• Kam. Des 25th, 2025

KowantaraNews

Kowantara News: Berita tajam, warteg jaya, UMKM tak terjajah!

Sambut Natal 2025, Gereja Serukan Pertobatan Ekologis dan Solidaritas untuk Korban Banjir

ByAdmin

Des 25, 2025
Ilustrasi Pertobatan Ekologis" sebagai Respons Terhadap Bencana Alam di Sumatera (Gambar Kowantaranews)
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com    — Gema lagu “Malam Kudus” pada perayaan Natal 2025 ini berpadu dengan duka mendalam yang berembus dari Pulau Andalas. Di tengah kerlip lampu gereja yang bersolek menyambut umat, bayang-bayang bencana hidrometeorologi yang menelan 1.129 korban jiwa di Sumatera menjadi peringatan keras bagi seluruh elemen bangsa. Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) sepakat mengangkat tema “Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga”, sebuah seruan teologis yang tahun ini meluas maknanya: menyelamatkan keluarga berarti juga menyelamatkan bumi sebagai satu-satunya rumah bersama.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa meski status di 12 kabupaten/kota terdampak mulai beralih ke masa transisi darurat, ratusan ribu warga masih harus menata hidup dari balik tenda pengungsian. Realitas kelam ini memantik kritik tajam dari Sekretaris Umum PGI, Pdt. Darwin Darmawan. Dalam pesan Natalnya, ia menyebut bencana ekologis tidak bisa dilepaskan dari “sifat tamak” manusia dan dominasi industri ekstraktif yang kerap abai terhadap keberlanjutan lingkungan.

Darwin menegaskan bahwa gereja menuntut penerapan standar responsible mining dan penghormatan terhadap hak masyarakat adat (Free, Prior and Informed Consent) agar alam tidak terus dieksploitasi demi keuntungan sesaat. “Manusia bukan pusat semesta yang boleh bertindak semena-mena, melainkan penatalayan yang wajib merawat keseimbangan ekologis,” tegasnya, menyerukan perlawanan terhadap teologi antroposentris yang merusak.

Seruan pertobatan ekologis ini disambut dengan aksi nyata oleh Gereja Katolik. Di Katedral Jakarta, Pastor Kepala Romo Hani Rudi Hartoko memastikan perayaan Natal tahun ini diwarnai solidaritas konkret. Kolekte dan donasi umat diarahkan langsung untuk membantu pemulihan korban banjir di Aceh dan Sumatera Utara. Mengacu pada ensiklik Laudato Si’, Kardinal Ignatius Suharyo mengajak umat menjadikan keluarga sebagai “oase kasih” yang tidak hanya merawat relasi antarmanusia, tetapi juga memulihkan alam yang terluka.

Perempuan Penopang Keluarga: Menjaga Keseimbangan Antara Hati dan Rezeki

Spirit pelestarian lingkungan ini mewujud secara visual di Surabaya. Halaman Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria dihiasi pohon Natal setinggi 15 meter yang disusun dari 2.000 botol dan galon plastik bekas hasil gotong royong umat. Instalasi ini menjadi kritik simbolis terhadap budaya sekali pakai sekaligus ajakan mendaur ulang sampah. Sementara itu, Universitas Kristen Petra Surabaya menghadirkan pohon Natal “Terang dari Timur” bertema Papua. Uniknya, ornamen batik pada pohon ini dirancang menggunakan teknologi Kecerdasan Buatan (AI) Generatif, menyimbolkan perjumpaan antara iman, teknologi, dan keberpihakan budaya pada wilayah timur Indonesia.

Natal 2025 akhirnya menjadi titik balik kesadaran bahwa kesalehan ritual tak lagi cukup. Di hadapan krisis iklim yang nyata dan ancaman disrupsi sosial, gereja mengajak umat untuk memeluk “spiritualitas bumi”—menjadikan setiap keluarga benteng pertahanan ekologis yang merawat kehidupan, dari ruang tamu yang hangat hingga hutan belantara yang lestari. By Mukroni

  • Berita Terkait

Perempuan Penopang Keluarga: Menjaga Keseimbangan Antara Hati dan Rezeki

Hilirisasi Rempah 2045: Ambisi Besar Indonesia atau Sekadar Tumpukan Dokumen?

Indonesia Luncurkan Peta Jalan Hilirisasi Rempah 2025-2045: Kembali Jadi Raja Rempah Dunia

Berulang, Kita Berkhianat: Gajah Membersihkan Puing Rumahnya Sendiri

Glühwein dan Labirin Kerajinan: Pasar Natal Berlin Tetap Hangat di Suhu 4°C

Sumatra Barat Daya Krisis: Penjarahan Mulai Terjadi, Stok Pangan Tinggal Hitungan Hari

Sumatra Tenggelam: Tambang dan Sawit Ubah Siklon Jadi Pembantaian Massal

Korban Tewas Banjir Bandang Sumatera Capai 188 Orang, 167 Masih Hilang

182 Korban Tewas, Operasi Udara Besar-besaran TNI AU Terus Gempur 3 Provinsi Terdampak Banjir-Longsor

39 Tewas, Puluhan Hilang akibat Banjir Bandang dan Longsor di Aceh & Sumut

Aroma yang Membawa Pulang: Ketika Makanan Menyimpan Kenangan

Ketimpangan Wilayah: Bom Waktu Struktural yang Terabaikan di Balik Kemegahan Jabodetabek

Marsinah Resmi Jadi Pahlawan Nasional, Simbol Perjuangan Buruh Perempuan

Investor Global Serukan Penghentian Deforestasi 2030: Krisis Hutan Jadi Ancaman Finansia

MPR Dukung Transisi Energi Berkelanjutan: Awasi Dekarbonisasi 2060 dan Dorong Ekonomi Hijau

Gen Z Mengguncang Dunia: Dari Aktivisme Digital ke Revolusi Jalanan

Perempuan Muslimah Indonesia: Membangun Negeri dengan Pendidikan dan Nilai Kebangsaan

Perluasan Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Sasaran Baru, Anggaran Besar, dan Tantangan Tata Kelola

Ngepop Tanpa Mesiu: Ketika Musik dan Kaos Pink Mengguncang Kekuasaan

Dapur Makan Bergizi Gratis Ceger – Cipayung 001 Resmi Mendistribusikan Makanan Bergizi untuk Generasi Sehat

Lokasi Taman Eden dalam Tradisi Yahudi: Antara GeogrTerafi, Alegori, dan Mistisisme

Hutan Orang Rimba Jadi Kebun Sawit: Berondolan Dicuri, Pemerintah Sibuk Selfie ?

Buruh Bersuara, Monas Jadi Panggung Prabowo, Warteg Tetep Jadi Pelarian!

1.835 Spesies Burung: Indonesia, Konser Alam Terbesar di Dunia!

Kartini Kekinian: Dari Jepara ke Luar Angkasa, Emansipasi Tetap Cetar!

Korlantas: Arus Balik Lebaran 2025 Diprediksi Terbagi dalam Beberapa Gelombang 

TSUNAMI PHK DAN DEFLASI: GELOMBANG PEMUDIK LEBARAN 2025 MENYUSUT DRASTIS!

Aktivitas Sesar Sagaing: Pemicu Utama Gempa 7,7 yang Guncang Myanmar dan Asia Tenggara

Tak Mampu Bayar Bus, Pemudik Banjiri Jalan dengan Motor: Tragedi Menanti di Balik Rindu Kampung Halaman ?

Sarjana Cumlaude Disandera PHK ? Indonesia Darurat Pengangguran Beredukasi ?

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *