat Indonesia-BRI Di  Usia Lebih Dari Satu Abad

‘Kiamat’ Uang Kertas Di Depan Mata, BI Berikan Penjelasan

BRI Sebut Bisnis UMKM Tetap Tumbuh di Tengah Kenaikan Inflasi

UMKM Binaan PLN Kebanjiran Order saat Gelaran KTT G20

PLN Raih Dua Penghargaan Atas Kontribusi di Bidang Kemanusiaan dan Penanganan Covid-19

Menaker Minta Kepala Daerah Tetapkan UMP 2023 Sesuai Permenaker 18 Tahun 2022

Opsi Impor Beras dari Bulog, Pengamat: Seharusnya Tidak Terjadi

BRI Berkolaborasi dengan Kemenkop UKM bawa UMKM Lokal Tampil di G-20

Kementerian ATR/BPN Komitmen Lindungi Aset Masyarakat dan Jaga Rasa Aman

Jaga Stabilitas Pangan, BULOG Pastikan Pasokan Beras Aman Enam Bulan ke Depan

Dukung Program Bersih-bersih BUMN Pegadaian Konsisten Ganyang Fraud

Bamsoet Apresiasi Gibran Rakabuming Menjadi Ketua Dewan Pembina IMI Jawa Tengah

Dukung Hilirisasi Mineral, PLN Siap Pasok Listrik 39 MVA ke Smelter Zinc Pertama di Indonesia

Laba BRI Terbang 106,14 Persen, Erick Thohir: Buah Transformasi Berkelanjutan

Presiden Jokowi Apresiasi Kerja Keras Seluruh Pihak, Angkat Jempol Untuk PLN

Hari Pertama Puncak KTT G20, PLN Pastikan Pasokan Listrik Aman

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *